Lee Daehwi - Hidden Feelings

682 93 12
                                    

Three

Kamu menatap kotak berisi surat-surat itu. Tanganmu meraih salah satu surat didalamnya.

"To : Y/n, 14 Februari 2010 "

Tulisan itu terbaca samar-samar dibagian depan amplopnya. Kamu mulai membuka perekat amplop itu.

"Annyeong Y/n-aah. Mianhae.. Jinjja mianhae. (Hai Y/n-aah. Maaf.. Aku benar-benar minta maaf) Maaf aku pergi tanpa sepatah kata apapun. Itu karena.. Aku takut air mataku jatuh didepanmu, disaat aku akan berpamitan. Aku juga gak bisa ninggalin kamu. Berat rasanya. Tapi.. Entah kenapa, rasanya lebih berat lagi untuk ungkapkan ini padamu. Ungkapkan apa yang aku rasakan, rindu.

14 Februari datang lagi Y/n-aah. Ini adalah hari valentine pertamaku tanpa kamu. Sahabat terbaikku:)

Happy Valentine Y/n-aah❤"

Ada sedikit rasa terkejut, juga rasa yang tidak dapat mempercayainya. Penasaran juga memenuhi hatimu. Membuat perasaanmu semakin terasa tercampur aduk.

Tanganmu meraih amplop lainnya.

"To : Y/n, *Your Birthday, 2011"

Rasa penasaran semakin menghantuimu. Melihat tanggal spesial dihidupmu tercantum diamplop itu, membuat otakmu menerka-nerka isi suratnya.

"Eyyy.. Kau pikir aku lupa ulang tahunmu? Micheosseo?! (Gila ya?) Gimana mungkin aku lupa hari spesialnya princessku?

Saengil Chukhahae nae gongjunim❤ (Selamat Ulang tahun princessku) Sayangnya, tahun ini kita gak bisa makan es krim sebakul lagi buat merayakan hari indah ini. Karena jarak, waktu, dan keadaan gak berpihak pada kita...

1 tahun lebih.. Gak kerasa jarak memisahkan kita. Ada sebuah rahasia yang terus menghantuiku. Rahasia yang sangat ingin ku ungkapkan. Namun disisi lain otakku melarangnya. Segala prasangka buruk menghalangiku. Aku harap suatu saat, setidaknya aku bisa benar-benar mengungkapkannya. "

Kali ini rasa penasaran benar-benar menguasai dirimu. Dengan cepat kamu mengeluarkan semua surat yang ada didalam kotak itu. Kamu mengurutkan surat-surat itu sesuai tanggal penulisannya. Sejak sore hingga sepanjang malam kamu sibuk membaca satu per satu surat-surat itu.

Walau kamu berusaha menahan kantukmu, matamu tak bisa menolak, pada akhirnya kedua matamu tertutup dan kamu pun terlelap masih dengan surat-surat bertebaran dikasurmu.

Hingga pagi pun datang, sinar matahari berusaha membangunkanmu dengan menusuk kelopak matamu dengan teriknya.. Kamu pun terbangun. Ingat dengan keadaan terakhir sebelum tidur, kamu kembali membaca surat-surat itu.

Kamu meraih amplop surat dengan tulisan, "To : Y/n, 12 Januari 2012"

"Y/n-aah.. Bolehkah aku jujur? Rasa yang selama ini kupendam, semakin lama semakin meledak. Na.. Neon joahae.. (Aku.. suka kamu..)

Saat ini aku sedang terkekeh menertawai diriku. Bodoh sekali aku. Memangnya setelah menulis ini, apa aku punya keberanian untuk mengirim surat ini padamu? Sudah pasti tidak. Bahkan puluhan surat sebelum ini, tidak pernah sekali pun timbul keberanian untuk mengirimnya. Pada akhirnya perasaan ini akan selalu menjadi rahasia yang tidak akan pernah tersampaikan. "

Tanganmu terus saja bergemetar selama membaca surat itu. Tak dapat dipercaya. Kamu membaca surat itu berulang kali, masih tidak dapat mempercayainya. Tanganmu sedikit meremas surat itu. Tangan yang lain mengusap air mata dengan kasar. Tubuhmu beranjak dari kasur, bersiap pergi. Selesai berpakaian, kamu menatap bayanganmu di cermin. Kamu tersenyum mantap dan akhirnya pergi.

Tiba disebuah rumah, kamu menarik nafas berat terlebih dahulu, lalu menekan tombol bel rumah itu. Entah kenapa kepalamu menunduk, memperhatikan kakimu yang terus saja kamu gesek-gesekkan di aspal.

사랑해요❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang