Third - Mencoba

10 3 0
                                    

Mencoba untuk meng-ikhlaskanmu adalah ketidak mungkinan dalam diriku. Tapi maaf, sayangnya itu dulu.

———

Tampaknya matahari ingin menenggelamkan dirinya di ufuk sebelah barat. Semilir angin membawa rambut hitamnya berterbangan kesana kemari.

Ia menghirup nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Moment yang paling ia suka adalah saat ini. Saat dirinya dapat melihat senja yang begitu indah.

Setelah pulang dari taman tadi. Dia memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Sebenarnya dia sudah dilarang oleh kedua sepupunya itu. Tapi keinginan dan egonya lebih besar kali ini.

Saat dia sedang bersenandung kecil mengikuti alunan lagu tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara klakson yang memekik telinganya. Awalnya ia mengira hal itu hanya iseng. Tapi lama-lama suara klakson tersebut malah menjadi jadi.

Ia menoleh ke belakang. Ia mengamati mobil sport berwarna merah yang ada di hadapannya. Sepertinya mobil itu tidak asing. Tapi siapa? Pikirnya.

Saat pintu terbuka ternyata yang keluar adalah manusia sialan yang ia berusaha ia benci sekarang. Dengan wajah tak berdosanya dia tersenyum saat melihatnya.

"Mau nebeng?" Ajaknya

"Gak usah. Makasih"

"Syel?"

Yang dipanggil pun menoleh. Sejenak perasaan itu muncul kembali. Ada rasa ingin kembali padanya. Tapi apalah daya hatinya sudah terluka terlalu dalam sekarang.

"Please! Sekali aja ya?"

"Lo gak capek ganggu gue Di?" Tanya Syela

Ferdian pun menggeleng mantap "Gue ga tega liat lo jalan sendiri di sini, Syel!"

Ferdian akhirnya menarik tangan Syela agar Syela mau ikut bersamanya. Syela hanya diam mengikuti langkah Ferdian yang membawanya untuk masuk ke dalam mobil.

Syela hanya diam, pandangannya terfokus pada obyek yang ada di depannya. Rasanya sesak sekali saat ia harus berada di sampingnya. Tapi Syela mencoba untuk tetap tegar, seakan tak terjadi apa-apa dalam dirinya.

"Lain kali jangan jalan sendirian. Gue gamau sampai terjadi apa-apa sama lo!"

"Emang lo siapa-nya gue?"

"Gue sayang sama lo Syel"

"Mudah banget lo bilang kaya gitu? Lo ga capek? Gue aja capek dengernya" Syela memutar bola matanya malas.

Ferdian diam, kembali menjalankan mobilnya. Tak ada percakapan lagi diantara mereka. Sunyi sekali. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Ferdian yang berusaha fokus untuk menyetir dan Syela yang sibuk memandangi jalanan lewat kaca mobil.

'Mungkin bagi lo kata-kata tadi ga ada artinya sama sekali. Tapi bagi gue? Sakit Di' -batin Syela tersenyum getir.

———

"Makasih Di. Ga mau mampir?" Tawar Syela

"Nggak usah Syel. Makasih juga"

Syela mengernyit bingung "buat?"

"Karna lo masih mau deketan sama gue"

Syela tersenyum. "Iya gimanapun juga kita pernah deket lo kak"

"Jangan panggil gue gitu"

"Yaudah iya. Daa" Syela melambaikan tangannya kearah Ferdian.

Kemudian mobil Ferdian kembali melaju ke arah yang berbeda. Rasanya sungguh miris. Melihat orang yang kita cintai tak pernah merasakan apa yang kita rasakan.

Syela tersenyum getir dan bergerak membuka gerbang menuju ke dalam rumahnya. Syela heran, kemana perginya mobil-mobil yang terparkir dalam bagasi rumahnya. Apakah semuanya di masukkan dalam bengkel? Ah, rasanya tidak mungkin.

"BI SURTI? YUHUU..?" Syela berteriak keras saat dirinya berada dalam rumah.

"Bi? Dimana? Aku capek, tolong bawain makanan diatas yaa??"

"Iya non"

Setelah mendapat jawaban dari bi Surti, Syela segera berlari menaiki anak tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Syela membanting pintu dengan kasar dan melemparkan tasnya asal. Dia memutuskan untuk bersih-bersih diri di kamar mandi lalu bersantai.

Ceklekk...

Syela keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Syela tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada bi Surti yang dibalas anggukan olehnya.

Syela beralih membuka ponselnya. Notif pertama yang muncul adalah notif dari sahabatnya. Syela tersenyum karna setidaknya ia masih mempunyai sahabat yang kapanpun dapat menjadi tempat keluh kesahnya.

Line

Mood❤ : Kemana aja lo?

Mood❤ : Yee, malah off ni bocah-_

Mood❤ : Heh, Syela? Lala lili lulu??

Mood❤ : Tidurya?

SyelaA : Haii:)

SyelaA : Ada urusan sebentar tadi, sorry😅

SyelaA : Gantian off nih?

Mood❤ : Gak kok. Gue lagi ngerjain tugas:(

SyelaA : Wahh, pintar sekali kamu:v

Mood❤ : Gak tuh. B aja

SyelaA : Udah ya? Gue capek. Mau sleep-,

Mood❤ : Iya, Night 

SyelaA : Too

Syela menutup room chatnya. Kemudian beralih membuka grup yang lain. Tidak begitu penting, hanya berisi obrolan gaje dari para jomblo-jomblo amatir. Eh?

Syela meletakkan ponselnya diatas nakas. Hari ini sungguh lelah sekali. Capek hati capek pikiran. Perihal tugas? Itu bisa diselesaikan besok. Tapi hati? Cukup dia tak mau menangis lagi. Dia sudah lelah. Biarkan waktu yang menentukan semuanya.

"Gue mencoba untuk bertahan. Bertahan untuk tidak lagi mengharapkanmu. Mencoba untuk menghilangkan rasa dalam benakku. Ku harap ini yang terbaik untuk ku dan-- untukmu"

———

a/n : gimana ceritanya? Bagus nggak? Hehehehe:v semoga suka ya. Jangan bosan bosan buat ngikutin terus kisahnya. Vote and comment jangan lupa💕

 A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang