6th August, School
1:15 PMBulan ini sudah masuk musim panas, musim terburuk setelah musim dingin. Sungguh musim ini adalah musim terburuk sejak aku lahir, hari ini saja suhu sudah mencapai 39 derajat celcius. Kepalaku terasa mau pecah, segera kudinginkan kepalaku dengan air keran di taman sekolah. Ah... itu terasa lebih baik, rasanya aku hidup kembali. Aku tak ingin kembali untuk saat ini jadi aku memutuskan untuk berlindung di bawah pohon. Walau tak sesejuk yang kukira tapi setidaknya ini cukup terhindar dari terik metahari.
Biasanya kebanyakan siswa mengunjungi taman di waktu istirahat namun hari ini tak ada seorang pun terlihat, bahkan aku tak mendengar suara bising obrolan yang biasanya tidak penting untuk dibicarakan. Rasanya seperti semua siswa seketika menghilang dari sekolah. Aku rasa itu tak buruk juga, maksudku sekarang aku punya waktu untuk diriku sendiri. Bersama dengan teman yang selalu mengomel tentang apapun yang kulakukan membuatku ingin pergi ke tempat dimana tak ada seorang pun disana. Aku yakin semua orang akan merasa seperti itu jika bersama dengan Nicolas atau paling tidak menyumpal mulutnya.
Dibawah rindangnya pohon, kututup mataku dan berbaring di bangku taman menikmati ketenangan yang telah kunanti. Sebagai seorang yang pasif aku tak berhak mengeluh dengan keadaan disekitarku tapi setiap orang punya batasannya tersendiri. Dan dalam kasusku aku sudah tak tahan dengan omelannya, Nic, begitulah aku memanggilnya. Sikapnya yang bertingkah seperti ibuku terkadang membuatku tak tahan, bahkan ibuku sendiri tak pernah sesering itu mengomeliku.
"Oii! Shin!", seseorang memanggilku dari kejauhan. Huuft, sepertinya waktuku sudah habis. Suara lengkingan lembut itu menandakan jika ekor Nicolas telah menemukan keberadaanku.
"Kamu ngapain di sini?" Elea Fountain, cewek yang selalu menjadi ekor Nic ke manapun ia pergi, bukan karena terpaksa tapi itu memang keinginannya. Sikapnya bagaikan seekor anak anjing polos yang selalu mengikuti tuannya itu memang cocok untuknya. Aku memanggilnya Lea.
"Kamu sendiri ngapain kesini?" kataku datar seraya membuka mata. Dan kulihat Lea berjongkok di sampingku sambil menyorotkan manik hijau zambrud miliknya mengarah padaku. Wajahnya berada tepat di depanku, selama beberapa detik aku terperangah melihatnya namun kemudian aku tersadar ada sesuatu yang hilang.
"Nic tidak bersamamu?"
"Jika kau mencariku aku ada disini," hancurlah sudah ketenanganku. Dengan keberadaan Nic disini sudah tak mungkin lagi untuk dapat kabur darinya. Aku sudah kabur sekali, tak mungkin dia akan membiarkanku kabur untuk kedua kalinya. Yah saat ini aku hanya bisa pasrah dengan menerima keadaan.
"Bagaimana kau bisa menemukanku?" aku tak ingin melihatnya jadi kututup mataku dengan memasang wajah masam sebagai pertanda jika aku ingin dia segera pergi dari sini.
"Oi oi, ada apa dengan wajahmu? Kamu sakit?" ucapnya bercanda, tapi sayangnya Nic sangat buruk dalam bercanda. Aku tahu dia berkata seperti itu untuk mencairkan suasana namun sayangnya aku tak berada dalam mood yang bagus untuk membalas candaannya. Jadi aku hanya diam tanpa memedulikan perasaan Nic.
"Huufft, baiklah aku tahu, aku salah, sorry, aku tak akan sering mengulangnya. Jadi berhentilah marah dan kembali ke kelas," walau dia bilang begitu tapi aku tak mendengar nada penyesalan dalam kalimatnya terlebih lagi dia bilang tak akan sering mengulangnya. Permintaan maaf macam apa itu?
Dengan kesal aku bangun dan melesatkan pandanganku pada Nic, "Apa-apaan itu? Jadi kau masih ingin mengulangnya lagi?" tanyaku cetus.
"Tak sering tapi hanya sekali atau dua kali jika memang diperlukan."
"Aku sama sekali tak memerlukan omelanmu," kutundukkan kepalaku dan menghela nafas yang dalam, "Dengar, aku remaja yang seumuran denganmu, aku tak membutuhkan mu untuk selalu mengomeliku setiap kali kita bertemu, mengerti?" kataku dengan tekanan diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISONER SO25-778
Mystery / ThrillerTahanan SO25-778 divonis hukuman mati atas tragedi yang terjadi di Kota Blanc enam bulan silam. Walaupun kasus tersebut sudah terselesaikan dengan jatuhnya hukuman mati terhadap sang tahanan namun suatu hari seorang pria misterius tiba-tiba muncul s...