BAB 2

0 0 0
                                    

Ini adalah hari pertama berlangsungnya MOS. Di lapangan SMA Pelita Raya sudah berkumpul ratusan siswa baru yang lulus ujian masuk ke sekolah tersebut.

Seorang gadis sedang berlari menuju pagar sekolah tersebut yang segera akan tertutup.

"Pak, tungguin Gladys pak!" Teriak Gladys.

"Cepetan, atuh neng!" Balas pak satpam dengan teriakan juga.

"Ma...ka...sih...yah..pak..." Ucap Gladys sampai tersengal-sengal.

"Sama-sama, neng." Jawab Pak Satpam tersebut, yang diketahui bernama Mamat.

Gladys segera berlari menuju lapangan SMA Pelita Raya dengan rambut yang sudah acak-acakan.

Akhirnya nyampe di lapangan juga, batin Gladys mensyukuri.

"SEMUANYA BERBARIS!!!" Teriakan cempreng perempuan yang berasal dari anggota Osis yang bertugas sebagai panitia pelaksana MOS.

Gladys segera berbaris di barisan yang ada di sampingnya.

"Baiklah, saya akan membagikan kelompok untuk kalian. Satu kelompok terdiri dari 8-9 orang,"
kata kakak kelas perempuan tadi.

"Kelompok 1, Putri, Salma, Putra, Gali, Siti, Dio, Wahyu, Zahra, Glen. kelompok 2...." Pembagian kelompok terus berlanjut sampai waktunya kelompok Gladys diumumkan.

"Kelompok 6, Rian, Diana, Raihan, Danang, Guntur, Gladys, Alena, Sherin, Aditya. kelompok 7...." Setelah itu, Gladys tidak mendengarkan kata-kata kakak kelas perempuan tadi, dirinya sibuk memikirkan anggota kelompoknya.

Nanti, mereka orangnya gimana, yah? Gimana kalau nanti gue malah disuruh-suruh sama mereka? Kan serem, batin Gladys mengada-ngada.

"Semuanya, segera berkumpul dengan kelompoknya masing-masing!" Perintah Si Kakak Kelas yang sampai sekarang dia belum tahu namanya.

"KELOMPOK 6, DISINI!!! YANG MERASA ANGGOTA SINI, CEPETAN KEMARI!!! CAPEK TAU NUNGGU!!! APALAGI YANG DISANA GAK PEKA-PEKA!!!" Teriak seorang cowok, yang sangat absurd, menurutnya.

Gladys yang mendengarkan teriakan itu segera menuju kesana, menghiraukan tatapan-tatapan memuja yang dilemparkan oleh kaum Adam padanya.

"Permisi, ini kelompok 6 bukan?" tanya Gladys kepada cowok tersebut.

"Eh? Iya-iya, ini kelompok 6, kok. Btw, kenalin nama gue Aditya Ramadhan, lo bisa manggil gue Adit," kata Adit sambil mengulurkan tangannya.

"Gladys," jawab Gladys membalas uluran tangan Adit.

"Ayo sini, gue kenalin sama yang lainnya," ajak Adit.

Gladys hanya mengangguk untuk jawaban dari ajakan cowok tersebut.

"Semuanya, kenalin ini Gladys. Gladys, kenalin ini Rian, Diana, Raihan, Danang, Guntur, Alena." Mereka semua tersenyum hangat kepada Gladys.

"Hai," jawab Gladys ramah.

"Hai juga," jawab mereka semua berbarengan.

"Baik guys, ada yang mau mencalonkan jadi ketua kelompok?" tanya seorang cowok yang diketahui bernama Raihan.

"Gue gak mau. Lo aja deh, Rai," kata seorang cowok yang diketahui bernama Guntur.

"Iya, lo aja," timpal dua orang perempuan bersamaan yang diketahui bernama Diana dan Alena.

"Kita berempat mah ngikut aja. Ya gak, guys?" tanya Rian kepada Danang, Guntur, Aditya.

"Yoiii!" jawab mereka serempak.

"Kalo lo, Gladys? Setuju gak kalau gue yang jadi ketuanya?" tanya Raihan kepada Gladys.

"Kalau gue mah ngikut apa kata lo semua aja," jawab Gladys.

"Okay, berarti gue yah ketuanya?" tanya Raihan kepada yang lainnya.

"Iyaa!" jawab mereka barengan.

"Beneran yah?" tanya Raihan memastikan.

"Iyaaa, Raihan," jawab mereka berbarengan sekali lagi.

"Beneran nih?" tanya Raihan sekali lagi.

"Iyaaaa, bangsat!" teriak Adit kelepasan. Saking gemesnya dengan Raihan, akhirnya cowok itu mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Sanslah, bro," ucap Raihan.

"Lonya sih, udah dibilangin dari tadi, masih juga nanya," gemas Adit.

Mereka semua tertawa, sepertinya ini adalah awal dari pertemanan mereka.

GIVE UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang