BAB 1

0 0 0
                                    

Plakk...

Suara tamparan terdengar di seluruh penjuru ruang tamu.

"Gladys, dasar anak tidak tau diuntung. Udah dilahirin susah-susah, kamu malah kurang ajar sama mama kamu sendiri. Kalau tau begitu, mending nggak usah dilahirin sekalian!" kata seorang perempuan dewasa setelah menampar seorang anak perempuan.

Gladys namanya. Seorang perempuan yang ditampar oleh perempuan dewasa tadi, yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Miris, bukan? Ibu kandung yang tega menampar anak sulungnya sendiri.

"Contoh itu Pinkan, adik kamu, ngebanggain mama sama papa terus dengan prestasinya di sekolah. Gak kayak kamu yang gak tau apa-apa!" kata Anindya, ibunya.

Yang dimarahi hanya bisa diam sambil menahan tangisnya yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Sana, kamu masuk kamar. Males mama lihat muka kamu," kata mamanya.

"Iya, ma," lirih Gladys pelan, nyaris tak terdengar.

Lalu, Gladys segera masuk ke kamarnya dan menumpahkan segala keluh kesahnya melalui tangisan di kasur yang ada di kamarnya.

Mengapa hidup ini begitu sulit? batin Gladys.

GIVE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang