Hari hari pun berlalu. Dan gua sudah berpikir matang matang untuk nembak dia besok, di dekat lorong sekolah. Gua diam diam memberi tahu ke temen temen kelas, bahwa besok gua bakal nembak Isma, terutama juga temen temennya dia. Supaya besok dia ga boleh pulang duluan. Dan teman teman pun berkata " oke ".
Woofff, gua menarik napas panjang. Takut semua kemungkinan terburuk terjadi. Semoga besok tidak terjadi hal buruk. Aminn
Keesokan harinya..
24 Maret 2012" Kukuruyuukk "
Alarm gua sudah berbunyi, waktunya bangun dan berangkat menuju sekolah. Sesampainya di kelas, gua lihat Isma sudah sampai duluan di kelas. Dan gua masuk kelas, melihat teman teman yg lain menatap gua. Seakan memberi semangat,
" good luck bro "
Selama pelajaran pun seolah olah tampak biasa saja, seperti tidak akan terjadi apa apa.
" Teeeeettttt "
Akhirnya bel sekolah pun berbunyi. Padahal gua masih menulis materi materi yg sangat banyak di papan tulis. Dulu tuh gua orangnya males banget nulis materi, sumpah. Sekarang malah rajin bet nulis wattpad. Hehehe
" Hey, Isma. Itu si Tulloh mau ngomong berdua tuh sama lu, di lorong. Lu tunggu disana aja gih "
" Hah ? Ngomong apaan sih ? "
" Udah kesana aja dulu "
Temennya dia pun langsung menarik tangannya menuju lorong.
Sementara itu, gua masih sibuk menulis. sepertinya sedikit lagi akan selesai.
Dan akhirnya catatan materi kampret ini selesai gua tulis, dan gua langsung memasukkan semua buku buku dan alat tulis yg masih berceceran di meja dan segera gua masukkan ke dalam tas. Dan gua pun langsung lari ke luar kelas menuju lorong.Terlihat dari ujung lorong, tampak Isma sudah berdiri menyender di tembok lorong. Gua pun langsung menghampiri nya dengan nafas seperti peserta lari maraton.
" Hai, maaf ya bikin kamu nunggu lama "
" Hehe, gapapa kok. Kamu ngos ngosan banget, tenanging diri dulu deh kamu "
Dan gua mencoba fokus dan menarik nafas panjang. Belum sempat gua menenangkan diri. Isma tiba tiba bertanya sama gua.
" Oh iya, kamu ngajakin aku kesini. Mau ngomong apa? "
" Deerrrr "
Seakan ada petir menyambar di siang yg terasa terik. Gua pun mulai gugup dan tegang.
" Isma, aku mau ngomong sesuatu sama kamu "
" Iya ngomong aja Tulloh "
Siang itu pun langsung terasa panas. Seakan tak ada angin yg berhembus.
" Aku suka sama kamu. Kamu mau ngga jadi pacar aku ? "
Isma pun terdiam.
Hening pun tercipta cukup lama.
Dan akhirnya sepatah kata pun muncul dari bibir manisnya." Hah? Kamu serius? "
Isma mengucap dengan agak lantang.
Ohh shitt, mendengar nya pun saja gua gemeteran. Gua takut, sesuatu hal terburuk akan terjadi. Dia akan membenci gua. Menjauhi gua.
Setelah gua berpikir dalam otak gua yg kacau ini, gua pun menatap matanya dan berkata lirih." Sssserriiuuuu ... "
" Mau "
Belum sempat gua menyelesaikan berbicara dia langsung menyambar ucapan gua.
" Hah serius? "
" Iya aku mau, Tulloh "
Dia pun tersenyum lepas. Dan refleks, gua langsung mengangkat kedua tangan gua. Sambil agak berteriak,
" yeaaaaayyy "
Gua sama dia pun tertawa bersamaan. Haha
Akhirnya dia pun pulang, meninggalkan gua. Dan gua pun berjalan ke gerbang sekolah dibelakang nya. Sambil menari nari ga jelas gitu. Hehe.Dan gua pun menghampiri teman teman geng gua yg sudah menunggu gua di angkot langganan yg suka ngetem. Gua liat keadaan angkot sudah penuh. Akhirnya mau tidak mau gua harus merasakan yg namanya gandul ( berdiri di pintu angkot ).
" Bang jalaaann bang "
Gua berkata dengan semangat nya.
" Bruuummm bruuummm bruuummm "
Akhirnya angkot pun mulai menancapkan gigi nya dan berjalan perlahan.
Ketika angkot nya berjalan dengan perlahan, ternyata melewati Isma yg sedang berdiri menunggu angkot yg kosong. Mungkin karena saking senengnya ketika lewat, gua berkata padanya," aku duluan yaaa "
Dia pun menjawabnya agak lirih, sambil melambaikan tangannya,
" iya, kamu hati hati. Takut nanti jatuh "
Tiba tiba temen temen se geng gua yg berada duduk di dalem angkot seketika berteriak,
" cieeee ".
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, Musik dan Cinta
RomanceSebuah perjalanan dua orang yg saling mencintai dan jatuh cinta pada musik