14

6.4K 622 54
                                    

PRANG

Ponsel itu telah pecah menjadi beberapa bagian karena seseorang yang yang melemparnya dengan keras ke lantai.

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Ada di kamarnya, Tuan. Masih diobati oleh Dokter Kim."

Jungkook menghela nafasnya dan mulai berjalan menaiki tangga, memasuki salah satu kamar dimana seseorang berbaring lemah di ranjangnya dengan mata tertutup dan seorang Dokter yang menanganinya.

Jungkook mulai melangkah perlahan untuk masuk ke dalam kamar itu dan sang Dokter yang menyadari kehadirannya beranjak akan membungkuk hormat pada pria itu sebelum akhirnya Jungkook mengangkat satu tangannya. Menyuruh Dokter itu agar melanjutkan pekerjaannya.

Jungkook kembali melangkah untuk duduk di sisi ranjang dan menatap pada seseorang yang masih terbaring lemah disana dengan beberapa luka di wajah dan tubuhnya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Tuan Lucas memiliki luka yang cukup parah. Luka-luka ditubuhnya disebabkan beberapa benda tumpul. Sepertinya, ia dipukul dengan brutal, Tuan Muda."

Jungkook mengepalkan salah satu tangannya. Menatap pada Lucas yang masih terbaring disana. Ia seperti merasakan dejavu melihat keadaan pria itu. Keadaan Lucas sama saat Ayahnya pertama kali menemukannya. Bahkan hampir seminggu Lucas tak bangun dari tidurnya karena luka-luka di tubuhnya. Dan Jungkook harus melihat kembali bagaimana tubuh Lucas yang penuh luka.

"Persiapkan sebuah kamar untuknya. Aku tidak ingin mendengar alasan apapun. Yang aku butuhkan adalah dia membuka matanya dengan cepat."

"Baik, Tuan Muda."

Sang Dokter membereskan peralatannya, berlalu meninggalkan kamar itu.

Jungkook tidak menyangka akan secepat ini Rose menghilang. Ya, baru saja ia mendapatkan sebuah pesan dengan gambar dimana Rose sedang tertidur di sebuah kamar. Belum lagi ia mendengar jika Lucas ditemukan di halaman rumah dalam keadaan babak belur.

"Park Jimin. Dia sudah memulai permainan ini."

.

.

Kedua mata cantik milik gadis itu perlahan terbuka. Namun kembali tertutup karena ruangan yang sedang ia tempati saat ini terasa sangatlah gelap. Lagi, ia berusaha untuk membuka kedua matanya walaupun harus mengerjap setelahnya.

Hingga kedua mata itu akhirnya terbuka sempurna dan pandangannya kini mengelilingi kamar yang tak ia kenal. Pandangannya terhenti pada seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi rodanya dan menatap pada jendela kamar itu.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka membuat atensi sang gadis kini teralih pada seseorang yang membuatnya terkejut dan kini berjalan ke arahnya.

"Kau sudah bangun?"

"K-Kau, b-bagaimana aku bisa disini? Dan dimana ini?"

Tanpa sadar, gadis itu sedikit memberi jarak pada pria yang masih tersenyum padanya dan mendekat padanya.

"Kau benar-benar semakin cantik dari terakhir kali aku melihatmu."

Gadis itu tak mengerti ucapannya dan terkesiap ketika pria itu kini menarik tengkuknya dengan cepat dan membuatnya memekik karena cengkraman pria itu pada tengkuknya mengerat.

"Aku penasaran, bagaimana reaksi bocah itu ketika melihat kekasih tercinta terbujur dengan tanpa sehelai benangpun. Apa perlu kita coba sekarang, hmm?"

"K-Kau, apa maumu?"

"Kau belum mengerti juga, huh?"

Bentakan pria itu membuat sang gadis terkesiap. Sang pria menarik sang gadis, memaksanya berlutut dihadapan wanita paruh baya yang masih diam seolah tak peduli dengan pemandangan sekitarnya.

slave ❌ rosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang