3 - A New Home

1 0 0
                                    

Vernon terlihat malas untuk melakukan berbagai aktivitas saat ini.Kamarnya sekarang begitu nyaman dan tenang.Ia menyukai ketenangan bukan dimana anak muda justru menyukai irama musik yang menghentak-hentak.Bahkan selera musik Vernon cenderung mellow.

Ia membuka tirai dan cahaya matahari menyeruak dikamarnya. Vernon tersenyum puas,tempat ini yang ia impikan.Merasa bahwa pilihannya pindah kesini adalah hal yang tepat.

Vernon merebahkan dirinya sesaat setelah ia mendengar suara-suara ditangga.Suara mistis?Vernon yakin karena dua sahabatnya selalu tau dimana ia berada tanpa ia beri tau.

"Lo tau gak Ver...si Putra ngotot rumah lo masih disono.Elah dia kagak tau gua aja..."Jovian melompat kekasur menyerang kasur empuknya Vernon.Ia gak mau tau,Vernon juga sering jungkir balik salto ataupun kayang dikasurnya.

"Yaa mana gua tau anjir...emang lo pikir gua dukun..."

"Mampus ya kalo sehari aja kagak ribut?"Vernon menjitak kepala Jovian.

"Idih galak..."

"Belakangan ini mood gua gak enak.  Lo tau gak gua bete banget sama Indira.Jadi cewek posesif banget, emang dia pikir gua cowok playboy..."
Vernon mengacak rambutnya.

"Cewek emang kayak gitu.Lagian ikutin apa kata dia aja elah napa.Abis perkara..."Putra ngasih solusi terjitu yang menganut paham kalo cewek itu selalu dibenarkan.

"Putusin aja napa...kasian lo Indira lo katain jelek.Emang jelek dari segi apaan?Mirip Laura Theux gitu..."

"Bacot..."Vernon merebahkan diri lalu memejamkan matanya.Ia perlu rileks dari masalah cewek.Sejujurnya Vernon hanya mengenalkan satu cewek pada hidupnya.Aletta...
Aletta perfect dengan caranya sendiri.  Ia ramah dan apa adanya.Aletta juga bukan sosok yang posesif apalagi deket dengan cowok manapun saat ia punya pasangan sendiri.Jangan lupakan rambut hitam lurus Aletta yang membuat Vernon hampir gila ditinggal cewek itu dulu.

Vernon membuka matanya lalu beralih ke jendela.Demi apapun ia benar-benar marah karena Aletta gak akan bisa ia jangkau sekuat apapun ia berjalan.

Tiba-tiba ia menangkap sosok memakai teropong dirumah sebelah. Teropong itu tertuju pada kamarnya dan tentu saja dia!!!

"Pindah rumah udah ada yang ngintip gimana kedepannya lo idup Ver..."Putra ikut-ikutan menengok ke jendela.Jendela kaca dikamar Vernon terlalu lebar sehingga penguntit dengan leluasa beraksi.

"Pake jilbab masih aja stalkeran..." Jovian menertawakan pemandangan dibalik jendela.Sadar kalo ia ketahuan,sipeneropong menghentikan aksinya dan menutup jendelanya.

"Bener-bener menyiksa punya wajah secakep gua..."desis Vernon.Jovian berdecih.

"Untung gua lebih ganteng...jadi biarin aja siVernon narsisan..."Jovian menatap luar jendela.Kamar Vernon serasa kamar hotel berbintang VIP.

"Kalau orang jelek kerjaannya emang banggain diri sendiri..."desis Putra sambil mengscrool layar hpnya.

"Puput mending diam aja deh...gak boleh banyak bacot..."Jovian berkata dengan ekspresi sok imut.

"Lo tuh ya...."

"Kenapa emangnya?Marah?Puput kan cowok gak boleh marah-marah..."

"Anjing lo..."

"Anjing gua?palingan jam segini masih molor.Kalo mau ketemu dia dijam-jam dimana dia gak punya deadline lah...."

Vernon menggelengkan kepala dengan ulah mereka.Beradu mulut emang kelebihan Jovian.

"Ke starbucks yuk...gua lagi gabut nih..."Ajak Vernon sekaligus membuat Jovian berbinar dan tampak sepuluh tahun lebih tua.

"Ayuk..."

VernonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang