Hari ini sekolah tiba-tiba pulang cepet, nggak tahu deh kenapa. Tapi nggak apa-apa sih kan enak bisa selonjoran ala-ala gitu di rumah hehe.
Saat aku mulai melangkah keluar kelas, otakku tiba-tiba memberikan ide untuk pergi ke Toko Buku. Jadi aku putuskan untuk mampir ke sebuah toko buku untuk mencari buku-buku novel terbaru, aku sendiri sebenarnya suka sama semua genre, yaa asalkan masih dalam kaidahnya lah ya. Oke, anyway.. hari ini aku nggak diantar ataupun dijemput sama Mang Dadang, karena saat ini beliau sedang kurang sehat. Jadilah aku ke sekolah bawa sepeda titisan bunda. *What? Titisan?
Meluncurrr! Wes gowes gowes tembus angine...
Wuhhhh.. MasyaaAllah, adem banget anginya. Aku mulai menyusuri jalanan sekolahku untuk menuju ke Toko Buku terdekat. Bener deh, ini pertama kalinya aku pulang pergi naik sepeda. ? I feel so happy..
Aku terus mengkayuh sepeda warisan dari bunda dengan penuh semangat. Selama di perjalan, mataku terpesona dengan keelokan kanan kiri sawah yang terbentang luas. Sesekali melihat Pak Tani yang sedang menjaga sawahnya agar tidak diganggu oleh binatang-binatang.
"Semangat Pak Tani!!" Teriakku memberikan semangat.
Pak Tani hanya tersenyum melihat tingkah luguku itu.
Benar itu lugu? Bukan malu-maluin? Wkwk
Yihaaaa...aku terus tersenyum sembari bernyanyi-nyanyi kecil menikmati setiap hembusan angin yang menyapa kerudungku.
Jalan menuju sekolahku itu memang harus melalui daerah persawahan, maklum lah ya aku kan nggak kota-kota banget.
Aku sempat bertanya pada diriku. Selama ini aku kemana saja, kok bisa sih nggak menyadari nikmat luar biasa yang Allah berikan.
Selama diantarkan Mang Dadang ke sekolah, biasanya aku hanya fokus terhadap smartphone milikku saja, tanpa pernah memperhatikan alam sekitar. Really, that's so big wrong.
Aku berjanji, mulai saat ini aku akan lebih peka lagi terhadap sekitarku.**
Saat tiba di Toko, aku langsung bergegas untuk memparkirkan sepeda warisan bunda ini, oke aman.
Aku mulai melangkah masuk, dan. Aku sangat senang dan bahagia saat menjumpai begitu banyak koleksi buku buku yang ada. Mau aku bawa pulang semua Bunda:(.
Aku terus melangkahkan kakiku menyusuri setiap bagian dari toko buku tersebut. Ada banyak sekali novel dengan penulis yang terkenal, aku benar-bener merasa bersemangat.
Aku ambil salah satu buku dari deretan rak yang ada. Saatku baca sinopsisnya, aku sangat terharu dan suka banget sama isinya. Benar saja penulisnya, Tere Liye! Seorang penulis yang telah menerbitkan berbagai macam karyanya yang sangat menginspirasi, begitu renyah dan menguras emosi saat membaca buku miliknya. Lalu aku putuskan untuk membelinya.Saatku sudah tepat berada di depan kasir untuk membayar. Astaghfirullah... aku mulai khawatir, deg-degan, karena tak kunjung menemukan dompet yang biasa aku letakan di tas ku.
"Baik, mba jadi totalnya 85 ribu"
Aku tersenyum sembari terus mencari dompet di dalam tasku.
"Sebentar ya mba" jawabaku dengan wajah pucat.
Keringat dingin mulai keluar bercucuran dari tubuhku, Yaa Allah, Bella harus gimana ini. Masa iya harus dicancel. Kan malu, apalagi dibelakang sudah banyak orang yang mengantri di belakang.
"Biar saya saja mbak yang bayar, jadi totalnya berapa? Terdengar suara seseorang yang saat ini berada di samping kiriku.
"185,Mas dengan dua buku" jawab mba kasir
"Oke, makasih mba" Jawab pemuda itu.
Kemudian pemuda itu memberikan buku yang aku ingin beli tadi.
Saat aku memasukan buku tersebut ke dalam tas, mendadak aku menemukan benda kecil yang hari ini membuat aku malu kuadrat. Ketemu! Tapi telat heuheu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astaghfirullah, Aku?
Kort verhaalBerkisah seorang gadis yang mulai menyukai lawan jenisnya. Namun dia belum cukup umur untuk merasakan hal tersebut. Dan sampai pada akhirnya dia ingin menjalin suatu hubungan. Namun untung saja keluarga dari gadis itu sangat peka terhadap isi hati n...