Prolog

45 3 3
                                    


Sore ini hujan mulai turun. Angin berhembus kencang, menggoyahkan pepohonan di kiri dan kanan dimana gadis itu berada. Dia sama sekali tak takut jika tiba-tiba terjadi suatu hal buruk akan menimpanya.

Pikirannya kacau. Tak lagi ada senyuman yang menghiasi bibir merah mudanya. Sekarang hanya air mata yang bicara. Tak ada isakan. Hanya helaan nafas kasar yang terdengar.

Berusaha sebaik mungkin mengatur sesak yang bersarang dalam dadanya. Hujan mulai turun membasahi bumi. Kini air matanya bercampur menjadi satu dengan air hujan, biarlah...

Karna Dia suka hujan. Karna hujan menyampaikan banyak pesan. Selama ini dia juga belajar banyak dari hujan. Dimana hujan siap untuk berkali-kali jatuh ke-bumi tanpa ragu. Karna dia percaya setelah hujan pasti ada pelangi.

Begitu pula dirinya. Ia siap bahkan rela jika ia harus berkali-kali jatuh demi melihat senyumannya. Hanya sebatas senyuman yang mampu membuat darahnya berdesir hebat.

Namun itu dulu. Sebelum akhirnya dia tau bahwa selama ini dia hanya sibuk mengorek luka. Dia pikir hal ini bahagia. Namun nyatanya tidak. Hanya luka yang ia dapatkan. Bukan lagi kebahagiaan.  Karna yang terluka adalah hati, bukan logika.

Gadis itu beranjak dari duduknya. Ia berjalan menuju rumah pohon yang berada tak jauh dari sana. Satu persatu tangga mulai ia panjat agar dia bisa sampai ke atas.

Di dalam sana hanya ada selimut dan bantal kecil beserta foto-foto yang tergantung rapi. Tangannya mulai bergerak mengambil buku dairy berwarna pink dan mulai menuliskan sesuatu.

'Inilah aku. Gadis ingusan yang berusaha memaknai dan mencari apa itu arti sebuah cinta. Aku yang selalu mendapatkan luka bukan bahagia dalam hidup

Mengharapkan seseorang yang dapat mengobati luka ku. Atas apa yang dia lakukan kepadaku. Perlahan tapi pasti. Luka ini mulai terobati. Dengan kehadirannya, aku mulai mersakan getaran hebat itu lagi.

Untuk sahabatku terimakasih. Setidaknya hadirmu kembali memberi warna dalam hidupku. Meski rasanya aku masih ragu. Tapi ku harap kau tau, aku menyayangimu'

-Syela Arvelo-


"Tuhan, beri aku satu alasan. Mengapa aku harus bertahan" lirihnya

Air matanya kembali menetes. Rasanya sesak sekali mengingat masalah yang ia hadapi begitu rumit. Dimana ia harus bertahan atau pergi. Ia ingin pergi, tapi ada secercik rasa dimana ia ingin kembali. Tapi bagaimana dengan lukanya? Akan kah ia sanggup untuk menghadapinya? Ntahlah, hanya Tuhan yang tau bagaimana akhirnya nanti. 

Gadis itu meletakkan bukunya tepat di sebelahnya. Ia mencoba kembali dalam keadaan yang baik-baik saja. Meski sulit, tapi ia harus bisa, ia masih kuat untuk menghadapi semuanya. Lelah, satu kata yang menggambarkan kondisinya sekarang. Lama ia terdiam, hingga tak lama kemudian ia terlelap dalam tidurnya.

Gadis itu bernama Syela Arvelo. Gadis cantik dan manis berkulit sawo matang yang memiliki daya tarik tersendiri lewat tingkah laku dan sifatnya. Dulu dia adalah seorang badgirl. Dan mulai merubah sifatnya setelah ia masuk di sekolah elite ternama yaitu SMA Jaya Kusuma. Memiliki keluarga yang serba kecukupan tidak membuat dirinya menjadi sombong.

Gadis yang berusaha menyimpan semua lukanya sendiri. Menangis dalam gelapnya malam. Menggantinya dengan senyuman dikala fajar menyambut. Gadis yang selalu menjunjung tinggi prinsipnya yaitu 'A reason' sebelum bertindak. Dan alasannya sekarang adalah karna sebuah kata yang disebut dengan cinta.

———

a/n : prolognya selesai. Gatau nyambung nggak sih. Semoga aja kalian suka:) makasih udah mau baca.

Salam dari penulis amatir. Praditaan

 A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang