"Lo gak punya mata?!" suara teriakkan itu menggema di sepanjang koridor SMA TUNAS BANGSA.
Gadis culun dengan kepangan belah itu menunduk semakin dalam kala mendengar teriakkan dari gadis di atasnya ini.
Ia bergetar ketakutan, tamatlah riwayatnya! Apalah daya dirinya yang hanya seorang siswi baru di sekolah ini. Apalagi dirinya bukanlah gadis yang istimewa, dirinya ini malah cenderung tak berguna!
Kesialan menimpa dirinya kala tanpa sengaja dirinya menumpahkan jus alpukat kesukaannya pada seorang gadis cantik luar biasa. Wajah gadis itu cantik memang, bahkan terlihat seperti dewi di surga. Tapi ketika ia mendengar teriakkannya ia tau bahwa, hanya tampangnya saja yang terlihat seperti dewi surga tapi sifatnya seperti iblis di neraka.Di sisi yang lain, siswa dan siswi yang lain hanya bisa menonton kejadian ini saja. Beberapa ada yang memandang kasihan kepada gadis culun itu karena harus berurusan dengan si iblis dan dingin itu. Beberapa yang lain bertaruh akankah gadis culun itu menangis atau tidak. Tapi lebih dominan yang memandang penuh ejekan seakan mereka berkata 'lihatlah gadis culun itu, baru saja datang sudah masuk ke kandang singa. Tidak butuh waktu lama, dan Ham! Hancur semua' .
Diantara semua murid itu tak ada yang berani untuk melawan apalagi mencegah seorang Seiya Aditama.
Ya! Gadis itu adalah Seiya.
Seiya memandang penuh amarah ke arah gadis culun yang saat ini sedang menunduk dalam tanpa berani menatapnya itu.
Ya tuhan! Kesialan apa ini, pagi-pagi sudah di siram dengan jus alpukat!
Seiya memandang tajam gadis culun itu. Seakan-akan matanya akan mengeluarkan sinar laser yang mampu membelah tubuh gadis yang ada di depannya ini.
"Look at me!" ucap Seiya dengan penuh penekanan di setiap katanya. Mendengar itu gadis culun itu mendongakkan kepalanya dan melihat wajah gadis yang ada di hadapannya ini. Ia perlu sedikit mendongak karena gadis cantik di depannya ini sedikit lebih tinggi darinya.
Jika di lihat lagi, gadis di depannya ini bukan hanya cantik luar biasa. Tapi sangat luarrrr biazaaah. Sangat sempurna hingga membuatnya iri, siapa dirinya ini dibandingkan dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini? Bagaikan itik buruk rupa yang membandingkan diri dengan seekor angsa putih yang cantik. Jauuuuuh sekali perbedaannya.
Gadis culun itu mengerjapkan matanya, ketika jari lentik nan lembut itu membuyarkan lamunannya.
Ia melihat gadis itu memutar matanya malas.
"Lisent to me! Jangan pernah muncul dihadapan gue lagi!" kata Seiya dengan penuh penekanan di setiap katanya.
Seiya langsung meninggalkan koridor itu tanpa menunggu jawaban dari gadis culun yang kurang ajar tadi.
Gadis culun tadi hanya mengelus dada hampir menangis karena bentakan tadi. Yang benar saja! Pagi-pagi ia sudah membuat masalah dengan tidak sengaja menabrak dan menumpahkan jus kesukaannya dengan mulus pada baju gadis cantik tadi.
Ia bukannya bagaimana, tapi harus jujur kalau gadis yang membentaknya begitu cantik dan menawan. Tapi sayangnya sifatnya begitu dingin, judes, dan galak. Ia yakin kalau saja gadis itu tersenyum sedikit saja, pasti dia bagaikan bidadari surga. Tapi sayangnya itu hanya mimpi semata karena gadis itu lebih persis seperti iblis-iblis yang cantik nan rupawan tentunya.
Ia mengedarkan pandangannya ke sepanjang koridor, hanya tertinggal beberapa murid yang masih menatapnya. Ia heran kenapa tak ada yang membantunya? Tapi ketika ia mengingat kembali dimana ia bersekolah sekarang, ia mengerti dan sangat mengerti mengapa tak ada orang yang membantunya.
Oh ayolah apa harus dijelaskan dengan terperinci? Ini SMA TUNAS BANGSA, ingat dan catat baik-baik TUNAS BANGSA. Sekolah impian yang memiliki akreditasi terbaik dalam segi manapun. Akademik? Akademis? Jangan ditanyakan. Memang dipikir selama ini banyak siswa/i yang ikut perlombaan diluar negeri dan pertukaran pelajar berasal dari sekolah mana? Tentu saja dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE? - HIATUS
Teen FictionSeiya Aditama, siswi cantik Sma Tunas Bangsa. pintar? bukan main! cantik? luar biasa! ramah? Hell No!. Berharap seorang Seiya Aditama ramah adalah sesuatu yang mustahil. Butuh menunggu lebaran monyet barulah seorang Seiya Aditama akan bersikap ramah...