Bukan tinta hitam yang kau gores dalam kertas putihku
Melainkan sebuah pensil kelabu yang hanya kau coretkan dalam kertas putihkuSebentar dan sekejap
Tak lama,
Diriku menikmati coretan pensilmu
Kau hapus dengan kapur putih samping dinding rumahku
Bukan lagi kau coret,
Tapi kau lukiskan gambar abstrak diatas coretan pensil kelabu
Berulang kali, berharap dapat memudar lalu hilangTapi kau lupa
Kau hanya pudarkan warna kelabu pensil yang kau hapus dengan kapur putih samping rumahkuKau kira, putih telah menghapusnya?
Tapi putih malah menimbunnya semakin dalamKau kira, kelabu telah berganti putih?
Kau salah ...
kelabu hanya tak terlihat, kelabu hanya bersembunyi dengan baikJadi ingat..
Kelabu tak selamanya buruk dan putih tak selamanya baik
Dan ingat
Aku lebih menikmati pensil kelabu itu daripada putih kapur samping dinding rumahku
..
Kau yang sedang menggenggam kapur putih samping dinding rumahku

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Cita
PoesiaKetika kita mengungkapkan sepenggal kata, diuntai menjadi kalimat. Yang akan mengerti perasaan yang kita miliki. Kala kita mengutai kalimat menjadi sajak sajak dan puisi. Menjadi kalimat penuh curahan perasaan. Dengan sajak dan puisi kita bisa mencu...