Cerita Rakyat : Legenda Pulau Natuna

2.8K 71 0
                                    

Menurut legenda, penghuni pertama Pulau Natuna Besar adalah Demang Megat. Alkisah, ada seorang anak yang terbawa hanyut sebatang kayu. Anak itu, menurut kisah, berasal dari Siam (Thailand). Kala itu pulau tersebut belum bernama.

Air laut yang menghanyutkan kayu itu kemudian mendamparkannya di sebuah pulau. Entah atas kekuatan dari mana tiba-tiba anak itu berubah besar dan berbulu. Dialah yang kemudian disebut Demang Megat. Oleh Wan Tarhusin, warga Natuna yang mengisahkan legenda itu, Demang Megat juga memiliki kekuatan dan kesaktian. 

Demang Megat, yang menjadi penghuni pertama Pulau Natuna Besar itu, kemudian menikah dengan seorang putri Kerajaan Johor bernama Engku Fatimah. Kala itu Engku Fatimah tengah berlayar menuju gugusan Kepulauan Natuna dan kemudian mendarat di pantai Pulau Natuna Besar. Di bawah sebuah pohon besar bernama bungur di pulau itulah Engku Fatimah bertemu dengan Demang Megat. Karena saling terpikat, mereka kemudian menikah dan tinggal di pulau itu. 

Dari nama pohon tempat pertemuan antara Engku Fatimah dan Demang Megat itulah tanah atau pulau itu kemudian disebut Bunguran. Pernikahan itu berjalan langgeng dan merupakan berkah bagi Engku Fatimah. 

Sebelumnya ia telah 40 kali menikah, tetapi tak berapa lama setelah menikah suaminya selalu meninggal. 

Hanya bersama Demang Megat perkimpoian Engku Fatimah bisa langgeng. Oleh Kerajaan Johor, Demang Megat kemudian digelari Datuk Kaya. ”Gelar itu diberikan untuk yang pertama kalinya, dan gelar itu merupakan gelar tertinggi,”

Keberagaman itu membuat Natuna menjadi makin kaya. Tidak hanya karena sumber daya alam yang dimilikinya dan segala potensi kelautan yang menjadi anugerahnya, tetapi juga kekayaan latar belakang warga yang mendiaminya. Sejarah, legenda, dan nama kemudian menjadi latar belakang yang menjadikan apa yang terjadi saat ini makin berurat-berakar.

Umumnya, legenda mengisahkan tentang pertemuan aneka suku bangsa di tempat yang baru dan tak bernama. Di Natuna, saat ini pertemuan itu makin mendapat makna karena perjumpaan lebih banyak budaya, suku, dan bangsa, yang tentu saja diharapkan makin memperkaya Natuna.

Komposisi etnis kabupaten natuna pada tahun 2000 berdasarkan sensus penduduk.

Etnis: 
Melayu = 85,27 %
Jawa = 6,34 %
Tionghoa = 2,52 %
Minangkabau = 0,70 %
Batak = 0,50 %
Bugis = 0,38 %
Banjar = 0,14 %
Lain-lain = 4,15 %

🤗🤗 🤗 🤗🤗
Terima Kasih

Kumpulan Cerita Rakyat Dan DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang