Lose You

136 6 6
                                    

"Namaku Jung Hyemi."

Samar-samar aku mendengar tiga kata yang terlampau pelan. Suara itu membangunkanku, namun kedua kelopak mataku sangat enggan untuk dibuka. Perlahan tapi pasti, kurasakan tangan mungil itu menyusuri tiap lekuk wajahku. Memberikan rasa yang sangat nyaman dan hangat.

Beberapa saat kemudian aku masih bergeming, dengan sadar aku mengetahui jika Ashlyna memperhatikanku dalam waktu yang cukup lama. Kemudian, gadis itu lolos dari pelukanku lalu memunggungiku.

 Kemudian, gadis itu lolos dari pelukanku lalu memunggungiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini aku membuka mataku dan berbalik memperhatikannya. Namun, ia kembali diam untuk beberapa saat, seperti ada sesuatu yang mengusik pikirannya dan aku tidak tahu apa itu.

Sejujurnya, pagi ini sangat indah. Aku begitu bahagia karena aku dapat melihatnya disaat aku membuka mata. Aku memutar memori semalam dan lagi-lagi rasanya ini semua bagaikan mimpi bagiku.

Aku tersenyum, secara refleks tanganku beralih memeluknya erat. "Morning, sweetheart." Aku menyapa.

"Morning." Dia membalas sambil tersenyum.

Aku memandang wajahnya lekat-lekat. "Kau cantik." Tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata itu padanya.

Ashlyna terkekeh pelan. "Aku tahu."

Kami terdiam setelah itu. "Apa rencanamu setelah ini?" Ashlyna bertanya kepadaku setelah beberapa lama keheningan kami.

Aku berpikir sejenak. Ini adalah percakapan berat di pagi hari bagiku. "Kembali ke London."

Ashlyna mengangguk pelan, namun aku sadar jika matanya memancarkan kekecewaan yang cukup dalam. "Kau ingin aku tinggal? Sehari lagi mungkin?" tanyaku padanya.

"Apa bisa?"

Aku menggeleng. "Tentu saja tidak." Dan lagi-lagi dia semakin terlihat kecewa. Aku terkekeh pelan, kucubit hidung mancungnya. "Aku tidak bisa tinggal sehari lagi, Jung." Aku menjeda. "Aku harus kembali ke London. Bersamamu."

"Bersamaku?" tanya Ashlyna bingung.

"Hmm." Aku menjawab malas.

"Tapi kenapa?"

"Kau akan tahu nanti," jawabku sambil mengecup keningnya.

Ashlyna tidak meresponku. Gadis itu beranjak turun dari ranjang. "Mau kemana?"

"Mandi." Dia menjawab, lalu melangkah meninggalkanku.

Aku bangun dari posisiku dan duduk di tepi ranjang. Kurasakan jika kepalaku agak pening akibat wine yang kuminum semalam. Kemudian aku berdiri dan memperhatikan ranjang yang menjadi saksi cinta kami.

Aku tertawa pelan, kini kakiku membawaku menuju balkon. Sesampainya di sana, udara pagi yang sejuk menyapaku. Aku terhanyut dalam pikiranku tentang Ashlyna. Aku sangat mencintai gadis itu, aku ingin membawanya ke London menemui keluargaku dan memperkenalkannya sebagai calon istriku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang