Prolog

70 15 12
                                    

Gadis itu memandang pilu Batu nisan yang bertulis nama 'Ermintrude Dixon' . Erm nama mamahnya yang telah meninggal 5 tahun lalu.

Gadis itu merindukan sosok wanita itu di sampingnya.

Seiya mendongak ke atas melihat cerahnya langit yang berwarna biru.

Ya! Gadis itu Seiya.

Seiya kembali memandang makam yang ada di depannya. Ia menyalakan lilin pada sebuah kue tart berlapis rasa coklat dengan selai anggur kesukaan mamahnya. Seiya tersenyum memandang kue yang berada di tangannya ini yang bertulis ' HAPPY BIRTHDAY MOMMY' , ia mengingat masa-masa ketika mamahnya masih hidup.

Seiya tersenyum lembut memandang nisan dari makam yang ada di hadapannya ini. Ia mengalunkan sebuah lagu ulang tahun dengan lembut. Mamahnya bilang ia selalu menyukai ketika Seiya menyanyi, ia bilang ketika Seiya menyanyi itu terdengar seperti alunan burung yang berkicau di alam bebas. Lembut dan penuh tekad, dan menyejukkan hati.

Happy birthday mamah...

Happy birthday mamah...

Happy birthday... Happy birthday...

Happy birtday mamah...

Seiya langsung meniup lilin dari kue yang di pegangnya. Angin lembut berhembus menerpa wajah Seiya, seperti memberitahukan bahwa sang mamah juga ikut dalam perayaan ulang tahunnya.

"Seiya selalu berharap kalau mamah bahagia di sana. Jangan pikirin Seiya di sini, Seiya baik-baik aja. Seiya selalu turutin apa yang mamah bilang selama ini tapi bolehkah Seiya meminta. Maaf... Karena Seiya gak bisa ngelanjutin permintaan mamah untuk tetap bersama papah. Semuanga berubah, sangat berubah. Semuanya gak sama lagi seperti dulu. Seiya minta maaf sama mamah karena Seiya enggak bisa nepatin janji. Seiya harap mamah engga marah sama Seiya." Seiya terdiam dan menutup mata sejenak meresapi angin yang berhembus menerpanya. Mamahnya selalu tau dimana tempat yang tenang untuk jiwanya.

Seiya membuka matanya dan tersenyum ke arah makam mamahnya. "Seiya pulang..."

Begitulah dan akhirnya Seiya melangkah menjauh dari makam. Hingga punggung indahnya tak terlihat lagi.

Seiya masuk melewati pintu taman belakang rumah sederhana yang terlihat begitu hangat dan indah.

"Bibi makan aja kuenya" ucap Seiya menyerahkan kue ulang tahun mamahnya pada seorang wanita paruh baya yang bertugas menempati dan menjaga rumah dan makam mamahnya ini.

Makam mamahnya memang bukan di tempatkan di tempat pemakaman. Tapi di tempatkan di taman belakang rumah sederhana Yang dulunyaadalah rumah yang biasanya menjadi tempat dirinya, mamah dan papahnya dulu kunjungi setiap weekend. Tapi saat ini tempat ini sudah tak pernah dikunjungi lagi selain oleh dirinya.

Seiya melangkah keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

Bibi yang menjaga rumah itu tersenyum sendu memandang mobil nona Seiya mulai menghilang di tikungan.

***

Tbc

Hayyyyyy! Balik lagi nih sama aku. Maaf ya prolognya pendek banget. Emang sengaja sih bikin prolog yang pendek sebenernya😁😁😁.

Bye-bye!

Tifvangra penulis amatir yang pengen yentrik!

HOPE?  - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang