Second - Thank you boy

20 2 0
                                        

Jika kalian ingin mendapatkan cinta maka carilah sahabat.

———

Syela jalan dengan terburu-buru di koridor. Kedua tangannya sibuk menata beberapa lembar kertas yang tidak beraturan. Sesekali ia memperhatikan jalannya dan setelah itu kembali lagi menatap kertas-kertas itu.

BRUUKKK...

Syela meringis di dalam hatinya. Ia meruntuki siapapun orang yang ada di depannya. Tanpa pikir panjang, Syela langsung mengambil beberapa kertas yang berserakan di lantai.

''Ni orang buta ya? Liat ga sih kalo ada yang lagi kesusahan. Ck! Dasar" gerutunya

"Mau gue bantu?"

Degg

Suara itu? Orang itu? Bukankah itu dia? Tubuh Syela menegang seketika. Tangannya berasa kaku untuk melanjutkan mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan tadi. Lidahnya kelu untuk membalas pertanyaannya. Bukannya tak berdaya, tapi memang ia sangat membenci orang itu.

"Ck! Malah diem. Gue tinggal nih" katanya lagi.

Syela tersadar dari lamunannya. Dengan cepat, tangannya kembali memunguti kertas tersebut tanpa memperdulikan tawaran yang dia ajukan. Hingga satu pergerakannya terhenti karna tangan kanannya tak sengaja memegang tangan-- dia.

"Kenapa sih lo selalu gitu sama gue?"

"Trus harus gimana?" Jawab Syela

"Setidaknya lo mau lihat gue kek. Siapa tau lo sayang sama gue" dia menyeringai jahil menatap Syela.

Syela membalasa tatapannya dengan tajam. -Siapa tau dia bilang? Dasar gatau diri! Udah ngegantungin gue seenak jidat. Dia pikir gue gak sakit apa? Bego!- umpatnya dalam hati.

"Apa?" Tanyanya

"Maaf ya tuan Ferdian Alditama. Buat apa gue sayang sama lo? Bikin hati gue tambah sakit tau gak?!"

Jleb

-kok ngena banget sih?- runtuknya dalam hati.

"Permisi!"

Syela pergi meninggalkan Ferdian tanpa menoleh sedikit pun. Ada rasa mengganjal dalam hatinya. Sedikit saja, melihatnya berperilaku ketus seperti itu rasanya...

"Alah bodo" Ferdian kembali melanjutkan langkahnya menyusuri koridor dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya.

———

Sesampainya di ruang osis, Syela langsung masuk tanpa mengucapkan permisi. Toh disana juga hanya ada ketos dan waketos disini. Syela menaruh kertasnya asal di meja. Membuat mereka berdua mengernyit bingung.

"Kenapa gitu?" Tanya salah seorang laki-laki bermata hazel.

"Gak" jawab Syela

"Yaelah ni bocah? Dasar moody!" Cibir laki-laki yang berada di sebelah Syela yang .

"Trus gue harus gimana sepupu sepupuku yang ganteng se- SMA Jaya Kusuma?" Syela memutar bola matanya malas.

Berbeda dari Syela kedua laki-laki tersebut menanggapinya dengan tersenyum tipis. Mereka tau, jika Syela seperti ini pasti dia habis bertemu atau melihat sesuatu yang membuat moodnya rusak. Salah satunya bertemu seorang Ferdian.

"Kita tau mood lo rusak. Tapi jangan sampek lo lampiasin ke semua orang yang ada di dekat lo. Kendalikan emosi lo, sayang"

Sayang?  Wajar saja mereka berdua selalu memanggilnya seperti itu karna mereka menganggap Syela adalah sepupu sekaligus adik mereka. Meski mereka terpaut usia setahun lebih tua dari pada Syela, tapi tetaplah rasa untuk menjadikan Syela seorang adik adalah tujuan mereka. Syela tak masalah, karna dia tau mereka hanya sebatas kakak sekaligus sahabat yang mau melindungi dan menemaninya setiap waktu.

"Bolos kuy?" Ajak mereka berdua

"Lo gila? Herga, Putra kalian itu ketos dan waketos. Cukup smp aja kalian jadi badboy sekarang jangan" dumel Syela

"Trus lo bukan badgirl gitu? Ayolah, lo gak bakalan dihukum oke?" Rajuk Herga

"Gue--" Syela menggantungkan ucapannya.

"-- oke siapa takut" Syela tersenyum penuh arti kepada mereka berdua.

Herga dan Putra tersenyum penuh kemenangan. Tak apalah sifat bad mereka kambuh. Yang penting masih di dalam batas wajar kok.

"Yaudah ayo ogeb" Syela tertawa renyah sambil menarik tangan Herga dan Putra.

Dia bersyukur memiliki sepupu seperti mereka. Gak ada yang namanya jaim-jaiman karna disini yang ada hanyalah blak-blakan satu sama lain.

-gue sayang kalian- batin Syela

———


Sesampainya mereka di taman belakang sekolah. Mereka langsung terduduk lelah di rerumputan hijau disini. Tak jauh dari sini, ada taman kota. Mereka ingin menghabiskan waktunya di sana sambil meingkmati angin menjelang sore.

"Huh huh... fyuh.. Kok capek sih?"

"Lo lama ga ngelakuin ini sih. Jadi ya capek. Coba lo sering kaya gini, pasti ga bakal capek" seru Putra

"Ga ada waktu elah. Kan lo tau gue sibuk" Syela mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bibirnya ga usah monyong kek gitu. Minta di cium lo?" Ucap Herga sambil menaik turunkan alisnya.

Mata Syela membulat sempurna " Dasar omes! Gue ga bakal mau temenan sama kalian! Titik."

"Yaelah baperan lo!" Putra menonyor kepala Syela pelan.

"Ga bakal lah. Gue atau pun Putra sayang sama lo tulus dari hati. Gue bakal jagain lo semampu gue. Karna sayang itu dijaga jangan dirusak. Lo adalah anugrah terindah bagi kita. Gue ga akan ngerusak lo, apapun keadaannya"

Syela tersenyum penuh arti. Dia tak menyangka bahwa ia akan memiliki teman se tulus ini "Promise?"

Syela mengangkat jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh jari kelingking Putra dan Herga. Mereka sama-sama tersenyum.

"Promisee" jawab mereka serempak.

"Gue harap persahabatan kita ga bakalan putus hanya karna hal sepele. Gue bersyukur punya kalian yang selalu ada disaat gue terluka dan bahagia" ucap Putra.

Syela mengangguk mengerti. Kemudian mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari taman kota siang ini menggunakan sepeda yang telah mereka pesan.

"Jika suatu saat nanti kita mulai meregang satu sama lain, ku harap kalian ga bakalan ngelupain gimana suka cita kita buat bangun persahabatan se-erat ini, you are the best my friend. Thank you boy"

———

a/n : part 2 selesai yey:) harapannya semoga suka ya. Masih penasaran dengan alurnya? Ikuti terus cerita A.R ini💕

See you❤

 A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang