1

45 6 5
                                    

"Aku mau es krim, Galang si manusia serigala!." Rengek gadis yang sedari tadi merajuk di dalam mobil. Sedangkan sang pengemudi hanya menggelengkan kepala dan memeletkan lidahnya, membuat si gadis semakin murka.

"Kamu lagi pilek Vionaku sayang."

"Ngga usah panggil gue sayang, lo panu semut!." Kesalnya membuat Galang terkekeh.

Viona ini keras kepala. Dia saja sedari tadi tarik-ulur ingus, tapi terus meminta es krim dan Galang tau jika Viona makan es krim maka akan banyak porsi yang ia habiskan. Bukannya Galang takut bangkrut, tapi ia tak mau pileknya Viona semakin menjadi.

"Gue loncat nih ya dari mobil kalo ngga beli es krim!." Ancam Viona.

"Loncat aja. Belakang kita bus loh. Paling kalo kamu loncat, terus kelindas bus. Ih, tragis banget sih. Nanti pasti ada berita, Viona sang dewi Mutiara Bangsa yang di puja para cogan, meninggal dunia karena loncat dari mobil kekasihnya karena tak di belikan es krim, lalu terlindas bus. Sungguh tragis sekali pemirsa." Galang bergidik ngeri membuat Viona menelan salivanya.

"Lagian ini masih pagi, Sayang. Toko aja pada baru buka. Tunggu pileknya sembuh ya?." Galang mengusap puncak kepala Viona, membuat Viona mengangguk lemah karena ia masih membayangkan bagaimana jadinya jika ia loncat sungguhan.

                          *****

"Woy, bayar kas! Pada ngindar mulu lo kaya orang susah aja!." Teriak Viona sang Bendahara killer abad ini. Penghuni XII IPS 1 ini menyesal telah milih Viona yang luarannya lemah lembut, kalem dan baik hati jadi bendahara. Karena nyatanya ia bisa sangat kejam melebihi ibu tiri. Seperti pelajaran kosong kali ini, Viona langsung melancarkan aksinya keliling meminta uang kas yang seminggu hanya sepuluh ribu.

"Heh toa! Followers instagram gue ngurang satu nih karena denger suara lo!." Deya si selebgram abal-abal bersuara, namun Viona hanya memeletkan lidahnya pada Deya.

"Oh iya, Followers lo kan cuma sebiji, berkurang satu ya abis dong." Cibir Dinar si tomboy tapi berhati Hello Kitty.

"Heh lo bandar togel! Bayar kas sini. Pasti udah untung banyak kan lo?." Tagih Viona pada Beni si bandar togel. Ia sih tak tau pasti Beni ini bandar togel atau bukan, tapi teman-temannya bilang begitu jadi ia percaya saja.

"Wuah, tau aja sih Viona cantik kalo gue udah untung banyak. Nih ya, pas." Viona pindah sasaran ke kerumunan lelaki yang entah menonton apa di hp Davin si raja mesum.

Braaakk!

Viona menggebrak meja yang di kerumuni itu, membuat para lelaki ini terkejut bahkan ada yang latah. Sungguh tak gentle.

"Bayar kas lo semua, atau gue colok mata kalian biar ngga bisa liat yang mesum-mesum lagi." Ancam Viona.

"Cium dulu baru bayar." Goda Davin.

"Wah, lo mau main-main sama gue? Berdiri lo!." Semuanya menatap Davin seolah mengingatkan untuk tak main-main dengan Viona yang seringkali menendang masa depan lelaki yang mengganggunya. Itu sudah sering terjadi pada teman sekelas Viona atau kelas lain yang mengusili dan mengganggu Viona.

"Eh enggak-enggak. Nih ya gue bayar, tapi lo langsung pergi. Oke Viona yang baik hati?."

"Oy cabe! Bayar kas sini, itung-itung pertebal amal. Jangan pertebal dempul mulu lo!." Cibir Viona pada geng cabe di kelasnya. Mereka tak pernah tersinggung oleh ucapan Viona karena berdebat dengan cewek bar-bar, nyablak, pecicilan dan setia kawan ini, sangat di rugikan karena pasti kalah. Tapi bagaimana pun Viona di sukai banyak orang karena sifatnya yang ramah dan mudah bergaul.

KALI KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang