Senyum Cindy merekah lebar, ah senangnya....
Bagaimana ia tidak senang, Seiya baru saja mengkonfirmasi permintaan pertemanan yang ia sampaikan atas nama Ana.
Artinya.... Seiya setuju jika Ana menjadi temannya. Bodo amatan gimana nanti sikap Seiya, yang penting sekarang dia setuju.
Ia masih tak percaya jika tadi Seiya baru saja mengucapkan 'iya'. Ya tuhaaaan ya tuhaaaan apakah ada kamera disekitar sini? Apakah ini hanya jebakan dan lelucon! Sungguh ia akan membakar sekolah ini jika benar ini hanya lelucon.
Bukan sekedar lebay atau terlalu senang tapi ini adalah sebuah kelangkaan bahkan kepunahan dari seorang Seiya!
Oh yang benar saja! Siapa sih teman Seiya selain dirinya ini? Mana ada!
Semua orang akan lebih baik menjauh dari pada harus berdekatan dengan Seiya. Siapa yang sangka jika wanita secantik Seiya adalah wanita yang begitu kejam dan galak.
Ia saja harus was-was jika kali-kali ia membuat Seiya kesal.
Pernah ketika ia ingin mengajak Seiya untuk datang ke birthday party salah satu anak populer di sekolah ini.
Yang ia pikirkan saat itu adalah membuat Seiya merasakan hal yang berbeda dari kebiasaannya.
Karena itu ia terus merecoki Seiya agar ia ikut dengannya tapi bukannya senyum manis dan ucapan 'iya' dari Seiya ia malah mendapat tamparan panas di pipinya.
Seiya memang sudah mengatakan 'maaf', serius! Seiya benar-benar hanya mengatakan maaf setelah menamparnya lalu pergi begitu saja seperti kentut.
Ia tak marah pada Seiya karena ia sudah terbiasa dengan sifatnya itu, tapi serius tamparannya itu benar-benar menyakitkan. Bahkan meninggalkan jejak lebam selama 3 hari.
Tapi kalian jangan salah paham dengan Seiya, mungkin diluar dia begitu kasar dan menyeramkan. Tetapi sebenarnya ia begitu lembut dan baik hati—mungkin?
...
Di sisi lain entah mengapa pandangan Ana tak bisa lepas dari sosok Seiya.
Hey! Jangan mengira ia lesbi ya!. Ia hanya merasa ada sesuatu yang berbeda dari Seiya, sesuatu yang istimewa yang bahkan orang lain tak miliki. Tapi ia tak tau apa itu.
Jika harus dilihat lagi Seiya itu begitu cantik. Kulitnya yang putih bersih, tubuh semampai yang berisi, rambut hitam panjangnya yang indah, Sempurna! Coba bandingkan dengan dirinya, tubuh kurus, rambut hitam dikepang, sangatlah tidak sebanding dengan Seiya.
Ia seperti kesempurnaan dari seorang wanita, apalagi dengan mata birunya yang begitu indah dan menawan.
Tapi acara memandang Seiya harus terhenti ketika orang yang sedari tadi dipandang melirik kearahnya dengan mata tajamnya.
Segera saja ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Ketika itu ia melihat kerumunan cewe yang sangat menumpuk, entah mengerumuni siapa.
"Minggir..."
Itulah yang terdengar di telinga Ana ketika kerumunan cewe itu langsung membelah, memberi jalan pada tiga orang cowo yang ia tak tau siapa. Yang jelas mereka ganteng... Lanjut batinnya.
Entah matanya yang mulai rabun atau bagaimana tapi sepertinya ketiga cowo itu berjalan kearahnya.
Di sisi lain Seiya yang melihat itu langsung mendengus kasar.
Ah! Ini benar-benar hari yang buruk. Seharusnya tadi ia tidak usah masuk saja!.
Ia mulai merasa ketenangannya akan terganggu dan benar saja ketika ketiga bangsat itu berhenti di hadapannya dan tanpa diminta langsung duduk mengambil posisi masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE? - HIATUS
Teen FictionSeiya Aditama, siswi cantik Sma Tunas Bangsa. pintar? bukan main! cantik? luar biasa! ramah? Hell No!. Berharap seorang Seiya Aditama ramah adalah sesuatu yang mustahil. Butuh menunggu lebaran monyet barulah seorang Seiya Aditama akan bersikap ramah...