Malang Yang Tak Lagi Ramah Dengan Senja Bahkan Do'a.

21 1 0
                                    

Sore ini cerah, tak seperti biasanya.
Pukul 17.00 waktu itu, yang langit lagi indah-indahnya.

Sebentar saja, siapa sih manusia yang tak ingin menikmatinya.
Mungkin sekian detik saja, ingin waktu ini berhenti.
Dengan tenang dan nyaman.
Memandang ke barat semua. Menghormati kuasa sang pencipta.

Tapi lain dengan waktu itu.
Tak ada yang seperti itu ditempatku berdiri.

Bising kendaraan membius kami.
Satu persatu manusia berbaris berantakan.
Mengejar sesuatu, yang aku gagal memahami apa yang sebenarnya mereka kejar mati-matian.

Beberapa detik berlalu dan detik lainnya pun berjalan.
Ada suatu yang terdengar disisi lain bisingnya kendaraan.
Tuhan memangil kita lewat suara manusia utusannya.
Berkali-kali, berbarengan, disana-sani.
Aku yakini itu jelas sekali.

Tapi lain dengan waktu itu.
Ditempat aku berdiri.

Manusia dengan kendaraan masing-masing.
Masih berbaris berantakan.
Lagi-lagi aku gagal memahami.
Apa yang sebenarnya mereka kejar mati-matian.

Sore itu, Malang yang tak lagi ramah dengan senja bahkan do'a.

Malang, 15 Maret 2018

ENTAHLAH HANYA INGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang