Siapa Dia?

143 3 0
                                    

"Dek,kamu siap belum? Buruan ntar kita telat loh." Tanya kak Nisa.

"Ah iya bentar kak, Bella lagi pake jilbab nih." Dengan terburu buru aku memakai jilbab yang sepertinya sedikit agak compang camping arahnya.

"Nisa, Bella. Kalian gak mau sarapan dulu?" Tanya Bunda dengan nada cukup keras yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

Aku dan kak Nisa berjalan dengan langkah yang terburu buru menuruni anak tangga.

"Maaf Bun, Bella dan kak Nisa berangkat duluan ya. Uda telat nih." ujarku sambil menyeruput segelas susu putih dan mengambil sehelai roti tawar yang langsung aku makan begitu saja.

"Ehhh, Bella. Kok makanya sambil berdiri sih. Gak boleh ah." Terang Bundaku.

"Nggak apa apa Bun, cuma kali ini aja kok." Balasku sekenanya.

"Yauda Bun, Nisa dan Bella berangkat dulu yah." Ujar kak Nisa bergantian denganku mencium punggung tangan Bunda.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati yaah Nak, jangan ngebut di jalan" Ucap Bunda.

Aku dan kak Nisa berangkat sekolah diantar oleh supir pribadi kami. Maklum saja, semalem Papa pergi tugas keluar kota selama seminggu.

"Non, ini mau ke tempat siapa dulu, yah?" Tanya pak Muis kebingungan. Maklum saja, pak Muis ini supir baru kami.

"Ke sekolah Bella aja dulu pak." Gumam kak Nisa.

"Serius kak? Tempat kerja kakak kan lebih jauh dari sekolah Bella. Kenapa nggak ke tempat kerja kakak aja dulu?" Tanyaku mengusulkan.

"Nggak apa,Bell. Kebetulan hari ini di sekolah tempat kakak ngajar lagi ada acara gitu, kayaknya sih free deh. Jadi kamu santai aja dek." Ujar kak Nisa tersenyum ke arahku.

Kakakku ini adalah tipe Pengajar yang sangat disiplin. Dia nggak mau kalo sampe telat ke sekolah. Karena dia bilang dia punya tanggung jawab yang harus ia laksanakan. Kebetulan kak Nisa mengajar PAI di salah satu SMA Negeri di Kotaku.

"Uhm, kak Nisa. So sweet." Ujarku yang refleks memeluk kakak ter-the best ku ini.

"Kak, Bella masuk dulu ya." Pamitku sambil mencium punggung tangan kakakku.

"Iya dek, hati hati ya. Belajar yang bener dek." Ujar kak Nisa.

Ahh untung saja aku gak sampe telat kali ini. Berabe dah kalo sampe telat. Malunya itu loh yang gak ketulungan.
Aku langsung buru buru masuk ke kelasku.
Kebetulan hari ini nggak upacara, peraturan di sekolah ku ini upacara diadakan setiap dua minggu sekali. Jadi, beruntung kali ini sedang tidak upacara.

"Hei, Bell. kamu kok bisa kesiangan lagi? Begadang lagi buat nonton K-Drama?" Tanya Ina.

"Aissh, bentar napa nanyanya Na. Aku masih ngos ngosan nih gara gara lari lari tadi. Kamu ada minum nggak?" kataku yang memang lagi terengah engah kecapean. Maklum aja, badanku agak berisi jadi aku cepet sekali buat ngerasa capek kalo lari.

"Nih, jangan diabisin! Jadi uda nonton sampe berapa episode kamu Bell? Kalo aku sih uda kelar nontonnya." Samber Ina lagi.

"Baru sampe tiga episode." Kataku sambil mengusap mulut yang besah sehabis minum.

"What? Baru tiga episod doang?" Jawab Ina mlongo.

"Ho'oh, itu juga aku harus curi-curi waktu tauk. Nunggu Bunda dan kak Nisa tidur dulu. Btw makasih ya Na, minumnya, abisnih hehe." Ujarku sambil nyengir.

"Terus terus, bagian mana yang kamu suka Bell, yang pas Big Boss sama Dr. Kang-

"Ihh, Bella. Kan uda aku bilang jangan diabisin. Gak mau tahu ganti yah minumku." Ucap Ina merengek karena minumnha aku abisin.

Astaghfirullah, Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang