Seulas senyum ku kembangkan
Seurat nadi ke renggangkan
Sekelebat memori ku jabarkanEntah apa yang dikata
Kamu bilang bersama untuk kita
Dia bilang kita untuk bersama
Lalu, apa kita akan bersama?
Atau kebersamaan akan kita?Kulihat angin melambai
Gelagat hembusan pohon sakura bergoyangKupikir kita kan sama
Tapi kata memisahkan
Dan alam pun merestui
Bahwa memang bahasa takkan samaKupikir isyarat selalu sama
Tapi, pandanglah angin yang melambai itu
Tak sama dengan hembusan pohon sakuraKamu berbicara.
Tak sama dia berkata.Lalu, kutanya...
Pada batu yang menua di tenggara
Ditengah terpaan angin dan hembusan pohon sakura
Siapa yang benar?
Dan siapa yang kan ku percaya?
Sunyi,Ku tanya lagi pada tanah liat di bawahnya,
Siapa yang kan ku percaya di antara mereka?
Senyap,Lalu, kutanya pada pak tua yang melihatku resah,
Siapa yang benar diantara mereka?Beliau tersenyum, manis "menurutku"
Hingga berucap
Bahasa takkan sama pun isyarat.Kulihat, dia berbalik
Diam sekejap lalu langkah kian di hempaskan demi langkah,
Sunyi dan senyap pun ikut menghilang
Digantikan pemahaman dalam dirikuBiarlah kamu berbicara
Biarlah dia berkata
Yang penting ku kan berucap pada keyakinan ku sendiri...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Cita
PoetryKetika kita mengungkapkan sepenggal kata, diuntai menjadi kalimat. Yang akan mengerti perasaan yang kita miliki. Kala kita mengutai kalimat menjadi sajak sajak dan puisi. Menjadi kalimat penuh curahan perasaan. Dengan sajak dan puisi kita bisa mencu...