Pagi ini hujan turun dengan sangat deras, suara angin jelas terdengar di telinga dengan membawa hembusan kesegaran, begitupun dengan suara gledek yang membuat jantungku bekerja menjadi dua kali lipat.
Aku teringat dengan pesan dari Kak Yudha semalam, lalu aku mulai berjalan menuju meja belajar tempat hpku berada. Dan saat aku cek ternyata banyak sekali pesan yang dikirim oleh Kak Yudha.
Klik Open:
Bella sudah tidur?:(
Bella, beneran uda tidur?
Ini aku Yudha, anak kelas XII IPA3
Nanti besok aku jemput kamu yah, tepat jam 06.30.
Good night Bella:)Whoaaaa, ternyata banyak banget pesan dari Kak Yudha. Astaghfirullah? Kak Yudha mau ke rumah? Aduh gimana ini bisa-bisa Bunda bisa marah kalau ada laki-laki yang main ke rumah. Yaa Allah, Bella harus gimana:( telpon Kak Yudha? Ah kan lagi hujan gak boleh nelpon. Yauda kalau gitu aku sms Kak Yudha aja deh.
Me: Kak ini Bella, kakak gak perlu jemput Bella lagi ya. Bella bisa berangkat ke sekolah sendiri kok kak. Terima kasih atas tawaranya:)
Send!
Yaaaah, kok gak terkirim:( gimana kalau beneran ke rumah.? Aku hanya bisa gigit jari dan berdo'a semoga Kak Yudha gak jadi ke rumah.
Aku melirik ke arah jam tanganku, dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 06.15. 15 menit lagi Kak Yudha akan datang ke rumah, tapi apa iya? Kan sekarang masih hujan gede, mana mungkin Kak Yudha senekat itu. Ahh paling juga gak jadi.
Aku mulai mengemasi buku pelajaran serta buku tugas yang menjadi jadwal pelajaranku hari ini, namun tiba-tiba suara Bunda terdengar.
"Tok tok tok, Bella itu ada temen kamu di bawah. Laki-laki" Bunda memberitahu di depan pintu kamarku bahwa ada Kak Yudha sudah ada di bawah.
Deg!
"Iyaa, Bun. Sebentar lagi Bella turun" sahutku.
"Kak Yudha?" Aku terbelalak ketika melihat Kak Yudha datang ke rumahku dengan kondisi badan yang basah kuyup.
"Astaghfirullah, Kak Yudha kok bisa sampai kayak gini sih? Kakak kesini naik apa? Tanyaku tak percaya dengan tekad Kak Yudha.
"Aku naik sepeda dari rumah. Oya, maafin ya datang ke rumah kamu dengan pakaian yang gak sopan kayak gini. Tadi pagi pas di jalan saat mau ke rumah kamu hujan belum turun, tapi pas sampai di Jalan Mawar hujan mulai turun dengan amat sangat deras" terang Kak Yudha.
Aku terkesima dengan niat tulus Kak Yudha yang ingin memjemput aku pagi ini.
"Hah iya Kak gk apa-apa. Tapi Kakak kan bisa tunggu sampai hujan reda, gak usah sampai nerobos hujan juga. Jadi basah kuyup gini kan. Kak Yudha duduk dulu aja biar Bella buatin teh dulu ya". Terangku pada Kak Yudha sembari mempersilahkannya untuk duduk dan menungguku untuk membuatkan teh untuknya.
"Kalau aku nunggu sampai hujan reda, nanti aku telat dong dateng ke rumah kamu. Kan semalam aku uda janji mau datang ke rumah jam 06.30" jawab Kak Yudha.
Aku kembali melirik ke arah jam tanganku. Beneran lho dia sampai ke rumah pukul 06.30. That's amazing!
"Yauda Kak, sebentar ya Bella mau ke dapur dulu". Jawabku.
Kak Yudha hanya mengangguk
Saat aku masih membuatkan teh untuk Kak Yudha, Bunda datang menghampirinya.
"Assalamualaikum. Dek, namanya siapa?" Tanya Bunda
"Waalaikumusalam, Tante. Nama saya Yudha kakak kelasnya Bella".
"Adek Yudha gak apa-apa basah kuyup seperti ini? Mau Bunda buatin teh? Kasihan sekali pasti dingin ya Dek Yudha?"
"Ohhh, tidak. Bu...bu bunda tadi Bella sudah ke belakang sedang buatin teh buat Yudha hehe"
"Panggil saja tante, Bunda. Niatnya mau berangkat bareng ya sama Bella? Nanti biar supir Bunda aja ya yang ngantetin Dek Yudha dan Bella ke sekolah. Gak baik lho laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berdua-duaan" terang bunda sambil tersenyum kepada Kak Yudha
" Teh sudah datang, eh di sini ada Bunda juga" pekikku.
Setelah selesai aku buatkan teh, aku langsung memberikan teh buatanku ini ke Kak Yudha. Aku pun menyodorkan secangkir teh ala Bella ke Kak Yudha.
"Kak silahkan diminum teh nya"
Kak Yudha tersenyum manis kepadaku, bener deh senyumanya itu ampun bikin gak kuat banget. Yaa Allah ini godaan. Aku mendadak melongo dan tersipu malu saat Kak Yudha melemparkan senyuman manisnya untukku.
"Terima kasih, Bella. Maaf nih jadi ngerepotin"
Aku masih melongo.
Masih tetep melongo juga. Sampai akhirnya Bunda menyadarkan lamunanku itu.
"Bella, kamu gak apa-apa? Tanya Bunda kebingungan.
"Em, i...iya Bun, Bella gak apa-apa" jawabku yang sedang mendadak salting ini.
Kak Yudha tertawa manis melihatku yang sedang salah tingkah tadi.
Dia pinter banget sih buat hati aku berbunga-bunga. *eh"Yasudah habis ini kalian berangkat dianter sama Mang Dadang ya, Dek Yudha bener ke sekolah dengan seragam yang basah kuyup seperti itu? Nanti masuk angin lho".
"Iya Bun, Yudha bawa baju olahraga kok di dalem tas, nanti Yudha ganti hehe".
"Yasudah kalo gitu habisin dulu aja teh nya, gak usah buru-buru" saran bunda untuk Kak Yudha yang sedang meminum teh buatanku tadi.
Aku hanya diam, takut kalau Bunda marah karena kedatangan Kak Yudha pagi ini.
Aku mencoba untuk melirik ke arah Bunda mencoba untuk membaca raut wajahnya,apakah Bunda marah atau tidak. Bener deh. Kalau Bunda sampau marah aku gak bisa apa-apa :( berharap banget.....Aku mendekat ke tempat Bunda duduk sekarang, dan aku beranikan diri untuk bertanya pada Bunda dengan nada suara yang hampir tidak bisa terdengar dan aku pun mulai membisikkan ke telinga Bunda" Bunda gak marah?" Tanyaku penasaran.
" Marah kenapa? Toh temen Bella kan? Mana mungkin Bunda memarahinya" jelas Bunda.
Aku berjingkak kegirangan mendengar jawaban Bunda tadi. Upsss.
Dua orang yang sedang bersamaku saat ini kebingungan menyaksikan tingkah anehku ini.
"Hehee maaf" aku tersenyum, tersipu malu.
"Yauda Bun, Bella sama Kak Yudha berangkat dulu ya, uda hampir mau masuk nih Bun" terangku pada Bunda sambil mencium punggung tangan malaikat hidupku ini.
"Yudha juga izin ya Bun, maaf sudah banyak merepotkan" jelas Kak Yudha sambil mengikutiku mencium tangan camernya. *ehh
"Hati-hati Bella, Dek Yudha. Mang Dadang sudah ada di depan. Belajar dulu jangan pacaran" pekik Bunda.
Aku mendadak terdiam di depan pintu rumah saat mendengar perkataan Bunda tadi.
Aku kira Bunda sudah merestui aku dengan Kak Yudha. Hmmm.Akhirnya hari ini pun aku ke sekolah bersama dengan laki-laki yang mempunyai senyuman mematikan itu. Whoaaa mimpi apa aku ini bisa duduk di samping denganya sekarang xoxo.
Mobil pun melaju dengan tenang, menghantarkan aku dan Kak Yudha yang sedang terdiam, mati kutu, Malu. Gak tahu harus membuka pembicaraan dari mana.
Sungguh hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan, hari yang sangat berpihak kepadaku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Astaghfirullah, Aku?
Short StoryBerkisah seorang gadis yang mulai menyukai lawan jenisnya. Namun dia belum cukup umur untuk merasakan hal tersebut. Dan sampai pada akhirnya dia ingin menjalin suatu hubungan. Namun untung saja keluarga dari gadis itu sangat peka terhadap isi hati n...