Sorak kemenangan terdengar dari arah suporter SMA Kebangsaan yang lebih dari kata heboh. Tetapi tidak seheboh para suporter bola di stadion tentunya.
"YEAH....!!!" Pekik Agatha.
Ia berhasil memasukkan bola ke dalam ring sekaligus memimpin skor pertandingan yang artinya ia baru saja mengalahkan team lawan dengan lemparan there point nya.
"Good job, Tha!" Khanza memeluk Agatha dan mengungkapkan rasa bangganya.
Khanza Rizkia, adalah salah satu pemain basket terbaik SMA kebangsaan, sama seperti Agatha.
"Thanks kerja samanya, Za" kata Agatha sembari membalas pelukan Khanza.
Terlihat akrab bukan? Tetapi kenyataannya tidak seperti itu.
Mereka berdua adalah Queen SMA Kebangsaan sekaligus rival yang sering menjadi trending topic di sekolah dalam berbagai hal.
Bukan tanpa alasan, mereka memang sama-sama pantas untuk menjadi Queen dan.... menjadi rival. Sama-sama pintar, baik, santun, ramah, dan cantik pastinya.
Namun sifat mereka sangat berbanding terbalik. Agatha terlihat tomboy dan lebih asik tidak sering juga ia terkadang dingin. Sedangkan Khanza, oh jangan tanyakan lagi bagaimana dirinya, she like princess in the castle.
Sebenarnya Agatha tidak pernah menganggap Khanza sebagai rival nya, namun sifat Khanza selalu memancing jiwa kompetisi yang ada dalam dirinya.
Tetapi untuk kali ini, hari ini, dan di detik ini juga mereka berhasil membuat seluruh siswa terbelalak.
Tidak percaya dengan yang mereka lihat, yang benar saja mereka tidak terlihat seperti rival, tidak terlihat seperti biasanya.
Biasanya tatapan sadis, benci, meremehkan, horor dan seribu satu tatapan lainnya yang penuh dengan api yang berkobar berhasil membuat siapa pun mengerti bahwa mereka adalah the real rival.
Tetapi apa yang terjadi kali ini? Berpelukan. Senyum. Dan saling menyanjung. Yang benar saja?
Hei! Tentu saja mereka harus bekerja sama kali ini. Bukan tanpa alasan. Piagam dan penghargaan. Itulah yang mereka butuh kan.
Agatha sangat ingin sekali memperlihatkan prestasinya kepada seseorang yang sangat berharga baginya dan juga untuk melanjutkan studinya ke Madrid agar ia dapat tinggal bersama seseorang tersebut.
Sedangkan Khanza, ia hanya ingin membuktikan kepada mama nya bahwa ia bisa mewujudkan impiannya untuk mendapatkan beasiswa keluar negeri dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan menikmati kehidupan masa mudanya.
Bukan menjadi seorang gadis yang menikah di hari kelulusannya, lalu menjadi seorang istri yang hanya mengurus keluarga dan berbelanja. Itulah keinginan sang mama. Tidak! Khanza tidak ingin seperti itu
.
Maka dari itu untuk pertama kalinya Khanza memohon kepada Agatha untuk ikut dalam kompetisi basket ini. Dan dengan senang hati Agatha menerimanya.Dengan syarat tidak ada kata rival diantara mereka.
"Tha......!!"
"Agathaaa.....!!"
Teriak Monic dengan suaranya yang begitu menggelegar bahkan seluruh manusia yang berada di lapangan menoleh ke arahnya pada saat itu juga.
Monic tetap saja menjadi Monic, tidak perduli jika ia menjadi pusat perhatian. "Tha, nyokap lo dateng, tha!"
Mata Agatha membulat dan langsung berusaha menerobos para manusia yang mengerumuninya sambil membawa tropi kemenangannya yang ia rebut dari tangan Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Back
Teen Fiction#39 schoollove [17 juni 2018] #15 schoollove [25 juni 2018] #42 schoollove [2 juli 2018] #38 schoollove [6 juli 2018] #12 schoollove [13 Agustus 2018] Agatha Artamevia adalah seorang gadis yang belum pernah jatuh hati, dan tabu akan 'pacaran'. Terse...