Chapter 4 - Pembantaian Part 1

18 2 0
                                    

Aku tidak menyangka! Selama ini aku hanyalah murid SMA biasa. Bagaimana aku bisa menjadi pemiliknya. Ini pasti sebuah salah paham! Aku harus menanyakannya. "Hey! Mana mungkin aku mempunyai batu itu? Aku bukan kolektor batu melainkan kolektor anime!" Kataku dengan sedikit emosi. Secara tiba-tiba Kaori memegang kepalaku dan menatapku dengan tajam. "Apa kau sadar bahwa matamu itu berwaran biru? Orang Indonesia mana mungkin mempunyai mata seperti itu!" Jawabnya.

Akupun tersadar bahwa di keluargaku tidak ada darah campuran dan murni darah orang Indonesia. Aku kira selama ini aku anak yang tertukar dan bukan anak kandung orang tuaku namun aku tidak peduli karena orang tuaku orang kaya jadi tidak masalah. Ternyata karena aku menjadi pemilik batu itu makanya mataku berwarna biru ya....

"Lalu kenapa harus membunuhku untuk mendapatkan batunya?" Tanyaku dengan rasa penasaran. "Hey bocah! Dengarkan baik-baik. Apa kau ingat ramalan King Harlaus tentang perang memperebutkan batu? Bagaimana bisa batu itu muncul lagi setelah dihancurkan seribu tahun yang lalu? Hanya 1 jawabannya bocah. Yaitu batu itu muncul bersama manusia yang telah lahir dan berada di dalam tubuh manusia. Tanda dari orang yang memiliki batu adalah matanya akan berwarna sesuai batu yang dimilikinya. Mulai dari warna cokelat, hijau, hingga biru. Dan cara untuk bisa mendapatkan batu itu adalah membunuh pemiliknya bagaimanapun caranya".

Sejenak aku merasa merinding tapi masih banyak yang membingungkan. Aku harus bertanya lebih banyak lagi. "Lalu kenapa keberadaanku bisa diketahui oleh Mary?" Aku melihat Kaori yang terdiam sejenak dan berkata, "Umurmu sudah 17 tahun kan? Dari situlah mereka bisa mendeteksimu. Amerika mempunyai radar pendeteksi batu dengan syarat umur pemiliknya minimal 17 tahun. Itulah kenapa kau bisa terdeteksi".

"Oke kalau begitu apa yang harus kulakukan sekarang?" Tanyaku. "Kau hanya perlu masuk ke tim kami "Black Knight" dan kau akan menjadi partner Kayo. Kau harus lebih berhati-hati mulai sekarang karena Amerika akan mengirim pasukan lainnya. Menurut pemantauan oleh mata-mata tim kami Amerika mempunyai 5.000 pasukan batu berwarna cokelat dan 5 orang pemilik batu hijau sementara pemilik batu biru yang dimiliki adalah 3 orang. Sementara kita hanya mempunyai 3.000 pasukan batu berwarna cokelat dan juga 5 orang pemilik batu hijau salah satunya adalah Kayo yang mempunyai kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Untuk pemilik batu biru yang kami punya hanya kau Sora dan aku ingin tau apa kekuatanmu?"

"Hah? Aku saja tidak tau kalau aku pemilik batu. Bagaimana aku bisa tau apa kekuatanku?" Aku menjadi kesal mendengar pertanyaan itu. "Tenang saja Sora! Untuk sementara ini mulai besok kau akan mulai pergi ke sekolah seperti biasa dan akan selalu berdekatan dengan Kayo apapun yang terjadi. Aku tidak mau terjadi suatu hal buruk kepadamu Sora". Kata Kaori sambil mendorong Kayo ke arahku.

"Mulai besok mohon bantuannya Sora dan jangan membuatku susah!" Kata Kayo lalu pergi meninggalkan ruangan. Ah! Aku semakin kesal mendengar hal tersebut. Seolah aku ini masih anak kecil yang bandel. Sudahlah lebih baik aku pulang ke rumah dan makan makanan terlezat di dunia yaitu makanan ibuku.

Sesampainya di rumah akupun diceramahi kedua orangtuaku karena pulang larut malam dan memang ketika kulihat di tembok jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Setelah diceramahi akhirnya aku makan dengan lahapnya seperti orang kelaparan. Memang masakan ibuku tidak ada tandingannya!

Hari Senin pun tiba dan waktunya aku berangkat sekolah kembali. Ketika aku hampir mencapai gerbang sekolah aku melihat Kayo sedang menunggu di gerbang sekolah. Aku akan menyapanya, "Selamat pagi Kayo! Apa yang kau lakukan di depan gerbang sekolah?" Tanyaku. "Aku menunggumu Sora". Kayo berkata sambil malu-malu. Sejak saat itu aku sadar ternyata Kayo manis juga. Tapi tetap saja aku masih kesal dengannya.

Jam pertama pelajaran pun dimulai. Pelajaran kali ini adalah Bahasa Inggris. Dan sudah 15 menit berlalu gurunya tidak datang. Sepertinya ini jam kosong! Waktunya tidur... "Hey Sora! Bangun!" Aku dibangunkan oleh Andre. "Ada apa Andre? Kau menggangguku saja. Aku capek tau!" Jawabku kesal. "Aku hanya ingin tau bagaimana kencanmu kemarin dengan Mary?" Aku langsung saja kaget dan bertanya. "Bagaimana kau tahu?" "Hey! Sudah berapa lama kita berteman? Aku pasti tau semua yang kau lakukan! Sebenarnya aku melihatmu di Dufan kemarin bersama Mary. Kebetulan aku ke Dufan juga bersama keluargaku. Hehehe..." Jawabnya sambil tertawa.

Sial! Andre tau kalau aku berkencan dengan Mary. Untung saja dia tidak tau kalau aku dibunuh Mary. "Tapi kau tau Sora? Kudengar hari ini Mary pindah sekolah. Apa yang telah kau lakukan?" Tanya Andre dengan tatapan tajam. Aku bahkan tidak tau dia pindah. Yang aku tau dia sudah mati. Apa ini cuma tipuan dari Amerika untuk menutupi kematian Mary? Ah aku tidak peduli.

Ketika aku mau menjawabnya, Kayo tiba-tiba muncul dan berkata, "Aku memukulnya di Dufan kemarin karena dia merebut Sora dariku". "APA????" Aku dan Andre langsung terkejut dan mengatakan hal yang sama. Langsung saja situasi tersebut menjadi situasi yang canggung. Lalu tidak lama Andre mulai bertanya lagi. "Hey Sora... Kamu playboy ya? Hahaha...". Aku langsung saja menjawabnya, "A...aku... Bukan playboy!" Entah kenapa perkataanku saat itu menjadi gagap.

Tidak lama setelah percakapan itu tiba-tiba sirene sekolah berbunyi sangat kencang. Selama aku bersekolah disini tidak pernah mendengar suara sirene di sekolah yang menandakan bahwa ada bahaya. Apakah ini sedang simulasi? Tapi ketika mendengar sirene itu aku melihat Kayo mengangkat sebuah telpon dari seseorang. Mungkinkah Kaori?

"Perhatian ... Sekolah kita kedatangan penyusup! Sekali lagi... Sekolah kita kedatangan penyusup! Harap semua siswa perlahan keluar dari kelasnya dan berkumpul di lapangan. Penyusup sekarang ada di ruang broadcast! Hey... Apa yang kau lakukan? Ack... Hey.... Jangan... Aaaaaaaa.....".

Dari suara itu aku tau bahwa seluruh yang ada di ruang broadcast telah terbantai. Aku yakin itu pasti ulah pemilik batu yang sedang mencariku. Setelah itu aku melihat Kayo menutup telponnya dan berkata padaku, "Hey sora... Kita kedatangan 2 orang pemilik batu hijau di sekolah kita". Tidak lama setelah Kayo berkata itu aku mendengar pengumuman lagi dari ruang broadcast. "Halo semuanya! Aku adalah pembunuh yang membantai semua orang yang ada di ruangan ini. Oke... Langsung saja! Aku ingin kalian semua menyerahkan murid yang bernama Sora dari kelas XI IPA 1. Waktu kalian 10 menit untuk membawa Sora ke ruangan broadcast ini atau aku akan membantai semua yang ada di sekolah ini. Hahaha....".

BERSAMBUNG....

The Seven StonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang