My bestie

526 36 7
                                    

Kopi menjadi nomor pertama yang masuk daftar kesukaan Luhan di list favoritnya. Sedangkan di nomor kedua, Luhan menuliskan nama Byun Baekhyun disana. Sahabatnya, yang tak jarang membuatnya sebal dan gemas di waktu yang bersamaan. Sahabat satu-satunya yang menjadi alasan Luhan untuk tidak mengeluh pada musim panas dan hidupnya yang terlalu... datar.

-CHAPTER 1 (My Bestie)-

...

"Satu cup besar Iced Americano. Selamat menikmati!"

"Terima kasih!"

Senyuman secerah mentari itu terbit begitu saja. Matanya berkilau seolah satu cup minuman kesayangannya itu adalah sebuah harta karun berisi emas dan berlian. Ya, memang sih, itu memang harta karun bagi penikmat kopi di cuaca panas seperti siang ini.

Gadis bertubuh mungil yang menggenggam cup kopinya itu berjalan keluar cafe. Ia mendesah kesal. Cuaca panas memang tidak cocok bagi kulitnya yang sensitif. Ruam kemerahan dan rasa panas akan muncul jika ia terlalu lama tersengat sinar UV. Yeah, karena itu, musim panas tidak pernah bersahabat dengannya setiap tahun!

Sayangnya, dia tidak memiliki pilihan lain selain membawa langkah kaki mungilnya menuju satu-satunya pohon rindang di area universitas, menemukan sebuah tangan melambaikan tangan padanya dengan begitu semangat. Jika tidak, mungkin ia lebih memilih mengistirahatkan bokongnya di salah satu kursi dalam cafe ber-air conditioner. Melamun sambil menyesap kopi dan bermain social media adalah pilihan yang menarik.

"Luhaaeeenn!!"

Kakinya melangkah semakin cepat. Ia sengaja menunjukkan wajah garang. Tujuannya sih, untuk membuat si pelambai tangan ketakutan. Tapi ekspektasinya, otot wajahnya berkhianat dengan memperlihatkan sisi keimutannya. Salah sendiri, tidak memiliki garis wajah menakutkan sama sekali.

"Bodoh! Kenapa harus bertemu di luar, huh? Kau tahu kan kulitku sangat sensitif? Tahu kan kalau aku terkena heat syncope? Lalu siapa yang akan menggendongku jika aku pingsan? Kau sih enak, ada tiang listrik itu yang bisa menggendongmu!" Omelan langsung datang bertubi-tubi dan bervolume tinggi. Nyaris saja membuat Baekhyun –si gadis pelambai tangan- menelepon pacarnya untuk diajak ke dokter THT. Oke, berlebihan. Tapi bagaimana lagi jika omelan Luhan kesayangannya itu memang sangat berlebihan.

"Oke, oke, Honey Bunny! Calm down, okay?"

"Calm down your ass!"

"Sshh! Tenang, oke? Sebentar."

Baekhyun meminum infuse water dalam botol tupperware-nya lalu berdehem. Dia memang tidak maniak dengan kopi seperti sahabatnya yang saat ini tengah memunculkan tanduk di kepalanya itu. Oh, kalau Baekhyun tidak cepat-cepat bertindak maka si cantik bertanduk kerbau itu akan mengamuk lebih parah. "I'm sorry. Aku tidak lupa dengan kebencianmu pada sinar matahari, Miss Lu. Aku juga tidak suka kulitku menghitam atau belang saat memakai hotpants kesayanganku. Tapi, aku memang tidak berniat untuk kembali ke fakultas. Nyonya-berdada-besar itu mendadak meng-cancel jadwal kuliah siang ini."

Luhan menelan penjelasan Baekhyun dengan bersedekap. "Lalu?"

"Jadwal kuliahmu sudah selesai?"

"Sudah, baru saja." Baekhyun menyeringai. Bibirnya yang tipis tertarik keatas separuh, dan tatapan matanya terlihat –sok- misterius.

"Bagus!" Luhan tahu ada sesuatu tidak beres dari seringai itu. "Jadi..."

"Jadi?"

"Jadi temani aku ke mall sekarang~"

"Hei! Byun! Biarkan aku meminum kopiku dulu!!"

TWENTY ONE [HUNHAN VER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang