05

13.3K 956 19
                                    

Mobil sedan hitam mewah itu terparkir rapi di depan sebuah gedung perusahaan yang menjulang tinggi di atas sana.

Lucas keluar lebih dulu, membukakan pintu bagi Rose yang masih diam di tempat duduknya. Membuat pria itu kembali menghela nafasnya karena keras kepala gadis itu.

"Cepat keluar. Tuan Muda sudah menunggumu."

Rose masih tak bergeming di tempatnya dan Lucas harus lebih bersabar lagi dengan gadis itu.

"Keluar atau kau mau merasakan peluru panas menembus kepalamu. Biar kuberitahu satu hal. Tuan Muda tidak suka jika ada seseorang yang membuatnya menunggu dengan lama."

Dan tak waktu yang lama bagi Rose untuk cepat-cepat keluar dari mobil, membuat pria itu tersenyum tipis saat melihat wajah ketakutan gadis itu.

"C-Cepatlah."

Lucas lagi-lagi harus menahan senyumnya mendengar nada gugup gadis itu dan memilih untuk berjalan lebih dulu dimana Rose pun hanya bisa mengikuti pria itu.

Rose sedikit merasa tidak enak saat beberapa pegawai yang Rose yakini selalu membungkukkan badan mereka ketika melihat dirinya dan Lucas. Belum lagi, gadis itu merasa sangat risih saat menyadari jika sudah ada dua orang pengawal yang berada di belakangnya.

Hingga lift yang membawa dirinya pun sampai di lantai yang dimana hanya ada sati ruangan saja disana, di ujung koridor.

"Kau bisa kesana. Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini."

"Wae? Kenapa harus aku sendirian?"

"Perintah Tuan Muda."

Tanpa menunggu jawaban Rose lagi, Lucas pun meninggalkan gadis itu, membuat Rose hanya bisa melongo melihatnya.

"Ck, Tuan Muda saja terus. Aku benci mendengar dia terus saja mengatakan perintah Tuan Muda." Gerutunya.

Sendirian. Rose sendirian di koridor itu. Dan mengingat ancaman Lucas tadi membuatnya mau tidak mau berjalan menuju ruangan sang Tuan Muda.

Rose terlihat ragu saat dirinya sudah berada di depan pintu ruangan itu. Ia bahkan terlihat ragu ketika akan mengetuk pintu itu.

"Masuklah."

Rose terkesiap dengan suara dari dalam ruangan itu. Darimana dia tahu jika dirinya sudah datang? Begitu pikirnya.

Dan lagi, ancaman Lucas terngiang di kepalanya dan membuatnya membuka pintu dihadapannya dengan perlahan.

Rose bisa melihat ruangan kerja itu ditata dengan begitu rapi dan terlihat elegan. Dekorasinya benar-benar disusun dengan rapi.

Pandangannya kini tertuju pada seseorang yang duduk di kursi putar itu dengan membelakanginya, membuat seseorang yang duduk disana bisa melihat bagaimana keadaan di luar melalui kaca besar di hadapannya.

"Kemarilah."

Rose bisa melihat seseorang itu mengulurkan tangannya, tentu dengan masih berada pada posisinya. Rose tak bisa menolak dan berjalan dengan pelan, menerima uluran tangan itu dan dirinya langsung di dudukkan pada pangkuan sang Tuan Muda.

Sang Tuan Muda tersenyum melihat gadis yang ada di pangkuannya, melarikan salah satu tangan besarnya menyentuh pipi chubby milik gadis itu.

"Aku sudah lama menunggumu. Untuk orang lain, mungkin aku tidak bisa memaafkannya. Tapi untukmu, mungkin aku bisa mentolerirnya."

Dan sebuah kecupan singkat Rose terima di bibirnya. Lagi, Rose terjatuh dalam pesona pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Hey, kau sakit? Kenapa wajahmu memerah?"

slave ❌ rosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang