HOPE? | PART 2

42 13 10
                                    

Votenya cusss...😋 Ayo saling bekerja sama dan saling menghargai.

...........

"Lo!" Tunjuk Cindy pada Ana, melihat itu Ana bergetar ketakutan.

"Lo anak baru yang tadi kan?" Tanya Cindy berubah dengan nada riang. Ana yang tadinya sudah ketakutan duluan merasa heran dengan kelakuan gadis yang ada di hadapannya ini. Ana menganggukkan kepala tanda mengiyakan apa yang dikatakan Cindy.

Entah apa yang terjadi pada gadis dihadapannya ini, ia melihat senyum yang merekah dari gadis itu.

"Hai nama gue Cindy Tsuraya Admaja, just call me Cindy! Salam kenal" ucap Cindy sambil menjabat tangan Ana secara paksa dan bersemangat.

"Eh-eh iya salam kenal juga. Ana, Julyana Putri." Sambut Ana dengan gugup. "I know..." Balas Cindy.

"Cindy, dulu Lo so-soan nolak gue jadi temen Lo, sekarang Lo malah jadiin nih culun sebagai temen. Heran deh gue mata Lo lagi sakit atau emang dari dulu otak Lo gak beres?" Sebuah suara mengintrupsi acara perkenalan mereka. Dan munculah seorang gadis cantik nan bohay tapi sayangnya bedaknya kurang tebel ampe 5cm.

"Eeeeh. Bacot aja nih Lambe nyinyir, belom pernah gue cekokin pake sambel ya Lo! Otak Lo kali yang gesrek ampe lupa jaitin tuh baju yang bikin itu Lo bleberan kemana-mana. Mata Lo juga yang kicek Ampe gak bisa liat itu bedak udah setebal apa masih aja di cocolin" balas Cindy dengan kejam.

Sedangkan gadis tadi yang namanya Tiara, wajahnya sudah memerah padam karena malunya gak ketulungan.

"Apa Lo bilang! Ini namanya fashion, Lo aja yang norak." Balas Tiara sok tegar padahal dalam hatinya ia ingin menangis malu.

Cindy yang mendengar itu hanya tersenyum mengejek. "Fashion atau gak mampu beli bahan? Jangan bicara fashion disini karena Lo gak ada apa-apanya dibanding gue."

Ejekan yang dilontarkan Cindy membuat Tiara semakin meradang. "Halaaah! Gak usah sok-soan Lo, kalo cuman bisanya numpang tenar lewat si Seiya pencari muka itu!"

PLAAAAK!

kali ini tanpa hambatan tamparan pedas dengan mulusnya meluncur ke pipi Tiara hingga meninggalkan jejak kemerahan menjiplak tangan Cindy.

"Jangan pernah berani bawa-bawa nama Seiya disini. Gak usah sok kuat disini karena bahkan keluarga Harmodjo yang selalu Lo banggain itu gak akan lebih dari seekor kuman dan bahkan gak akan pernah pantes walau hanya sekedar menjadi debu di keluarga Admaja!
Dan lo sekarang coba-coba untuk mengejek Seiya dari keluarga aditama? Idiot emang!" Cindy melangkah pergi meninggalkan Tiara yang wajahnya memerah menahan malu dengan menggeret Ana bersamanya, kalau ia meninggalkan Ana di sana bisa-bisa jadi perkedel dia.

Sebelum Cindy benar-benar pergi ia berhenti sebentar dan tanpa menengok ia mengatakan "gak usah berlaga jadi matahari kalau sebenernya Lo hanya gak lebih dan gak mampu walau hanya sebagai bintang kecil yang sewaktu-waktu bisa menghilang".

Tiara yang mendengar itu semakin menekan rasanya kedalam hati terdalamnya, ia memahami betul apa maksud dari perkataan Cindy. Bahwa dirinya—keluarganya tidaklah lebih dari debu untuk keluarga Cindy, apalagi jika sudah berurusan dengan mereka tak ada apa-apanya dibanding Aditama yang kekuatannya berkali-kali lipat dari pada keluarga besar lainnya, bahkan keluarga Aditama mungkin melebihi kekuasaan presiden sekalipun.

....

Cindy terus menggeret Ana bersamanya, sedangkan yang digeret merasa bingung dengan pertengkaran tadi. Ah! Dirinya benar-benar pusing memikirkan pertengkaran tadi, keluarga Hardjono? Keluarga Admaja? Keluarga Aditama? Apa hubungannya dengan seseorang yang bernama Seiya itu? Dia berada sedang di jaman pertengahan dinasti Korea yang penuh konflik.

HOPE?  - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang