08 - Badmood

28 6 21
                                    

"Syha? Diem mulu dah daritadi." celetuk Nasya pada jam pelajaran ketiga.

"Lagi puasa omong." jawab gue seasal nya.

"Nah tuh lo omong" ucap Nasya sambil nunjuk-nunjuk muka gue. "Apa sih lo ah!" gue langsung menurunkan tangan Nasya.

"Sensi amat sih" tanya Nasya sambil menggoda. "Lo lagi pms ya?"

"Baru juga minggu kemaren gue selesai haid." jawab gue.

"Terus lo ngapa dah?" lagi-lagi Nasya nanya ke gue.

"Bukan urusan lo," ujar gue.

"Jujur ama gue, Syha!" bentak Nasya. "Jangan ada yang lo tutup-tutupin" ucap Nasya dengan nada kesal.

"Heh kalian berdua! Kenapa ribut-ribut? Kalian sudah gak mau belajar lagi? Silakan keluar!" sentak guru yang ada di depan.

"Saya bilang keluar!" tanpa nunggu lama gue dan Nasya langsung keluar dari dalam kelas, untuk menghindari omelan yang akan lebih berat diberikan didalam kelas.

Gue mendengus kesal, "Semua ini gara-gara lo!" Nasya langsung memutar badan gue. "Kenapa gue yang di salahin? Andai lo jawab pertanyaan gue, gue gak akan seperti tadi!"

Gue lebih memilih diam daripada harus ribut dengan Nasya.

"Syha" Nasya meraih tangan gue. "Gue minta maaf udah bersikap kaya tadi. Serius deh, gak akan gue ulangi lagi." jari telunjuk dan jari tengah Nasya terangkat ke atas.

"Iya gak apa-apa ko, Nas" gue meraih tangan Nasya yang terangkat ke atas. "Kita kan bestfriend. Susah senang harus sama-sama, iya kan?"

"Haha, iya Syha. Gue terharu kan jadi nya" ucap Nasya yang membersihkan air mata nya yang terus menerus keluar.

"Kamar mandi yuk! Kasian tuh ingus lo udah kemana-mana" goda gue.

"Syasyha!" kesal Nasya.

"Haha, bercanda Nas. Baperan banget dah," ujar gue.

"Ahh, ayo ke kamar mandi. Idung gue udah gatel nih gara-gara ingus yang tersumbat." ucap Nasya.

Gue bergidik geli. "Jorok ihh"

"Halah sok jorok-jorok! Lo juga sering" timpal Nasya.

Bukan nya menjawab balik celotehan Nasya, gue lebih memilih menyanyi. "Pernah jorok, tapi tak pernah sejorok Nasya."

"Sialan!" celetuk Nasya.

Gue dan Nasya beriringan jalan menuju kamar mandi. Sepanjang jalan gue gak pernah berhenti nyanyi. "Pernah jorok, tapi tak pernah sejorok Nasya."

"Syha, gue akui suara lo bagus. Tapi, kalau lo mau nyanyi sesuai lirik dong. Gue pengen denger lirik yang asli nya." ucap Nasya.

"Pernah sakit, tapi tak pernah sesakit ini. Karena pernah cinta, tapi tak pernah sedalam ini. Aku ingin semua cintamu hanya untukku. Karena ku tak rela, kau bagi untuk hati yang lain."

"Baper syhaa!" ucap Nasya dengan wajah yang baru di putusin.

"Baperan lo mah" jawab gue seenak jidat.

"Emang bener baper si. Eh btw gue minta lagu nya dong!" kata Nasya yang udah selesai membersihkan muka nya.

"Hp gue kan di tas, tas gue di kelas, otomatis Hp gue itu di kelas." jawab gue.

"Ribet banget si cuma omong Hp di kelas juga." kesal Nasya.

"Hehe, bentar lagi istirahat ya? Balik yuk ke kelas. Gue yakin guru itu udah keluar dari kelas." dengan percaya diri nya gue dan Nasya balik ke kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

↪OSIS × Story↩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang