Chapter 22

1.3K 141 11
                                    

Alooo w kembali setelah sekian w hiatus ya kawand kawand. Maafkeun audor yang teledor ini ya. Huhuhuhu.









Billa memasuki ruangan Kepala dengan rasa penasaran. Ia lalu menyuruh sekretaris Kepala rumah sakit untuk memberitahukan kepada Kepala bahwa Billa sudah berada di depan pintu ruangannya.

Sekretaris itu lalu membukakan pintu untuk Billa.

"Ada apa anda menyuruh saya datang kesini?" tanya Billa setelah duduk di sofa.

"Minumlah tehnya dulu."

"Maaf, Pak. Saya tidak suka basa – basi. Mari langsung ke intinya saja." Kepala tersenyum licik mendengar kalimat Billa.

"Baiklah. Saya pikir, saya butuh memberhentikanmu." Kalimat itu tentunya membuat Billa langsung mengernyitkan dahi.

"Kenapa, Pak? Apakah saya membuat kesalahan?"

"Saya tidak mau ada dokter yang salah menangani di rumah sakit saya."

"Salah menangani bagaimana, Pak? Saya mengoperasi pasien sesuai dengan bidang saya."

"Kamu tidak sadar? Beberapa jam lalu kamu mengoperasi pasien dengan derita apa? Apa kamu tidak merasa melakukannya?"

"Saya hanya ingin membantu pasien, Pak."

"Saya tidak butuh alasanmu. Saya telah memutuskan untuk memecatmu. Silahkan keluar dari ruangan saya."

Shit! Umpat Billa dalam hati.

***

Billa pulang dengan muka yang lesu serta moodnya sedang tidak baik. Ia lalu membanting tubuhnya kesal ke sofa. Tiba – tiba Chanyeol yang datang dari dapur membawakan teh hangat.

"Ini minum dulu. Kamu kok tumben pulang cepet?"

Billa tidak menjawab pertanyaan suaminya. Ia meminum teh yang diberikan Chanyeol padanya. Setelah habis, ia menaruh gelasnya dengan sedikit kasar di atas meja.

"Kamu kenapa sih? Mau PMS?"

Billa tidak menjawab pertanyaan Chanyeol. Melainkan ia meninggalkan Chanyeol di sofa depan TV dan berjalan ke kamar.

Chanyeol tidak mengejarnya. Ia berpikir bahwa istrinya akan PMS. Ia lalu membereskan gelas sisa teh untuk dibawa ke dapur.

***

Setelah mandi, Billa memutuskan untuk langsung tidur tanpa mengintip ponselnya terlebih dahulu. Biasanya ia akan mengintip notif yang ada di ponselnya. Tapi kali ini tidak.

Ckrek! (Anggap aja pintu kebuka ya :v)

Chanyeol datang. Lalu ia naik ke kasur dan menyelimuti istrinya yang membelakanginya. Bukan hanya itu, ia pun ikut berbaring dan menyelimuti istrinya. Billa diam tak berkutik.

Lalu Chanyeol mengelus dengan sayang rambut istrinya. "Kamu kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku." Billa masih diam tak menjawab pertanyaan Chanyeol.

Chanyeol menghela napas beratnya. "Chagiya." Billa tidak menyahutinya sama sekali. Ia malah semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal.

Chanyeol hanya mengelus elus rambut istrinya dengan sayang. Ia ingin tidur. Tapi ia tidak bisa tenang melihat istrinya yang diam saja dari tadi.

Mine [Marry] • PcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang