Suatu pagi, gua sedang mengerjakan PR di dalam kelas. (Sumpah ini bocah bader banget). Dari kejauhan tampak Mario (bukan Bros ataupun Teguh) berjalan mendekati kelas. Setelah ia sampai di depan kelas, ia berbicara agak keras sambil memegang lembaran kertas.
" Woi, nih gua dapet brosur rumah hantu Ki Ageng, yang terkenal itu loohh "
Sepertinya anak anak kelas mulai tertarik dan mulai mengambil brosur itu.
Karna kondisi gua yg sedang dikejar kejar waktu, karna PR gua belum selesai. Gua pun menghiraukan apa yg sedang terjadi di sekitar. Tiba tiba dari arah depan pojok kelas, Isma menghampiri gua." Tulloh, yuk kita ikutan masuk rumah hantu juga. Temen temen yg lain pada ikut loohh "
" Tapi aku belum pernah masuk ke rumah hantu, Isma "
" Yah, bilang aja kamu takut kan? Hayoo ngaku "
Gua pun langsung terdiam, ketika dia bilang seperti itu. Dan gua pun menghentikan sebentar goresan pulpen nya di buku, dan berkata.
" Aku ngga takut. Oke aku ikut "
" Naahh gitu dong "
Gua pun hanya bisa menjulurkan lidah dengan mata juling. Dia pun tertawa.
Satu minggu pun berlalu ...
Dan 8 orang temen temen sepulang sekolah sudah menunggu di gerbang. Gua masih saja menulis materi materi kampret di akhir jam pelajaran telah usai. Isma pun menghampiri,
" Eh Tulloh, ayo cepetan. Yg lain pada nungguin kamu. Ayo kita berangkat ke rumah hantu "
" Iye selow Nona "
Gua pun langsung membereskan peralatan tempur gua ke dalam tas, dan langsung bergegas menuju gerbang sekolah.
" Yuk let's go "
Gua berkata sambil lari ke arah temen temen yg sudah menunggu cukup lama. Dan akhirnya kami berangkat.
Setelah sampai di tempat rumah hantu. Gua pun terkejut dan berbicara ke Isma.
" Lah aku kira rumah hantu, rumah kosong beneran. Ternyata wahana rumah hantu "
" Kenapa ? Kamu belum pernah masuk juga? Kamu takut ? "
" Engggaaa "
" Hehehe "
Setelah membeli tiketnya, akhirnya kami bersepuluh memasuki wahana rumah hantu. Kamu pun berbaris satu satu. Isma berdiri di baris kedua. Dan gua berdiri di baris kedelapan.
" Saat nya kalian uji nyali "
Penjaga loket pun, mempersilakan kami masuk. Hawa horror pun mulai terasa. Backsound seram pun telah terdengar. Kami pun berjalan perlahan.
Setelah sekitar 3 menit kami berjalan, Mario yg berdiri dibaris paling belakang tiba tiba langsung lari ke depan sambil berteriak," Ada yg ngikutin di belakang "
Sontak saja, kami bersepuluh pun kaget dan berlari. Belum lagi Isma dan teman temannya di depan. Sudah berteriak teriak menjerit.
" Woi selow aja, itu kan emang petugasnya yg sebagai hantu "
Mereka pun tidak menghiraukan ucapan gua, karna sudah keburu lari duluan. Sambil mereka lari mencari jalan, gua sibuk mencari dimana Isma. Gua pengen liat muka takutnya dia. Hahaha.
" Tulloh aku takut "
" Makanya jangan suka nantangin orang "
" Iya iya maaf "
Langsung ia memegang tangan gua, dan merangkulnya sambil berjalan. Dan tampak di depan temen temen sudah panik, karena tidak bisa menemukan jalan keluar. Situasi pun makin mencekam. Dan akhirnya salah satu dari mereka menemukan jalan. Mereka pun langsung ngibrit. Gua pun mengikuti mereka dari belakang, bersama Isma yg sudah gemetar. Dan akhirnya mereka melihat secercah sinar, yg tanda nya permainan ini akan berakhir. Dan akhirnya kami pun keluar. Gua pun keluar sambil merangkul Isma yg ketakutan. Sedari tadi ia masih menutup matanya.
" Hey Nona, ini sudah berakhir "
" Beneran? Aku buka mata nih "
Ia pun membuka matanya perlahan, dan gua berkata lirih padanya,
" Taaraaaaaa "" Ih kamu apaan sih "
" Kamu tuh yg apaan, masa kamu yg ngajakin, kamu yg takut. Ahaha "
" Iya iya maaf "
Mukanya langsung jutek. Gua cuma bisa ketawa. Hahaha ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, Musik dan Cinta
RomanceSebuah perjalanan dua orang yg saling mencintai dan jatuh cinta pada musik