7

14 3 0
                                    

"Ini apa sih woy! Kenapa gue di tarik-tarik kaya kambing!" Viona tak henti-hentinya menggerutu karena ulah Deya, Dinar dan Tiva yang langsung membawanya pergi begitu bel istirahat berbunyi. Jika tujuannya ke kantin sih tak apa, tapi Viona tau ini bukan arah ke kantin.

Dan benar dugaan Viona, mereka membawanya ke lapangan basket yang sedang di pakai anak-anak basket untuk latihan. Apa iya teman-temannya membawa Viona hanya untuk menonton tim basket latihan? "Woy! Kenapa kita kesini sih? Gorengan Budhe lagi nyoy banget nih." Bukannya menjawab, Deya, Dinar dan Tiva malah melambai-lambai kan tangannya ke para pemain basket itu, membuat Viona semakin bingung.

Seorang pria berbadan tegap dengan keringat di tubuhnya mendekati mereka dengan senyum karismatiknya. Setau Viona dia adalah ketua timnya. "Dey, itu siapa ya namanya? Ah iya, Firman ya? Eh, apa Dino? Eh, Abdul ya?"

Deya menatap sebal ke Viona yang memang hobi mengganti nama orang seenaknya. "Jauh amat lo mbak. Nama dia Rizki kali!"

"Hai semua. Kenapa?" Tanya Rizki.

"Yang gue bilang kemarin di kelas Ki." Ucap Tiva yang memang satu kelas dengan Rizki. Tapi Viona di buat bingung dengan Rizki yang tiba-tiba tersenyum padanya dan untuk membalasnya Viona hanya bisa tersenyum kikuk.

"Wah, masa ada gajah terbang sih." Heboh Dinar yang membuat Viona langsung menatap keatas.

"Halu lo keterlaluan banget sih Nar. Mana ada......... Lah, pada kemana?" Viona celingukan mencari teman-temannya yang entah menghilang kemana. Ini sebenarnya ada apa sih? Siapa pun tolong jelasin ini semua ke Viona biar dia ngga kaya orang bego.

"Hay Viona. Gue Rizki." Viona menghentikan aksi celingukan nya dan menjabat tangan Rizki yang terulur padanya. Tapi kepalanya masih menanyakan maksud semua ini.

"Ah iya Rizki. Lo pasti udah tau gue kan?"

"Tau lah. Siapa yang ngga tau Viona Vevila primadona di Mutiara Bangsa. Bahkan orang luar pun pada tau."

"Ah, sa ae lu."

"Duduk Vi, pegel nanti kalo berdiri terus." Viona mengangguk dan ikut duduk di sebelah Rizki di bangku yang tersedia di pinggir lapangan.

"Lo bukannya ketua ekskul modeling Vi?"

"Iya." Jawab Viona seadanya.

"Kapan pergantian pengurus? Kan kita udah kelas 12."

"Belum tau, gue lagi ngga mikirin ekskul dulu."

"Basket juga belum tau kapan mau pergantian."

Ada yang nanya emang? Apa angin lewat sekarang berbunyi pertanyaan? -Viona.

"Oh gitu?"

"Iya gitu."

"Ah iya Vi, gue turut berduka cita atas kepergian nya Galang ya. Tenang Vi, Tuhan baik kok."

"Iya, i know. "

"Lo suka olahraga apa Vi?"

"Ngga suka olahraga." Viona mulai jengah sodara-sodara sekalian.

"Olahraga bagus loh buat tubuh. Kebanyakan orang sekarang ngga peduli sama kesehatan tubuhnya sendiri, apalagi..... "

"Rizki, gue ada urusan nih, pergi dulu ya. Nice to meet you. "

Viona memakan mie ayamnya dengan kesal, bahkan sesekali ia melirik sinis ke teman-temannya yang hanya cekikikan melihat aksi ngambek dari Viona. Sekarang Viona tau maksud tujuan teman-temannya mempertemukannya dengan Rizki. Apa-apaan Viona di comblangin gitu.

KALI KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang