Satu

60 2 0
                                    



Aku terbayang-bayang oleh masa lalu. Masa lalu dimana semua terasa sulit untukku dan masa lalu yang cukup membuatku bahagia. Masa lalu dimana dulu aku disakiti dan kemudian aku bangkit setelah memendam rasa sakit yang begitu lama. Masa lalu dimana aku dikucilkan di masa sekolah. Dan masa lalu yang kemudian kamu muncul di kehidupanku dan membuat aku tidak bisa merasakan sakit hati lagi dan melupakan semua kejadian mengilukan yang pernah aku alami.

Kamu mengobati lukaku ini. Luka yang telah lama terpendam dalam diriku. Kamu datang dengan kegilaanmu yang membuatku melupakan bagaimana rasanya sakit hati. Masa lalu denganmu ketika pertama kali muncul di kehidupanku akan selalu aku kenang. Aku menyukainya. Aku menyukai ketika aku dapat mengenang masa lalu. Dapat membuatku tertawa dan tersenyum. Tetapi terdakang juga dapat membuat hatiku terluka dan menangis.

Aku tidak tahu lagi mengapa aku terus terbayang-bayang akan masa lalu denganmu. Ketika hari-hariku cerah kembali. Ketika aku dapat tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak mendengar candaanmu melalui media chat.

Hatimu yang terlalu baik padaku, hatimu yang terlalu besar sehingga kamu mengizinkan aku untuk masuk ke dalamnya. Kamu yang selalu peduli denganku. Kamu yang selalu membuat aku kembali semangat ketika hariku buruk. Semua hal itulah yang membuatku akan selalu mengenangnya. Bagaimana aku dapat melupakanmu jika kamu bersikap seperti itu?

Dapatkah aku mengartikan ini sebagai rasa sayang padamu? Rasa sayang yang kembali hadir padaku setelah aku tersakiti. Kamu datang bagaikan hujan secara tiba-tiba yang dapat menyejukkan hatiku.

Dapatkah aku mengartikan ini sebagai cinta? Dapatkah aku mencintai seseorang yang hanya melalui internet? Yang bahkan aku tidak dapat menyentuhmu secara nyata. Tidak dapat merasakan hangatnya tubuhmu ketika aku memelukmu. Tidak dapat merasakan napasmu. Tidak dapat menggenggam tanganmu ketika aku keluar, tetapi yang kupegang hanyalah ponsel dan berharap kamu mengirimi aku pesan sambil menemaniku pergi.

Dapatkah aku mengakhiri ini semua dengan pertemuan yang nyata? Seperti hubungan lainnya yang aku lihat melalui YouTube. Pertemuan sepasang Long Distance Relationship yang awalnya hanya dilakukan di internet dan pada akhirnya bertemu secara nyata. Dapatkah aku seperti mereka? Dapatkah aku membuat hubungan ini sampai bertahun-tahun?

Aku dikagetkan oleh bunyi ponselku ketika aku membayangkan masa lalu dan sesuatu yang akan terjadi padaku di masa mendatang. Bunyi yang cukup keras dan bahkan mengganggu bayanganku. Serta getaran yang terasa di kakiku ketika aku menaruhnya di kasur dekat dengan kakiku.

"Iya mam?" kataku melalui ponsel yang ternyata orang yang menelpon tadi mamaku.

"Kamu ngapain?" tanya mama dengan suara khasnya yang tidak dapat aku lupakan.

Aku berpikir sejenak lalu berbaring. "Ngga ada. Ya biasalah, tiduran. Mama ngapain?"

"Udah makan? Liat tv ini sama adikmu."

"Siang sih udah, kalau malam belum. Lagian ini kan masih sore."

"Gimana tadi kuliahnya?"

"Ya kayak biasanya. Gitu-gitu aja. Ngga ada yang spesial."

"Oke. Nanti mama telepon lagi. Jaga baik-baik di sana."

Aku memutar bola mata seakaan bosan dengan ucapan mama itu yang terlalu sering aku dengar di telingaku. "Iya oke, mam. Don't worry." Aku langsung menutup teleponnya dulu.

Aku mendengarkan musik sesaat setelah mamaku selesai menelponku. Dengan earphone yang terpasang di kedua telingaku, aku hanya tidak mau mengganggu teman kamarku yang sedang asyik dengan dunianya sendiri di laptop dan yang satunya lagi sedang tidur karena dia cukup pusing.

Mengapa Aku?Where stories live. Discover now