Back to Remember - On the first time I saw you

2.3K 327 51
                                    


Even though you are really beautiful
Why are you showing this sad face and crying?



-Musim Semi, 10 tahun lalu, Yoongi (7th) Jimin (13th)

Yoongi suka menyendiri, penyebab karena terlalu sering menyendiri juga. Selain ibu -yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu- dia hanya terbiasa dengan ayahnya. Padahal ayahnya lebih sering menghabiskan waktu dengan menjadi pelatih akademi tari balletnya. Akademi itu dibuka di lantai satu rumahnya.

Tentang akademi ballet itu, sudah beberapa minggu ini tempat itu mendadak sepi. Mungkin karena Bulan ini sudah memasuki waktu sekolah, maka anak-anak akan fokus pada sekolah mereka. Beberapa mungkin masih mengikuti akademi itu, tapi hanya disaat-saat tertentu seperti akhir pekan.

Yoongi suka melihat saat bagaimana ayahnya mengajarkan teknik-teknik ballet yang Indah itu. Sedikit mengusir rasa bosannya, daripada hanya diam tanpa kerjaan. Tapi hari ini, bahkan ayahnya tidak dirumah. Sekarang ayahnya lebih sering disuruh untuk mengajar ballet di sekolah-sekolah seni yang agak jauh dari rumahnya.

Dan hanya seperti ini yang dia lakukan saat menunggu ayahnya pulang dari mengajar di sekolah.

Duduk, diam, dan bermain dengan papan tulis kecilnya. Menggores kapur putih itu hingga tertulis beberapa huruf.

'윤기는' (Yoongi sedang)

Kemudian dia menghapusnya, mengganti kata itu dengan kata yang lain.

'기다려' (Menunggumu)

Kemudian dengan seulas senyum dia menghapus kata itu lagi dan menuliskan satu kata terakhir.

'압바' (Ayah)

Senyum itu semakin lebar. Bahkan senyum itu sampai membuat gigi-gigi kecil rapinya terlihat. Yoongi selalu suka menuliskan kata-kata di papan tulis kecilnya. Benda kotak yang berpasang dengan kapur itu selalu menjadi hiburannya kalau dia sedang bosan.

Tap! Tap! Tap!

Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara sepatu bergema di koridor rumahnya. Apa ayah sudah pulang? Batinnya. Yoongi langsung berdiri, meninggalkan papan kotak kecilnya di atas kasur, dan setengah berlari menuju sumber suara.

Akan sangat menyenangkan jika ayah benar sudah pulang. Ini bahkan masih bisa dibilang pagi karena jam masih menunjukkan pukul 10.30.

Tapi siluet yang dia tangkap dengan netra nya bukanlah siluet sang ayah. Siluet itu pendek, walaupun lebih tinggi dari dirinya sendiri, bukan seperti siluet seorang pria dewasa seperti ayahnya.

Itu siluet anak laki-laki.

Yoongi melirik dari celah pintu yang sedikit terbuka, celah pintu menuju ruang latihan yang ada di serambi depan rumahnya.

Disana, Yoongi melihat seorang anak yang sedang memakai sepatu oxford nya. Anak itu memakai kemeja putih lengan pendek dengan celana kotak-kotak selutut. Yoongi belum terlalu jelas melihat bagaimana wajahnya, karena sinar Mentari musim semi memang menyilaukan.

Siluet itu mulai bergerak, sedikit merenggangkan tubuhnya untuk pemanasan, kemudian mulai menggerak-gerakkan tubuhnya mulai dari kaki, tangan, hingga seluruh tubuhnya.

Siluet itu menari

Katakanlah Yoongi terpesona, memang. Dia bahkan tidak bergerak sama sekali sampai sosok siluet itu selesai menari. Apa yang tertangkap Netra matanya terlalu Indah untuk dia lihat.

Hingga saat sosok siluet itu sadar akan keberadaannya yang berdiri mematung di belakang pintu. Cukup membuat Yoongi terkejut, hingga dia sangat gugup saat siluet itu semakin berjalan mendekat ke arahnya.

Yoongi berlari, entah apa yang membuatnya justru memilih berlari daripada menemui siluet yang sempat membuatnya terpana. Bahkan saat siluet itu memanggilnya dengan keras, Yoongi masih berlari.

"Hey!"

Sosok itu berhasil meraih tangannya, membuat Yoongi seketika berhenti dan berbalik. Dan dia melihatnya, wajah dari siluet itu.

"Kenapa kau berlari?"

Yoongi bergumam 'indah' tanpa suara. Matanya beberapa kali mengerjap untuk sekedar meyakinkan dirinya sendiri akan sosok yang ada di hadapannya.

"Apa aku mengejutkanmu?"

Bahkan suaranya mengalun dengan Indah. Suara itu terdengar sangat lembut dan menenangkan.

Yoongi mengangguk kecil. Memang dia terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam rumahnya.

"Hehe, maafkan aku."

Sosok itu melepaskan cengkeraman tangannya pada lengan kecil Yoongi dan tersenyum simpul.

"Aku Park Jimin. Aku baru saja tahu kalau disini ada akademi tari, jadi aku datang. Aku datang dari Seoul, keluargaku akan disini sebulan kedepan karena nenekku sedang sakit."

Yoongi tidak tahu harus bagaimana. Dia hanya mengangguk kecil menanggapi perkenalan dari sosok itu.

"Siapa namamu?"

Yoongi gelisah, tidak tahu harus menjawab apa. Dia bingung bagaimana mengatakan pada sosok di depannya ini kalau dia-

"Maaf, kau- bisu?"

Yoongi mendongak, menatap Netra sosok itu. Yoongi baru sadar kalau mata itu berwarna hazel, Indah.

"Oh maaf! Aku hanya menebaknya saja dan bertanya. Apa aku menyinggung perasaanmu?"

Yoongi menggeleng, masih mendongak menatap seseorang dihadapannya yang lebih tinggi.

"Tak apa. Tidak bisa bicara bukan berarti tidak bisa berkomunikasi, benar kan?"

Yoongi mengangguk untuk persekian kalianya.

Sosok itu tersenyum hangat. Tiba-tiba sedikit berlutut untuk mensejajarkan tingginya. Membuat Yoongi bisa meluruskan pandangannya dengan tetap masih menatap Netra hazel itu.

"Selama sebulan kedepan, maukah kau jadi temanku?"



●●●

TO BE CONTINUED



___

Gimana? Nge-feel g?

G kayaknya :v

Beautiful Dancer ㅡMy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang