*4*

14 0 0
                                    

Ranti langsung keluar dari taksi setelah ia membayarnya. Ia melihat di sekeliling taman, untuk mencari Rahmat.
"Baru sampai?" Tanya seseorang dari belakang membuatnya tersentak.
"Astaga, Rahmat. Bikin kaget aja," kata Ranti sedikit kesal.
"Ya maaf deh, aku kan gak maksud buat kami kaget. Btw kita duduk di sana, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," Rahmat menunjuk salah satu bangku di taman. Merek berdua langsung duduk di bangku tersebut. Sedangkan pada waktu dan tempat yang sama, seorang cowok memerhatikan keduanya dari balik kaca mobil.
"Mau ngomongin soal apa,sih. Kayanya serius banget?" Tanya Ranti.
"Memang ini serius, dan ini soal hubungan kita," jawab Rahmat.
"Hubungan kita? Emang ada masalah?" Ranti bertanya lagi.
"Aku mau akhiri hubungan ini," jawaban Rahmat membuat Ranti sedikit terkejut.
"What! Tunggu, kok kamu tiba-tiba ngomong kaya gini,sih? Apa masalahnya?" Tanya Ranti.
"Harusnya aku cerita ini, tapi aku belus sepenuhnya siap," Rahmat menundukkan pandangannya dari Ranti lalu ia menunjukkan tangan kirinya, di sana ada sebuah cicin terpasang di jari manisnya.
"Aku sudah bertunangan dangan gadis lain, aku minta maaf. Mungkin ini keputusan yang terbaik, buat kita. Oke," sambungnya.
"Sayang, tapi kamu tahu kan. Aku itu sayang sama kamu," Kata Ranti.
"Aku juga udah sayang kamu, tapi kita gak bisa lanjutin hubungan ini. 2 bulan lagi aku akan menikah degan gadis itu, oke. Tolong kamu ngertiin ini, ini buat kita." Jawab Rahmat.
"Tapi aku gak mau lepasin kamu, sayang. Please," mohon Ranti.
"Maafin aku Ranti, aku gak bisa," kata Rahmat sebelym ia pergi meninggalkan Ranti di bangku taman. Disaat yang sama seorang cowok keluar dari mobilnya lalu langsung menghampiri Ranti yang sedang menangis. Cowok tersebut langsung memeluk Ranti, entah apa yang sekarang Ranto pikirkan, tetapi ia terlalu lemah sampai mau menerima pelukan hangat tersebut.

nothing is impossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang