Ga Bisa Jawab

13 1 0
                                    

Suatu hari di pojok depan kelas ...
Gua menghampiri Isma dan gua duduk dibawah sambil nyender ke tembok. Sambil iseng menggerak-gerakkan jari, gua pun berkata,

" Ini gurunya kemana sih? Belum dateng juga. Padahal aku kan udah ngerjain PR nya dari semalem. "

" Hmm tumben. Biasanya juga ngerjain di sekolah. "

" Hehehe "

" Itu kenapa kuku jempol pada panjang semua gitu ? "

" Iya buat main gitar "

" Halah, alasan aja kamu. Sini aku potong. "

" Ehh jangan, sayang tau udah panjang "

" Apansi sayang sayang "

" Duuuhh, maksudnya sayang banget kalo kuku nya di potong, kan udah panjang "

" Ah bodo amat "

Tiba tiba tangan gua ditariknya. Dan Ia pun mengambil sebuah jepitan kuku. Dan akhirnya gua merelakan kuku gua dipotong.

" Ih masa motongnya ga rata gini sih? "

" Biarin, biar kamu dirumah nanti diberesin lagi "

" Hmm lagian kamu kayak guru piket, pake periksa kuku segala "

Gua pun balik lagi ke tempat duduk gua. Belum sempat gua nyampe di kursi gua, tampak pintu kelas terbuka. Dan benar saja, Pak Kur (guru TIK ) mulai memasuki ruangan kelas. Dan gua mulai duduk di kursi gua.

" Oke anak anak, kumpulkan PR kalian, dan hari ini Ulangan Lisan "

Sontak, seisi kelas terkejut dan panik. Termasuk juga gua. Haha.

Untungnya semalam gua sudah belajar. Jadi gua siap, jika ada ulangan dadakan.

" Oke siapin di depan meja bapak, dua kursi. Lalu bapak akan memanggil dua orang untuk menjawab pertanyaan dari bapak. Mengerti ? "

" Mengerti pak "

" Oke yg bapak panggil namanya harap maju ke depan "

Seketika kelas mulai hening dan tegang. Anak anak kelas memulai membaca mantra mantra mereka. Seperti nya mereka berkata seperti ini,
" Plis kek, jangan sebut nama gua. "

" Jangan gua, jangan gua, jangan gua. "
" Pahit pahit pahit pahit "

Pak Kur pun mulai melihat lihat daftar nama siswa.

" Yg namanya Tulloh, maju ke depan "

Oh shitt, kenapa diantara banyak nya siswa, gua yg kepilih maju duluan.

Dan mereka semua, bola matanya langsung tertuju pada gua, seakan memberi semangat.

" Mampus lu "

Gua anggap kalimat temen sebangku gua ini, sebagai penyemangat.

" Ya pak. "

Gua pun mulai berjalan ke depan, dan duduk di bangku yg sudah disediakan. Suasana menjadi hening. Sangat sunyi.

" Oke Tulloh, sekarang kamu jawab pertanyaan dari bapak. "

" Ya pak. "

" Siapa penemu komputer ? "

" Charles Babbage pak "

" Oke betul "

" Sekarang pertanyaan kedua. Jelasin sejarah komputer "

Waduuuhh kempret. Butuh jawaban yg panjang sekali. Dan terlihat Pak Kur sudah mulai bete menunggu jawaban yg belum keluar dari mulut gua. Pak Kur pun mulai memanggil nama berikutnya untuk duduk di kursi satu lagi.

" Isma Istiqomah, ayo maju "

"Duaarrr" makin ngeblank saja otak gua ini, mendengar nama Isma yg dipanggil ke depan. Isma pun maju perlahan dan duduk di kursi samping gua. Dan sontak, seluruh seisi kelas ricuh berteriak,
" Cieeeeee "

Oh shit, kenapa badan gua kaku seperti ini. Sebenernya gua sudah menemukan jawaban dari pertanyaan Pak Kur, tapi karena mereka berteriak, akhirnya semua jawaban itu hilang dari kepala gua.

" Hey, gausah berisik. Ada apa sih kalian berisik? "

Salah satu temen pun nyeletuk,
" Mereka pacaran pak "

Oh shit, rasanya ingin sekali gua hajar anak itu. Kenapa dia se-cepu itu. Faakkkk. Haha.
Gua dan Isma pun terdiam.

" Ayo Tulloh, jawab pertanyaan bapak tadi. Jelaskan sejarah komputer. "

" Saya ga bisa pak. Terlalu panjang. Saya ngga hafal "

Rasanya ingin cepat cepat berdiri dan balik ke tempat duduk gua semula.

" Yaudah karena kamu ga bisa jawab pertanyaan, sekarang balik ke tempat duduk kamu, Tulloh "

"Baik Pak. Terimakasih. "

Akhirnya gua balik ke tempat duduk gua. Dari arah tempat duduk gua, terlihat seperti nya Isma bisa menjawab semua soal  pertanyaan dari Pak Kur. Dan akhirnya ia pun berdiri sambil tersenyum.

Aku, Kamu, Musik dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang