(Bisa dibilang) Ini Cobaan

2.4K 124 3
                                    

Pukul 15.15. Waktu kuliahku telah usai. Masih bersama sahabat baruku, Aisyah. Kami berada di warung belakang kampus untuk membeli jus kesukaan kami berdua. Kampus dan rumahku memang berjarak lumayan dekat, jadi aku masih ada waktu beristirahat sebentar bersama Aisyah.
"Fa besok kamu jadi ke perpus kan?" tanya Aisyah sambil neminum jus jambu favoritnya.
"Iya insya allah" jawabku yang juga sambil meminum jus alpukat kesukaanku.
"Kalo gitu aku bareng ya? Aku juga mau nyari buku sastra" ucap Aisyah.
"Oke. Udah abisin dulu jusnya. Keburu kemaleman" aku menyuruh Aisyah segera menghabiskan jusnya mengingat hari sudah semakin malam.

"Syah tungguin aku dong!" aku membereskan barang-barang milikku dan berusaha menyusul langkah Aisyah. Aku sangat terburu-buru hingga akhirnya... Brak!!!
"Eh maaf ya aku nggak sengaja. Buru-buru soalnya" aku membereskan buku-buku milikku yang berserakan dengan dibantu oleh orang yang ku tabrak tadi.
"Iya. Gapapa Syahifa," jawabannya membuatku mengarahkan pandanganku ke wajahnya. Selama ini belum ada yang mengenalku selain Aisyah. Mengingat aku juga bukan mahasiswi yang populer di kampus ini. Maka dari itu aku sedikit bingung jika ada yang mengenalku selain Aisyah.
"Oh kamu..." ucapku.
"Iya ini aku. Kenapa kamu buru-buru?" tanya seseorang di depanku ini sambil memberikan buku-bukuku yang jatuh tadi.
"Mau ke perpus" jawabku sambil menerima buku yang ia berikan.
"Wah, kebetulan nih. Aku juga mau ke perpus, nyari referensi masalah hukum. Aku bareng kamu ya?" ia membuatku terkejut.
"Tapi aku udah sama Aisyah" jawabku pelan. Entah dia mendengarkannya atau tidak.
"Terus Aisyah nya mana? Nggak ada tuh" ternyata ia mendengarku. Perkataannya membuatku gugup. Apa yang harus aku katakan padanya, karena memang Aisyah sudah jauh meninggalkanku. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya diam sambil menunduk, melihat kerudungku yang terkena hembusan angin.
"Hm, yaudah deh ayo ke perpus" dengan terpaksa aku mengajaknya ke perpustakaan bersamaku.
"Assalamualaikum Farhan!"
"Eh itu Farhan. Terus cewek sampingnya siapa?"
"Subhanallah, Farhan ganteng banget ya"
Sepanjang perjalananku bersamanya, banyak sekali pujian-pujian yang dimaksudkan untuk Farhan. Terutama dari para kaum hawa. Aku heran, apa yang membuat Farhan begitu populer sehingga banyak sekali yang menyukainya. Padahal menurutku dia biasa saja. Sejak tadi aku memperhatikan bagaimana Farhan menanggapi para 'fans' nya itu. Ternyata ia juga pribadi yang ramah juga supel. Dia orangnya ramah, mangkanya banyak yang suka sama dia aku membatin dalam hati.

Sampailah, tempat di mana buku-buku di tata dengan rapi. Sunyi, namun menyenangkan.
"Kamu tega ya ninggalin aku sendirian tadi" aku menghampiri Aisyah yang tengah membaca buku di meja dekat jendela. Kemudian aku duduk di hadapannya.
"Hehe maaf fa, lagian kamu kelamaan. Udah selesai juga, masih aja baca-baca pelajaran yang tadi" ucap Aisyah. Aku hanya memutar bola mataku saat Aisyah menjelaskan alasannya meninggalkanku.
"Gara-gara kamu ninggalin aku, aku kesini jadi bareng sama Farhan" aku mengecilkan suaraku, takut orang lain mendengarnya. Masih dengan raut kekesalan.
"WHAT!!!" Aisyah berteriak. Kemudian ia menutup mulutnya. Beberapa orang kini melihat ke arahku dan Aisyah.
"Ssssttt! Kamu apaan sih" aku memukul pelan lengan Aisyah.
"Terus terus? Gimana? Farhan nya mana? Kalian ngapain aja? Terus Farhan ngomong apa sama kamu?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Aisyah membuatku memutar kembali bola mataku.
"Penting ya buat aku ceritain?" tanyaku dengan ekspresi flat.
"Iyalah. Penting banget" jawab Aisyah antusias. Aku memulai ceritaku.

***

Pagi ini, aku sedang berusaha memahami materi yang di jelaskan oleh dosenku di depan kelas. Iya hari ini aku mempunyai jadwal kuliah. Sama seperti Yusuf, aku mengambil fakultas pendidikan agama islam.
"Eh yan, kamu tau nggak?" Yusuf berbisik mendekati mejaku saat aku sedang berusaha memahami materi yang di sampaikan oleh dosen.
"Enggak udah ssssttt... Kamu diem!" aku menggertak Yusuf dengan suara berbisik. Takut kedengaran oleh dosen. Ku lihat sekilas ekspresi Yusuf sedikit kikuk.

Beberapa jam berlalu, kuliahku telah usai. Karena aku penasaran apa yang akan diomongkan oleh Yusuf tadi, jadi aku memutuskan mengajaknya ke kantin untuk sekedar membeli makanan.
"Eh, suf?" aku berbicara dengan ragu-ragu.
"Iya" Yusuf masih sibuk dengan memakan semangkuk soto yang ada di hadapannya.
"Kamu tadi mau ngomong apa?" aku memberanikan diri untuk bertanya. Karena jujur aku amat penasaran.
"Oh itu.." Yusuf menghentikan kegiatan mengunyah sotonya. Lalu mengusap mulutnya menggunakan tissue.
"Gini ya, kamu kan sekarang udah jadi wakil pengurus pondok pesantren..." Yusuf masih mengatur nafas karena soto yang ia makan terlalu pedas.
"Hm, terus?" tanyaku menyelidik.
"Jadi kamu punya banyak kesempatan dong buat ketemu Safira?" ucap Yusuf meminum teh hangat di sampingnya.
"Safira?" aku mengangkat sebelah alisku.
"Iya Safira. Anaknya Kyai Abdurrohman yang punya pondok pesantren kita itu" kata Yusuf.
Setelah hampir beberapa bulan aku nondok di sana, alhamdulillah aku dipercaya oleh Kyai Abdurrohman menjadi wakil pengurus pondok pesantren. Otomatis kegiatanku akan semakin padat, juga karena kuliahku.
"Terus kenapa kalo aku sering ketemu Safira? Aku aja nggak tau orangnya kayak gimana" jawabku.
"Haduh Abyan, kapan sih kamu pekanya? Safira itu... Aduh, subhanallah banget deh. Banyak banget loh santriwan yang lulus tahun kemarin yang mau ngelamar dia. Sayangnya sih nggak ada yang diterima. Mungkin Safira nungguin aku kali ya" kalimat terakhir Yusuf hampir saja membuatku menyemburkan teh hangat yang baru saja aku minum.
"Astaghfirullah pede akut dah" aku dan Yusuf terkekeh.
"Yaudah, yaudah. Kan besok kamu ada kegiatan musyawarah sama Pak Kyai juga kan. Semoga besok kamu liat tuh yang namanya Safira" Yusuf berbicara amat antusias.
"Kayanya aku bakalan B aja deh" ucapku sambil memainkan sendok yang ada di gelas teh hangat milikku.
"Kamu ngomong gitu karena kamu masih belom tau Safira. Coba kalo udah tau. Udah liat aja besok" Yusuf kini berdiri. Mengisyaratkan untuk mengajakku kembali ke pondok.

***

Assalamualaikum
Eaaa... 😅 Kira-kira Abyan tertarik nggak sama Safira? Tunggu aja ya 😂
Semoga terhibur ya. Tetap istiqomah 😊❤

Stay Istiqomah ❤|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang