5 - Bingkisan Kue

2 0 0
                                    

Vernon menyumbalkan headset ketelinganya lalu mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang gamer. Cowok emang kebanyakan kayak gitu yang hobinya ngegame sampe lupa waktu.Terkadang Vernon diomelin Papanya yang bermulut pedes sepedes gosipan kawin cerai artis.
Kalo soal Mamanya sih,bukan tipe pemarah namun sikapnya bikin kita takluk seketika.Mama Vernon adalah mantan atlet karate yang tatapan matanya setajam samurai yang ada ditv-tv.Makanya Vernon melakukan semua perintah Mama ataupun Papanya dengan benar.Karena seorang Vernon mampu merasakan sakitnya kekejaman orangtua saat Vernon pertama kali ke-gep merokok. Makanya Vernon perlu kehati-hatian untuk mengatasinya.

Ia menghempaskan badannya diatas kasur empuk.Sudah jam lima lewat dan ia menghentikan aktivitasnya untuk segera mandi.Vernon lebih suka mandi lebih awal karena ia merasa fresh dan siap melakukan apa saja setelahnya.

Ia mengguyur seluruh badannya dengan shower lalu mengkeramasi rambutnya dan melakukan hal-hal yang wajar untuk mandi semestinya. Perlu diketahui,Vernon menyukai saat-saat ia mandi karena ia lebih tenang dan mampu menjernihkan pikirannya.

Ia menghampiri lemari dan memakai celana selutut berwarna hitam serta kaos oblong berwarna putih.Vernon lalu turun kebawah sambil mengelap rambutnya dengan handuk kecil.

°•●●•°

Nadila membawa dua bocah itu sambil menenteng bingkisan kue ke sebuah rumah yang sangat mewah kontras dengan rumah Nadila yang sederhana dan apa adanya.

Teras rumah dilengkapi dengan tanam-tanaman hias.Jangankan tanaman hias,semak belukar pun ogah ditanam Nadila karena setiapkali menanam bunga,ujung-ujungnya mampus.

Oke fix...
Itu terlalu lebay...

Nadila meneguk ludahnya.Ia grogi untuk memasuki rumah yang berdiri megah itu.Nadila mesti menjaga sikap didepan Mamanya Putra. Siapatau sekalian bisa jadi mama mertua.

"Ayo Tante...ngapain bengong sih..." Ifa menarik tangan Nadila.Nadila memantapkan jiwanya sepenuh raganya untuk memasuki istana itu.

"Lets go..."bisik Nadila lalu mengikuti langkah Ifa yang duluan mengucapkan salam.Soal ketemu orang baru,Ifa jagonya.Ia lincah dan mudah berteman sayangnya Illa harus menjadi bocah suka nyolot,manja,dan dingin bertemu orang baru.Makanya Nadila ngerasa sifat Illa itu adalah turunan dari dia.

Back to topic aja deh...

Seseorang membukakan pintu setelah sekian lama diketok-ketok diiringi ucapan salam.Menampilkan sesosok wanita tangguh dengan tinggi semampai.Nadila jadi malu,tingginya hanya sebahu wanita itu.

"Waduh...pasti anaknya Bu Rosa ya? Ayo masuk..."ucapnya ramah. Penilaian pertama Nadila tentang wanita itu langsung lenyap.Ia mengira tetangga barunya itu adalah sosok yang angkuh,sombong,dan beribu-ribu kejelekan lainnya lewat satu tatapan.

"Eeeh...iya Tante.Makasih..."Nadila duduk diikuti Ifa dan Illa.Lalu menyodorkan kue tart stroberi buatan Bundanya.

"Dibawain kue segala.Tau aja Tante doyannya kue tart stroberi..."ujar sang tuan rumah.

"Buset...ceplas ceplos amat nih emak-emak.Bilang gak usah repotrepot napa..." Batin Nadila dengan tersenyum kikuk.

"Aaaa...ada Kak Sovia..."Jerit Illa sambil menunjuk gadis kecil kira-kira berusia enam tahun.

Nadila kaget.Alamat idupnya hancur kalo Illa teriak-teriak kayak gitu.

"Illa...gak sopan..."Nadila menyikut Illa.Namun malah menyikut angin saat sikembar udah ngumpul dan bermain congklak dengan bocah yang namanya Sovia.

VernonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang