part-14

3.7K 224 44
                                    

Seluruh keluarga sedang mengalami ketegangan yang tak terelakkan. Tak satupun dari mereka yang rela menunggu kabar di rumah yang membuat suatu lorong arah ruangan dokter kandungan suatu rumah sakit begitu terasa sesak.
Rose dan Chanyeol ada di dalam untuk pemeriksaan,sedangkan yang diluar saling menggenggam tangan dan menenangkan diri sendiri.

Krieeet.....

Suara pintu di buka, tanpa ekspresi Chanyeol dan Rose keluar dari ruangan itu, wajah mereka tidak berekspresi sama sekali. Mama Chanyeol segera menghentikan langkah Chanyeol dan menodongnya dengan pertanyaan.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Mama, semua orang si situ juga menatap Chanyeol dan Rose dengan tatapan penasaran. Teman-teman Rose menggenggam erat tangan dan merangkul hangat tubuh Rose. Tapi tak ada jawaban yang terucap dari mulut Chanyeol. Dia hanya berjalan melewati mamanya.

Spontan melihat sikap Chanyeol semua segera menetap ke rose. Seakan kembali bertanya pada Rose, tapi sama seperti Chanyeol, Rose meninggalkan semua orang dan berjalan menjauh bahkan meninggalkan Chanyeol di belakangnya.

"Ayo kita tanya pada dokternya saja!" Kata lisa mengintrupsi karena geram.

Sesegera mungkin mereka mencoba masuk ke dalam ruangan dokter. Tapi saat baru Ibu Rose, Mama Chanyeol ,kak Yoora, Jisoo dan Lisa yang masuk Mama segera menutup pintunya.

Para laki-laki dan jennie yang tertinggal di luar pun hanya bisa mendesah kesal.

""""""""""""""""""""""
"Ayo Rose minum susunya." Kata Ibunya sambil mengetuk lirih pintu kamar Rose. Ya,kamar Rose. Bukannya kembali ke rumah ibu mertuanya Rose lebih memilih kembali ke rumah orang tuanya. Ia hanya terdiam di kamar selama hampir tiga hari, sedangkan Chanyeol suaminya memilih menginap di ruang kerjanya di kantor.

Tak sedikitpun dari mereka saling memberikan kabar. Orang tua Chanyeol sama gelisahnya dengan orang tua Rose, mereka bahkan hampir membakar kantor anaknya karena lelah selalu membujuk nya untuk pulang.

"Setidaknya minum susunya, kamu tidak banyak makan beberapa hari ini, itu tidak baik untukmu." Suara Ibu masih terus terdengar dengan halus. Perempuan di dalam hanya diam sambil menutup tubuhnya menggunakan selimut. Persetan dengan cuaca di luar yang panas,ia hanya merasakan hampa.

"Berangkatlah pemotretan,kontrakmu sudah menumpuk. Kasihan menegermu selalu kena marah oleh klien."







"Bagaimana?" Tanya ayah Rose dari belakang tubuh Ibu rose.

Gelengan lemas ditunjukkan oleh ibu. Keduanya kembali menghela nafas untuk kesekian kali. Ayah merangkul pundak ibu dan membawanya untuk turun ke lantai satu.

Baru saja mereka mendudukkan pantatnya di sofa ruang keluarga mereka mendengar suara langkah kaki dan aroma parfum yang begitu mereka kenal. Dengan cepat keduanya membalikkan tubuh dan melihat sang putri tengah berdiri sambil memegang tas kecil di tangan kanannya. Keduanya tersenyum dan berdiri dan segala memeluk sang putri dengan hangat.

"Aku mau ke tempat pemotretan." Kata Rose sambil tersenyum tipis. Betapa tenangnya hati orang tua rose melihat senyum sang putri. Mereka hanya mengangguk sambil membalas senyum itu.

Rose berjalan keluar dari rumah dan segera menaiki mobilnya. Kecepatan mobilnya normal,dan ia nampak baik-baik saja.

Orang tua Rose kembali duduk di sofa sambil saling bersandar. "Bagaimana dokter bisa melakukan hal seperti itu? Padahal dia juga adalah saudara dari Jisoo."

"Setidaknya katakanlah hal yang baik. Dia hanya diam dan meninggalkan kita di ruangannya."

"Nanti pada akhirnya mereka berdua juga akan mengatakan yang sebenarnya."

FREEHATIN - ChanRoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang