11

8K 733 13
                                    

Kamar itu tak terlalu gelap. Berterima kasihlah karena tirai jendela kamar itu masih terbuka dan membuat cahaya matahari menjadi satu-satunya penerangan di dalam kamar itu. Namun seseorang yang masih duduk di kursi rodanya sembari melihat pemandangan melalui jendela kamar itu tak sedikit pun tersenyum ketika sinar matahari menyentuh kulit punggung tangannya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka. Namun ia tak juga bergerak dari posisinya hanya untuk sekedar melihat siapa yang memasuki kamarnya.

Seorang pria dengan masih berbalut pakaian kantornya berjalan mendekat, berlutut pada wanita paruh baya yang masih belum bergeming. Ia berlutut, mengambil satu tangan wanita itu dan membuat atensi wanita itu kini beralih menatap seseorang yang berlutut dihadapannya.

"Apa eomma menyukai pemandangan sore hari ini?"

Wanita yang merupakan Ibu dari pria itu hanya diam. Kembali mengalihkan pandangannya pada langit senja diluar sana. Sang pria hanya tersenyum tipis mendapat respon itu. Terlalu sering melihat sang Ibu yang tidak pernah menjawab apapun yang ia bicarakan.

"Ah, aku ingin bercerita pada eomma. Eomma mau mendengarnya?"

Sang Ibu masih tak bergeming, namun tak menyurutkan sang anak untuk melanjutkan ceritanya dan kini ia sudah mendudukkan dirinya pada sofa yang memang disediakan disana jika ia ingin berbicara dengan sang Ibu.

"Aku bertemu dengan gadis kecilku hari ini. Eomma harus lihat, dia semakin bertambah cantik dari terakhir kali aku melihatnya. Bagaimana ini? Apa aku harus menariknya kemari eomma? Melakukan apa yang kau suruh saat itu?"

Nihil. Tak ada jawaban dari sang Ibu. Kontras dengan sang putra yang malah tersenyum menatap sang Ibu.

"Aku tahu. Aku akan melakukan apapun yang eomma katakan padaku waktu itu. Aku akan membawa gadis kecilku kemari. Ah, tidak. Bukan aku yang akan menariknya. Tapi aku akan membuatnya datang sendiri kemari. Bertemu denganmu, eomma."

.

.

"Bibi, apa Jungkook belum pulang juga?"

"Oh, anda belum tidur, Nona?"

"Aku tidak bisa tidur. Aku belum melihat Jungkook sejak pagi tadi."

"Tuan Muda ada di ruang kerjanya. Aku baru saja akan kesana untuk mengantarkan kopi untuknya."

Rose melirik pada sebuah nampan yang dipegang oleh Bibi Kang dan dengan semangatnya ia mengambil alih nampan itu dari kedua tangan Bibi Kang.

"Nona--"

"Biar aku saja. Dimana ruang kerjanya?"

"Di samping kamar anda berdua, Nona."

Rose hanya mengangguk sekali sebelum akhirnya berlalu dan mulai menaiki tangga untuk sampai di ruang kerja Jungkook.

Gadis itu dengan perlahan membuka pintu yang ada dihadapannya dengan masih mempertahankan senyumnya.

Ia melihat Jungkook disana. Duduk dengan masih berkutat dengan beberapa kertas-kertas yang ada di kedua tangannya. Bahkan pria itu tak sedikit pun melirik pada pintu ruang kerjanya yang terbuka hanya untuk melihat siapa yang datang.

"Letakkan saja disana." Ucapnya, masih belum mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.

"Kau tidak tahu jika ini aku?"

Jungkook mengalihkan kali ini pandangannya dan sedikit terkejut melihat Rose.

"Kau belum tidur? Ini sudah tengah malam."

slave ❌ rosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang