Chapter 5 - Pembantaian Part 2

23 2 1
                                    


Setelah mendengar pengumuman tersebut aku langsung merasa semua teman di kelasku menatapku dengan tatapan tajam dan saat itu juga Ketua Kelas berkata, "Pergi kau dari sini Sora! Cepat ke ruang broadcast! Kau adalah pembawa malapetaka!" Aku benar-benar tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Selama ini aku hanyalah siswa biasa dan bersekolah seperti biasa. Dan sekarang mereka menganggapku sebagai penyebab kekacauan ini? Aku akan buktikan pada mereka semua bahwa aku tidak salah!

Aku langsung bergegas ke ruang broadcast bersama Kayo dan ketika aku membuka pintu ruang broadcast yang kulihat hanyalah darah yang bertebaran dimana-mana. Bau darah seketika menusuk indera penciumanku. Amis... Aku ingin muntah tapi aku harus kuat. Langsung saja aku berpencar dengan Kayo untuk mencari 2 b*j*ng*n tersebut. Tapi anehnya mereka tidak ada. Apakah mereka sudah pergi? Lalu untuk apa aku kesini?

"Ayo Kayo kita kembali. Mereka sudah tidak ada". Ketika sudah mendekati pintu untuk keluar aku berkata lagi sambil menoleh ke belakang, "Ayo Kayo apa yang kau tung...???" Aku kaget! Tiba-tiba Kayo sudah di sandera oleh 2 orang bertubuh tinggi sekitar 175cm dan seperti tinggi orang tuaku. Tampang keduanya seperti preman bodoh tapi aku tidak boleh meremehkannya. Karena mereka mempunyai kekuatan setara batu hijau. Apa ya kekuatan mereka?

"Hey kid! Come with us or I will kill her!" Kata seorang preman yang sedang memegangi tubuh Kayo sambil menggoreskan pisau di pipi Kayo hingga berdarah.

"F*ck youuuuuuuuuu!" Kataku sambil mendekatinya hendak memukulnya.

Duk! Bruak! Kratak!

"Aaaaaaaaa!!!!!!!!" Teriakku kesakitan sambil terkapar di depan Kayo.

"Jangan mendekat nak jika kau tidak ingin tangan kirimu patah seperti tangan kananmu". Kata preman yang satunya lagi yang tiba-tiba muncul di depanku dan mematahkan tanganku.

"Perkenalkan namaku adalah Moris dari White Knight. Dan yang membawa pisau itu adalah temanku Edward. Dia tidak bisa berbahasa Indonesia". Kata preman yang mematahkan tanganku tadi.

Aku semakin kesal dan berkata, "Ada urusan apa kalian kesini dan mengapa mencariku?"

"Misi kami hanyalah untuk merekrutmu Sora. Kau akan menjadi pasukan White Knight!" Kata Moris sambil mengulurkan tangannya padaku.

"Tidak mau! Aku sudah memutuskan bergabung dengan Black Knight! Aku tau tujuan busuk kalian! Kalian akan menggabungkan semua batu itu dan menguasai dunia!" Kataku sambil menepis tangannya.

"Kau salah Sora. Tujuan kami hanyalah untuk menjadikan dunia ini menjadi lebih baik. Sudah terlalu banyak sejarah tentang perang di dunia ini. Kami ingin ini adalah perang terakhir. Perang yang akan menjadi awal peradaban manusia yang lebih baik dan dikendalikan oleh satu negara saja yaitu Amerika!" Katanya panjang lebar namun aku tidak memperdulikannya.

Akupun menjawab sambil berdiri , "Aku bilang tidak ya tidak! Lebih baik aku mati daripada harus bergabung dengan kalian!"

"Kalau itu memang maumu Sora. Kami harus mengambil paksa batu yang kau miliki itu dengan cara membunuhmu." Kata Moris sambil mengambil kuda-kuda untuk memukulku.

"Rasakan ini b*j*ng*n!!!!" Kataku sambil mengarahkan pukulanku ke kepalanya.

Buk! Klak! Kratak!

"Asal kau tau Sora. Kekuatan dari batuku adalah bisa mengendalikan tulang orang yang kusentuh. Itulah mengapa aku hanya perlu menyentuhmu dan kedua tanganmu itu patah. Hahaha...." Kata Moris sambil tertawa.

"Nah untuk acara klimaksnya kita akan membuat tangan dan kaki gadis ini patah terlebih dahulu. Lalu kita bunuh gadis ini dengan mematahkan lehernya dan selanjutnya lehermu Sora! Hahahaha...." Tambahnya sambil berjalan ke arah Kayo.

"Jangan! Hentikan! Tidaaaaakkkk!!!" Teriakku sekencang mungkin.

"Kau lemah Sora! Mana kekuatanmu? Kata bosku kau pemilik batu biru tapi apa? Untuk menyelamatkan seorang gadis saja kau tak bisa!" Katanya sambil mematahkan tangan kanan Kayo.

"Hentikan b*ngs*t! Hentikan!!!" Teriakanku semakin menjadi dan mulai putus asa.

"Aku tidak bisa mendengar suaramu Sora!" Kata Moris semakin keras dan kembali mematahkan tangan Kayo yang kiri.

Tidak adakah yang bisa kulakukan? Apakah aku ini tidak berguna? Jika aku memang pemilik batu itu dan punya kekuatan, apa kekuatanku? Bagaimana cara mengaktifkan kekuatanku? Oh Tuhan! Kumohon padamu! Beri aku kekuatan!!!!

Zzzzzz.... Ssssrrrrkkk.... Aku merasakan sesuatu dalam tubuhku. Tanganku seperti bercahaya. Mungkinkah kekuatanku telah bangkit? Tidak ada waktu lagi untuk berpikir. Aku harus menyelamatkan Kayo!

"Aku bilang hentikan dasar br*ngs*k!!!!" Teriakku sambil berlari menghampirinya.

Dan sesuai dugaanku, tangan Moris berusaha memegang kepalaku untuk dipatahkan. Tapi aku langsung menunduk dan mengarahkan tanganku ke tubuhnya. Seketika itu juga aku berusaha mendorong Moris agar menjauh dari Kayo dan ternyata yang terjadi malah membuatku kaget. Tanganku menembus tubuh Moris! Dan lebih anehnya lagi setelah tanganku menembus tubuhnya adalah tanganku seperti memegang sesuatu. Ketika aku melihatnya ternyata itu adalah sebuah Jantung.

Bruk! Grasak!

"Arkh... Dasar kau b*j*ng*n kecil!" Kata Moris yang tiba-tiba tergeletak dan mati seketika.

Akupun semakin bingung dengan situasi ini. Jadi... Apakah ini kekuatanku? Atau hanya kebetulan????

BERSAMBUNG....

The Seven StonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang