9. A sweetest lie

30 3 0
                                    

Di sebuah sudut taman kota terihat bunga warna-warni ikut menari bersama angin yang sedang asik berlalu lalang. Zayn dengan pakaian joggingnya, kepala tertutup hodie, dan tidak lupa earphone yang di kaitkan di kedua telinganya, sambil bersiul siul mengikuti alunan musik dari iPod. Berlari dengan peluh mengucur deras dari celah-celah rambut dan wajahnya, tidak menyurutkan semangat Zayn sama sekal.

Di kost-an Zayn terlihat kosong, di ujung meja terlihat benda pipih yang berbunyi memanggil tuan rumah untuk mengangkatnya.

Joy calling...

sayangnya Zayn tidak ada di tempat, karena ponsel tidak di bawa karena sedang di-charge

....

Aku masih melangkah ringan dan riang di jalanan kota. Tapi mendadak kakiku terhenti sejenak. perahtianku mengarah pada sebuah toko kue. Ku pandangi etalase kue yang memajang beberapa kue dengan hiasan menarik.

tiba-tiba tubuhku bagai membeku, kilasan kenangan langsung menyerbu ingatanku.

Dua tahun lalu... lilin nan sama seperti yang tertancap pada kue itu menjadi momen ku saat merayakan ulang tahun usia ke-15.

Siang setelah pulang sekolah aku dan Lyra dan teman teman ku lainnya berkumpul di sebuah ruangan basecamp berukuran 3×4 m, namun aku melarang Lyra menyalakan lilin.
"Lau, kok belum dinyalain lilinnya?" kata salah seorang temanku yang tak sabar menunggu.

"Yaelah guys kayak gak tau aja!"Lyra melanjutkan.

Tiba-tiba pintu terbuka sepsang kaki dengan sepatu kets pria melangkah masuk. Seorang remaja laki-laki berpakaian kotak-kotak dan celana jeans muncul memasuki ruangan. Kebahagiaan lengkap sudah dan siap untuk menyalakan lilin ulang tahun.

Masih di depan toko kue, aku mengusap air mataku yang nyaris saja menetes.

Di mana dia sekarang?

Mendadak ponselku berbunyi. Aku langsung tersadar dari lamunanku.

Joy Calling...

Yes Joy calling. ucapku dengan ekspresi senang.

"Eh laki lo tuh kemana aja di telpon gak diangkat?" ucap Joy dengan nada meninggi.

"Laki? yaelah Joy kayak engga tau aje lu, gua kan gak punya laki."

"Alah si Zayn." sahutnya.

"ha?, dia bukan laki gua... paling jam segini dia lagi jogging,, ntar juga di telpon balik." jawabku.

Dengan spontan aku jauhkan ponselku dari telinga karena mendengar suara Joy yang nelepon lalu tiba-tiba marah-marah kayak cewek lagi PMS hari pertama.

"oh iya Lau," ucap Joy,"it is the best part."

"Ha?" tanyaku kebingungan.

PREEETTT

"Suara apaan tuh?" tanyaku penasaran dengan suara yang menggelitik tadi.

"Ha? suara yang mana? oh yang tadi? itu tadi suara burung."Kata Joy sambil meremas perutnya. Saat itu dia memang lagi di kamar mandi.

Kemudian ia melihat ada kecoak merayap di kakinya, dengan spontan ia teriak ketakutan sambil loncat-loncat, tak sengaja ponselnya lepas dari pegangannya dan plung terjun bebas ke dalam lubang toilet bersama dengan limbah perut yang telah ia buang.

"Halo?Joy?Halo?" celotehku. namun tidak ada jawaban dari Joy.

"Haduh rese bener pake nyebur segala ni ponsel" keluhnya.

Memory Love "Katika Takdir Berkata Lain."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang