Sementara adik-adiknya—cuih—sibuk dengan urusan hati mereka masing-masing, bagaimana dengan Jinhwan?
Kring!
"Bang Iwan my broooooooo!" Bobby langsung menyambut Jinhwan seakan mereka nggak tinggal di bawah satu atap begitu melihat temen sekosannya itu datang, masih bersetelan lengkap karena dia baru pulang kerja.
"Seneng bener lo kalo mau ada maunya," cibir Jinhwan, kemudian menyerahkan kantung coklat berisikan Genever—minuman alkohol dari Belanda—titipan cowok itu.
"Nih. Gila, susah banget dapetnya. Rasanya kayak apaan sih?"
"Mirip sama—you know what, percuma gua jelasin, lo coba sendiri ae. Gelas pertama gratis deh, sebagai tanda terima kasih." Bobby merangkul bahu Jinhwan sekilas sebelum dia dipanggil sama entah siapa dari salah satu meja, membuatnya langsung berjalan ke sana.
Jinhwan lalu cuma bisa memutar bola matanya sebagai balasan. Udah biasa dia, dicuekin sama para begundal itu.
***
"Permisi, ini ada titipan dari Bobby." Jinhwan menaruh sebotol Genever tersebut di atas bar counter, seorang bartender cewek membelakanginya.
Rambutnya panjang dan tebal, nyaris menutupi seluruh punggung yang dibalut kemeja putih dan vest hitam ala bartender tersebut. Badannya lumayan tinggi juga, karena Jinhwan bisa melihat lekukan pinggang yang cukup jelas bahkan ketika terhalang oleh bar stool. Semoga mukanya nggak—
"Titipan apa ya?"
Anjing, ini sih nggak ada zonk-zonk-nya sama sekali?
"Genever." Jinhwan tersenyum, mendorong bungkus coklat tersebut lebih dekat ke arah cewek itu. "Kebetulan di kantor gue ada, terus Bobby langsung ribut pas tau."
"Ooooh iya, inget!" Cewek itu mengecek botol tersebut dengan antusias. "Kemarin Mino bilang sih bakal ada yang nganterin Genever, tapi Bobby nggak bilang apa pun makanya gue nggak tau. Sorry, ya."
Jinhwan tertawa pelan. "Santai aja. Oh iya, kita belum kenalan kan? Gue Jinhwan."
"Naeun." Cewek itu membalas jabat tangan dari Jinhwan, tersenyum sambil menunjukkan giginya yang rapi.
"That's a pretty name, sesuai sama yang punya."
"Bisa aja lo," Naeun meraih salah satu gelas lalu mengelapnya, "thanks though, walau gue sebenernya agak kecewa."
Jinhwan mengernyit. "Kecewa kenapa?"
"Kata Mino," Naeun melirik ke arah Jinhwan, tangannya masih sibuk melap. "Gue harus hati-hati pas temen dia yang namanya Jinhwan ke sini karena katanya lo jago banget ngalus, but that was kinda weak."
"Was it?" Jinhwan mendengus, memiringkan kepalanya sedikit sambil tetap memperhatikan Naeun. "I'm sorry, then. Biasanya kalo sama yang terlalu cantik emang terlalu grogi buat jago."
Cewek itu lalu tertawa pelan kali ini.
***
"ANJING, SETAN—"
"Ini gue, bangsat." Jinhwan memutar bola matanya seraya dia melepas sepatu. "Nggak usah teriak-teriak, udah malem."
"Udah pagi Bang, bukan malem lagi." Hanbin mencibir, mengeluarkan sekaleng Red Bull dari kulkas. "Kok baru pulang dah lu, jam segini? Kaget kan gua, pendek-pendek kirain tuyul."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] (Not) So Peaceful | iKON
FanfictionA little messed up, but we're all alright. If you can't comprehend the pairing, the style of writing, the word choices, etc.; then don't read this. It's not like I will be losing money so it's all good, really. P.S: Will be written in mostly Bahasa...