Cinta adalah penghubung yang menyambung antara manusia dengan manusia, manusia dengan makhluk lainya, dan manusia dengan tuhannya. Cinta dalam islam adalah upaya (Berkah) Tuhan (Allah) dalam menyelaraskan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam bentuk lain agar bisa dirasakan oleh makhluk nya. Sifat yang akan mampu menjadi peneduh untuk makhluk-makhluknya dalam beribadah kepadanya.
Ketika cinta adalah bentuk lain dari sifat Ar-Rohman dan Ar-Rohim yang dimiliki Tuhan (Allah) , cinta seharusnya bisa menjadi sesuatu yang paling mendasar seperti "Bismillahirrahmanirrahim" dalam Al-Qur'an yang menjadi inti dari Kebesaran Tuhan. Hakikat "Cinta" yang menjadi landasan dalam berfikir dan bertindak. Landasan dalam setiap pekerjaan atau aktivitas yang mau kita lakukan. Cinta yang tak kenal pamrih, alasan, dan kepentingan diri sendiri yang mencinderai esensi cinta itu sendiri (Beribadah dan mengamalkan sifat-sifat Allah).
Dalam konteks yang sama "Cinta adalah keberkahan tuhan, yang harus diamalkan", Usman Arumy menulis ;
"Ketika kau mencintai seseorang, memberikan cinta ini untuk perempuan, memberikan seluruh nafas ini untuk perempuan, maka kau tak berhak meminta kepadanya agar menyerahkan hatinya kepadamu. Karena sebenarnya Tuhan lah yang memberikan cinta itu kepada perempuan itu hanya saja melalui hatimu. Hatimu kepanjangan hati tuhan untuk memberikan cinta itu kepadanya. Harusnya kau sudah cukup bahagia, meski tak terbalas sekalipun. Karena kau masih dipercaya tuhan untuk mengantarkan cintanya kepada perempuan itu, Kalaupun terpaksa meminta balasan cinta, harusnya kau meminta kepada Tuhan bukan kepada perempuan itu. Tugasmu hanya mencintai, mengantarkan cinta tuhan kepada perempuan itu. Soal ia terima atau tidak itu bukan urusan mu lagi".
Usman seperti menyadarkan kembali bahwa sebenarnya cinta ini datang dari Tuhan (Allah) dan dititipkan kepada makhluk-makhluknya agar mereka bisa saling mencintai, seperti cinta tuhan kepada hambanya. Jika manusia merasa belum mendapatkan keberkahan cinta darinya seharusnya yang dimintai cinta adalah sumber cinta itu sendiri bukan orang yang dicintainya.
Erich Fromm menjelaskan bahwa cinta adalah suatu kegiatan yang aktif. Aktifitas yang paling jelas dalam kegiatan cinta dan mencintai adalah "memberi". Ketika kau mencintai seseorang maka cinta itu secara otomatis akan menjadi pintu awal dari pemberian-pemberian lainnya. Yang ketika kita telah memberikan sesuatu tersebut, kita tak pernah merasa kehilangan. Yang ketika kita telah mencintai sesuatu atau seseorang, cinta tersebut menumbuhkan perasaan-perasaan lainya.
Kenapa mencintai harus Ikhlas.
Karena dengan ikhlas cinta itu benar-benar sampai pada sesuatu yang kita cintai. Pesan-pesan cinta melalui laku, kata dan rasa yang kau berikan kepadanya menjadi berkah untukmu dan untuk sesuatu yang kau cintai. Cinta sudah tak memiliki alasan lagi. Dirimu melebur bersama cintamu dan cintamu hidup dengan caranya sendiri.Sebagai kalimat terakhir dari tulisan ini. Budayawan Sujiwo tejo mengatakan "Banyak orang pacaran, seabrek orang menikah, tapi cuma segelintir yang sempat mengalami cinta."