Part 5

3.4K 168 0
                                    

Aku tak tahu kenapa membelokkan stir kearah taman kota. Apalagi ini ? Rasanya aku benar - benar tak bisa menerima kenyataan bahwa aku dan Dev tak bisa bersama.

Tapi hatiku menolak untuk menerima bahwa tatapan mata Dev hanya untukku. Dia masih mencintaiku. Pelukannya masih sama, dan Dev juga menangis tadi. Kenapa ? Kenapa aku tak bisa bersama orang yang aku cintai ?

Kutatap sebentar bangku kami dulu. Bangku yang kududuki saat Dev memintaku untuk menjadi pacarnya 3 tahun yang lalu. Kami baru kenal selama 2 bulan dan Dev mengatakan bahwa dia menyukaiku dan tak ingin melihatku bersama oranglain.

Dan anehnya aku menerima begitu saja. Dan semua ini terjadi.

Dev di jodohkan oleh orangtuanya. Sejak awal orangtua Dev memang tidak terlalu menyukaiku. Entahlah, mungkin karena aku lebih cantik dan pintar dibanding tunangan Dev.

Kring kring

"Halo."

"Kamu dimana ?"

"Taman kota."

"Aku kesana sekarang."

"Ngga usah, aku lagi pengin sendiri."

Kuhembuskan nafas berat dan mengakhiri pembicaraan kami. Aku mungkin egois karena memperlakukan Dion seperti itu. Tapi sungguh suasana hatiku benar - benar kacau.

Langkah kakiku berjalan mendekati bangku itu. Kuhempaskan pantat ku disana. Dingin. Bodoh isakan itu mulai terdengar. Segera kuhapus airmata di pipiku dan masuk ke mobil.

......

"Kamu kenapa ?"

Rachel menatapku datar dengan mata sembab. Dia hanya menengok sekilas dan masuk ke kamarnya. Ku hembuskan nafas berat. Ada yang salah. Tapi apa ?

"Halo Ven."

"Ada apa ?"

"Rachel kenapa ya ? Kok dia nangis gitu ?"

"Dia ketemu mantannya tadi."

"Mantan ?"

"Iya, ngga usah terlalu khawatir. Ini Cuma karena putusnya masih anget kok. Ntar juga dia lupa."

"Oh gitu ya, thanks."

"Ya sama - sama."

Mantan ? Setahuku seorang perempuan tidak akan sebegitunya sedih. Maksudku ya hampir semua kasus putus hubungan dilakukan oleh pihak wanitanya. Apa Rachel yang diputuskan ? Kurasa itu sedikit aneh.

...

Bahkan di sekolah Rachel masih tetap murung. Hari ini bahkan dia hanya diam selama pelajaran Seni yang sangat dia sukai itu.

Apa Cuma karena mantan bisa seperti ini ya ? Aku pernah putus dengan mantanku dulu. Tapi ngga seperti ini juga kok. Aku malah ngga peduli dengan mantanku dan bisa menjalani hidup dengan baik.

"Rachel kamu kenapa sih ?"

"Ngga papa."

"Chel kamu ngga bisa bohong sama aku."

"Aku lagi bête aja kok. Paling besok udah baikan."

"Bete kamu ngga akan bisa terselesaikan kalau kamu ngga cerita."

Dia tersenyum pahit kearahku dan pergi keluar kelas. Menuju kelas Venno. Dia langsung mendatangi Venno yang tengah memainkan smartphonenya. Rachel menyentil dahi Venno keras.

"Ada apa sih Chel ?" Venno tampak kesakitan dan mengelus dahinya yang merah akibat sentilan Rachel.

"Ven, aku masih sayang sama dia.."

Rachel terjatuh dan menangis disamping Venno.

Venno terlihat bingung dan segera jongkok di hadapan Rachel. Menarik Rachel dalam pelukannya.

Ku tahan kakiku untuk tidak mendekat kearah mereka berdua. Aku sungguh ingin mengetahui apa yang terjadi. Venno tampaknya mengetahui sayangnya jiwa menyimpangnya menghalangi rasa ingin tahuku untuk bertanya.

...

Sudah kuduga, hari ini Rachel demam tinggi dan absen sekolah. Remember, she is sick because of her ex bf ! Sunguh aku benar - benar ingin mengetahui bagaimana mereka putus.

Apa seburuk itu hingga Rachel jatuh pingsan dalam keadaan demam tinggi tadi malam.

Kudatangi kelas Venno. Dia tampak gusar menerima tatapan tajam ku. Biarlah toh dia tampak mengerti apa yang akan ku tanyakan.

"Ven, lo harus cerita ke gue."

"Mantannya Rachel dijodohin."

"Udah ? Gitu doang ?"

"Lu sih ngga tahu seberapa deket mereka. Deket banget sampe semua temen mikir juga mereka bakal nikah. Tahunya Dev dijodohin."

"Dev ?"

"Devandra Patria Tama. Lu kenal ?"

"Kayak pernah denger."


[DONE] The HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang