Prolog - Spring's morning I always remember you

4.2K 411 11
                                    




'don't be afraid, you gonna be okay'

"it's okay, beautiful dancer"


●●●


Park Jimin x Min Yoongi

Romance - AU!Ballerina

Rated 13+



Pjm 13 tahun / 23 tahun
Myg 7 tahun / 17 tahun


●●●

I tightly fastened my shoelaces and ran off with my dreams
Even now, my dreams haven't changed




Pagi hari di musim semi memang selalu hangat, Yoongi menyukainya. Saat dimana di pagi hari pun dia bisa mendengar kicau burung, kesukaannya. Biasanya dia akan berjalan berkeliling, menikmati hangat terpaan sinar Mentari pagi hingga kaki-kaki kecilnya kelelahan dan merengek untuk meminta istirahat.

Tapi di hari sepagi ini, dia sudah terduduk di depan grand piano tua milik keluarganya. Pandangannya menunduk, dengan mata terpejam. Semalam, dia bermimpi. Tentang seorang anak kecil, penari ballet yang Indah.

Satu tarikan nafas, agak panjang, matanya terbuka. Menatap dari jarak 2 meter piano yang tertutup kain putih itu. Pikirannya melayang, merangkai partikel-partikel ingatan di dalam galaksi otaknya. Sudah lama terakhir piano itu dimainkan. Mungkin justru piano itu rusak karena termakan usia.

Dia bangkit, menarik kain putih yang menutupi piano itu. Senyum simpul, masih sama seperti biasanya. Dia selalu tersenyum jika menatap piano itu. Perlahan tangan kecil, pucat nan lentik itu bergerak. Menyentuh tuts putih berjajar yang ada di depannya. Kemudian terdengar lantunan pelan sebuah melodi sederhana.

Yoongi bisa memainkan melodi yang lebih rumit kalau dia mau, tapi dia tidak mau. Dia ingin memainkan melodi yang sedang dimainkannya saat ini.

Sejenak melodi itu melantun, senyum simpul terukir dari sang pelantun melodi itu lagi. Membuka kembali lembaran memori yang telah bermuseum di dalam benaknya. Kenangan usang seperti kaset hitam putih tua, tentang piano ini, dirinya, kenangannya, dan-

-dia.

Dia yang dulu hadir dalam hidupnya.

Dia yang dulu tiba-tiba datang disaat semua orang pergi menjauh.

Dia yang dulu selalu duduk di sampingnya untuk melengkapi lantunan melodi yang kurang.

Dia yang dulu-

-telah mengisi hatinya.

Yoongi ingin bersedih, tentu. Dia sangat merindukan sosok itu, malaikatnya. Ballerina-nya.

Sosok yang selalu datang menjelang pertengahan hari.

Sosok yang selalu datang dan membawa sepatu cadangan.

Sosok yang selalu menyentil hidungnya saat dirinya terlalu fokus pada papan tulis kecilnya.

Yoongi ingin menangis, saking rindunya. Rindu setengah mati hingga rasanya benar-benar akan mati. Karena rindu itu, dia tidak tahu kapan akan terobati. Sudah cukup lama sejak sosok itu terakhir datang. Cukup lama hingga dia mengira itu sudah sangat lama.

Tangannya berhenti memainkan tuts itu. Teringat akan sesuatu yang ia simpan di dalam almari kayu -yang lagi-lagi tua milik keluarganya. Kakinya menurut saat Yoongi memerintahkannya bergerak menuju kesana. Berjalan seirama yang tak bersamaan.

Disana, dia menemukan sepasang sepatu cokelat kacang yang sudah usang setelah membuka daun pintunya.

Yoongi tersenyum.

Hanya itu satu-satunya benda yang berhasil dia simpan. Karena sosok itu tidak pernah membawa benda lain ketika datang, melainkan hanya sepasang sepatu oxford. Sepatu yang akan membuat bunyi gemeletuk seperti burung pelatuk.

Perlahan tangannya menyentuh sepatu itu. Sangat pelan dan lembut, seakan benda itu akan bisa saja berubah menjadi debu jika terlalu keras menyentuhnya.

Kenangannya berputar acak, lagi. Akan sosok tampan berambut hitam lurus dengan mata hazel, kesukaannya. Yoongi suka saat mata itu hilang karena sosok itu tersenyum atau tertawa. Atau rambut lurusnya yang akan terhempas saat sosok itu mulai meliuk-liukkan badannya.

Sosok itu sangat Indah, bahkan saat Yoongi melihat siluetnya yang menari tersorot sinar Mentari senja. Seperti bayangan hitam yang nyata, sosok itu selalu menari di tempat sinar itu menyorot tubuhnya.

Mengingat sosok itu selalu membuatnya tersenyum. Seperti apa yang dikatakannya dulu, bahwa Yoongi tidak boleh bersedih terus menerus. Sosok itu tidak suka. Yoongi yang murung akan terlihat jelek, katanya.

Lagi-lagi Yoongi tersenyum, sedikit hembusan tawa tanpa suara khas dirinya.

Disamping sepatu coklat itu terdapat sepasang sepatu putih, ukurannya lebih kecil, dan sudah sedikit usang. Beberapa goresan terlihat jelas di beberapa bagian.

Itu adalah sepatunya.

Satu-satunya sepatu ballet yang dia punya. Sepatu yang selalu menemaninya belajar menari sejak dulu -sejak sosok itu datang dalam hidupnya.


●●●

TO BE CONTINUED







___

Halo kesayanganku ♡
Balik lagi nih sama work baru, ini cuma work selingan aja bagi yg nunggu update ff sebelah yg lama up ><

Enjoy ya ♡♡♡♡♡♡

(Jgn lupa vomment, kalo g- hehe gpp kok *canda)

Beautiful Dancer ㅡMy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang