"Syahifa, Syahifa. Bangun nak" samar-samar aku mendengar suara ibuku. Dan aku mulai membuka mataku secara perlahan.
"Alhamdulillah Syahifa sadar pak. Tolong ambilkan minum pak" aku masih setengah sadar, namun aku tahu bahwa ibuku sangat khawatir.
"Aku di mana bu?" ucapku dengan lemas.
"Kamu di mobil ayah sayang. Tadi kamu pingsan" tak lama kemudian ayahku memberi sebotol air mineral kepadaku.
"Ini bu minumnya" ayahku memberikan sebotol minuman yang dibawanya.
"Ayo nak diminum dulu" ibuku menyodorkan air minum tersebut. Aku meminum air itu perlahan.
"Apa yang terjadi bu?" tanyaku masih lemah.
"Udah kamu pulihkan dulu tubuh kamu nanti di rumah kita bahas ini" ucap ayahku.
"Baik yah". Ayahku berpindah posisi menuju tempat duduk pengemudi. Perjalanan kami lalui dengan lancar, meski sesekali mengalami kemacetan.
"Kamu tidur aja dulu nak. Sambil nunggu kita sampe rumah" ucap ibuku.
"Iya bu" aku bersandar di bahu ibuku dan perlahan memejamkan mataku."Syahifa, kita sudah sampai rumah nak" aku mendengar ucapan ibuku samar-samar. Aku berusaha terbangun dengan tubuh yang masih lemas.
"Ayo ayah sama ibu bantu kamu buat jalan" aku menuruni mobil dibantu oleh topangan tangan ayah dan ibuku. Kami memasuki rumah, dan duduk sejenak di sofa ruang tamu. Tanpa mengurangi rasa penasaranku, dengan penuh keberanian aku menanyakan pada ayah dan ibuku, mengapa aku bisa pingsan.
"Yah, bu. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tadi pingsan"
"Enggak Syahifa. Kondisi kamu masih lemah. Ayah yakin kamu ngga bisa mengambil keputusan saat ini" ucap ayahku dengan ibuku juga menganggukinya.
"Gapapa yah. Syahifa udah kuat kok"
Kulihat ayah dan ibuku saling pandang.
"Beneran kamu kuat nak? Takutnya nanti kamu pingsan lagi" Ucap ibuku cemas.
"Gapapa kok bu". Ayah dan ibuku sepertinya pasrah, dan hendak bicara padaku tentang apa yang telah terjadi.
"Begini, tadi pas selesai wisuda teman SMA kamu, namanya Abyan. Dia..." ucapan ayahku tampak menggantung.
"Dia kenapa yah?"
"Dia ingin kamu jadi pendamping hidupnya nak" ucapan ayahku membuatku memutar kembali ingatanku yang lalu. Dan aku ingat, aku masih tak percaya bahwa Abyan mengatakan itu. Ini seperti mimpi bagiku.
"Bagaimana keputusan kamu nak?" tanya ibuku.
"Syahifa akan tunggu dia bu"Tok... Tok... Tok...
"Assalamualaikum" pintu depan seperti ada yang mengetuk.
"Waalaikumsalam. Sebentar" ucapku sambil menuju pintu depan. Aku membuka pintu dan aku mendapati seseorang memakai jas yang rapi sekali.
"Kamu cari siapa?" tanyaku.
"Aku cari orang tua kamu"
"Silahkan masuk, bentar aku panggilin"
Aku menuju ruang keluarga untuk menemui ayah dan ibuku.
"Yah bu, Farhan ada di luar"
"Iya suruh dia masuk" ucap ayahku sembari bangkit dari tempat duduknya. Di ikuti oleh ibuku. Sesampainya ayah di ruang tamu, Farhan mencium tangan ayahku dan ibuku, dan aku duduk bersama mereka.
"Gimana kabarnya nak?" tanya ayahku basa-basi.
"Alhamdulillah pak, saya sekeluarga sehat"
"Alhamdulillah. Kalau boleh tau, tujuan kamu datang kesini untuk apa ya?" tanya ayahku to the point. Entah kenapa jantungku seperti berdetak lebih cepat dari biasanya. Kulihat sekilas, Farhan tampak memandangku. Kemudian ia tersenyum.
"Begini pak, bu. Kedatangan saya kesini hendak menjadikan anak bapak dan ibu sebagai pendamping hidup saya" ucap Farhan tegas dan lantang. Aku tak percaya, yang dikatakan Aisyah. Farhan ternyata menyukaiku. Sedikit terkejut saat aku mendengar ia mengatakan hal itu. Namun ibuku segera menenangkanku. Takutnya aku akan pingsan lagi.
"Hm, apa yang bisa membuat saya yakin bahwa kamu benar+benar mencintai anak saya?" tanya ayahku lebih tegas.
"Saya akan berusaha membahagiakannya, saya akan berusaha membimbingnya ke jalan kebaikan" ucap Farhan. Sama seperti yang dikatakan Abyan pada ayahku beberapa hari yang lalu. Semua mata tertuju padaku, aku hanya mampu tertunduk.
"Semua terserah Syahifa. Kami tak pernah memaksa atau melarang apa yang menjadi pilihannya." kata ayahku. Suasana kembali hening.
"Aku ingin sholat istikhoroh terlebih dahulu"***
"Kamu bilang gitu sama orang tua dia?" nada Yusuf seperti tak percaya. Dan hendak tersedak akibat mendengar dari ceritaku.
"Iya. Kenapa emang? Salah?" jawabku santai.
"Ya nggak salah juga sih. Tapi kamu berani loh yan" ucap Yusuf sambil memakan camilan yang di pegangnya.
"Ya kalo nggak gitu aku bakalan keduluan orang lain buat ngelamar dia suf" aku merebahkan diriku di atas kasur.
"Iya sih. Kamu bener juga" Yusuf membenarkan.
"Oh iya yan, katanya anaknya Pak Kyai Farhan itu loh. Udah ngelamar cewek loh" Yusuf menghentikan aktivitas makan camilannya.
"Ah yang bener kamu? Ceweknya siapa? Terus kamu sendiri kata siapa?" aku yang terkejut segera bangkit dan duduk sambil membenarkan posisi.
"Ah kamu biasa aja lah yan. Kaya yang di lamar Farhan temen SMA kamu itu aja. Berita itu udah nyebar tau, tapi aku nggak tau yang di lamar itu siapa dan diterima apa enggak nya. Soalnya beritanya agak nggak jelas gitu" Yusuf menjelaskan dengan panjang lebar. Aku terdiam dan berpikir, siapa gadis yang sudah di lamar oleh Farhan? Aku takut kalau gadis itu ternyata adalah Syahifa. Karena setauku, Farhan hanya dekat dengan Syahifa.
"Udah jan terlalu dipikirin. Kalo emang dia jodoh kamu, meskipun Farhan ngelamar dia, pasti ada aja jalan buat kamu bersatu sama dia" kini Yusuf mulai mengeluarkan kata-kata sok bijaknya. Namun sedikit banyak memang aku membenarkan apa yang dikatakan oleh Yusuf.
"Iya suf. Kamu bener banget. Udah ah aku istirahat dulu" aku membalikkan badan membelakangi Yusuf.
"Yah yah kebiasaan kamu mah, selalu aja aku ditinggal tidur, yaudah lah aku tidur juga. Lagian siang-siang juga mau ngapain" aku tak menghiraukan celotehan Yusuf. Aku masih beradu dengan pikiranku sendiri. Apakah Syahifa akan menungguku? Siapakah gadis yang di lamar oleh Farhan? Sederet pertanyaan masih jelas kian terlintas. Namun aku berusaha untuk tenang, dan mulai fokus pada wisuda pondok pesantrenku yang akan dilaksanakan minggu depan.***
Assalamualaikum
Maaf jarang update, soalnya tugas sekolah banyak bat 😌. Semoga masih pada setia nunggin kelanjutannya yah. Maaf nggk bisa rutin updatenya, tapi insya allah terus lanjut sampe selesai. Selamat membaca ya, tetap istiqomah ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Istiqomah ❤|✔
EspiritualPengharapan yang mengatasnamakan Allah SWT. Di mana suatu saat, doamu dan doanya akan disatukan dengan kehendak-Nya. #1 in Pasanganhalal (12-12-2018) #25 in Istiqomah (11-04-2024) #36 in Allah (05-06-2019) #38 in Istiqomah (06-06-2021) #45 in Kisah...