Aku balik, hehe.
Baekhyun berjalan dikoridor dengan memegang sebuah surat, tidak hanya satu tapi lima buah surat yang dia dapatkan dari laci mejanya.
Isinya hanya tertulis sebuah peringatan tentang hal-hal yang Baekhyun sendiri tidak percayai. Tapi semenjak dia terjatuh dari tangga tadi, barulah dia sadar bahwa surat itu asli.
Jadi dia membagikan ke Mino, si tukang palakin orang culun. Kedua dia membagikannya ke guru yang tidak dia sukai Kim saem. Dan terakhir orang gila yang tak punya otak, Park Chanyeol. Sisanya dia letakkan lagi didalam lacinya, hanya untuk berjaga-jaga kalau ada orang yang tidak dia sukai.
Setelah selesai menaruhnya di tas masing", dia pergi menemui Irene untuk makan bersama. Jinyoung sedang tidak masuk, dikarenakan demam tinggi yang dia dapatkan tadi malam.
"Hei Baek, pulang nanti bisakah kau menemaniku?" tanya Irene setelah mereka mendapatkan meja.
Baekhyun mengangguk, "Kau mau kemana?"
Irene terlihat tersenyum malu, sedang Baekhyun merotasikan matanya melihat tingkah laku sepupunya ini. Jadi dia berniat menggodanya, apakah benar sepupu lemotnya ini memang memiliki pacar atau gebetan.
"Ekhem, siapa namanya? Apakah dia ganteng sepertiku?" dia memulai.
"Namanya Jaehwan, dan ya dia tampan dan juga suaranya merdu."
Baekhyun memicingkan matanya tidak suka, ditatap begitu Irene gelagapan. Pasalnya Baekhyun itu tidak suka jika ada orang dengan suara merdu dari dia sendiri.
Egois emang.
"Ma-maksudku suara milikmu masih jauh lebih merdu dibanding... dia." suaranya mencicit hingga akhir. Baekhyun mengangguk puas.
Irene menghela nafasnya beruntung sekali pikirnya. Mereka menghabisi makanan mereka, setelahnya berjalan bersama dengan Irene yang masuk pertama dikelas XI-1 dan Baekhyun di XI-3.
.
.
e)(o
.
."Kau terlihat aneh hari ini." pernyataan Bangchan membuat Chanyeol menaikkan satu alisnya, terlihat dia sedang bingung.
"Maksudmu?" tanya Chanyeol seraya menghisap sebuah rokok yang dia selipkan diantara kedua jarinya lalu menghembuskan asapnya diudara.
Mereka sedang berada di markas yang mereka buat sendiri, tentunya dibelakang sekolah.
"Begini, kau terlihat sedikit memikirkan sesuatu, atau seseorang. Aku mengenalmu sejak kita kecil, bukan satu hari atau seminggu aku mengenalmu."
Chanyeol terdiam, lalu kembali menghisap dan menghembuskan asap rokok itu.
"Baiklah kalau kau tidak ingin menceritakannya, kalau kau ingin menceritakan itu kau tau aku berada dimana." Bangchan menepuk pundak Chanyeol lalu pergi memasuki kelas karena bel sudah berbunyi.
Chanyeol membuang rokok yang dia pegang, lalu berdiri dan berjalan memasuki kelas tanpa perduli bahwa guru sedang menerangkan didepan.
Guru itu terlihat cuek juga, bukan takut dengan Chanyeol melainkan sudah malas menghadapinya. Jika dia disuruh keluar, pasti dia sangat senang dan keluar dengan senang hati pula.
"Baiklah, jadi ujian akhir akan segera berlangsung sekitar 3 bulan dan saya tidak menginginkan kalian tidak lulus. Persiapkan diri kalian dalam 3 bulan kedepan."
Chanyeol serta gengnya hanya menghela nafas malas, sedangkan si pintar Taemin mengangguk semangat.
Jadi setelah bel pulang berbunyi, Chanyeol menaruh buku catatannya kembali didalam tas dan pergi. Anak buahnya mengikuti dari belakang.
Omong-omong dia hanya membawa satu buku catatan serta satu pulpen saja, tidak ada paket atau apapun itu. Tasnya seperti tas selempang, jadi itu sedikit kecil.
"Hoy, kau pikir kau lebih tampan dariku? Aku sudah diperebutkan banyak laki-laki dan wanita disini, kau pikir kau tampan?" itu suara Jackson kepada Jhonny, biasalah mereka sering seperti ini.
"Kami duluan, sampai jumpa bro." salam Bangchan dan lainnya, berjalan kearah berbeda.
Chanyeol, Jackson dan Jhonny melanjutkan berjalan. "Chan, minta rokokmu, punyaku habis." ucap Jhonny.
Chanyeol berhenti, merogoh saku celananya dan tidak menemukan benda itu, lalu dia merogoh isi tasnya berniat mencari rokok yang biasanya dia miliki lebih.
Bukannya rokok yang dia dapat, melainkan sebuah surat.
"Wah, ternyata ketua geng kita ini memiliki penggemar." ucap Jackson jenaka.
Chanyeol mendelik. "Kau pikir orang setampanku tidak mempunyai penggemar? Hus sana kalian."
Mereka mencebik, berjalan kearah berlawanan, tidak jadi meminta rokoknya. Chanyeol lalu membuka surat itu. Dia membaca isinya sampai habis, tidak percaya apa yang dia baca. Dan seketika sebuah mobil datang dari arah sampingnya menabrak dirinya.
"BOSS." kata itu yang terakhir dia dengar sebelum akhirnya pingsan.
.
.
e)(o
.
.Pagi itu sangatlah ribut, kalian bisa mendengarkan gosip sana sini dan hanya satu orang yang tidak perduli akan hal itu.
Yang ia perdulikan adalah ketika dia melihat sang Ketua OSIS duduk dilapangan bermain gitar dan menyanyikan lagu yang dia sukai, dikelilingi beberapa temannya dan beberapa adik kelas perempuan yang duduk dilantai.
Baekhyun, berdiri dibalik pohon hanya untuk menikmati dunianya. Orang itu, Shim Changmin kakak kelasnya yang begitu tampan dan mempunyai senyuman yang teramat manis.
"Hai, kemarilah." Changmin berteriak dan melambai-lambaikan tangan kepadanya. Baekhyun tersenyum lalu melambaikan tangan juga, dia berniat menuju kesana tetapi tidak jadi karena ternyata Changminnya memanggil Do Kyungsoo, anak kelas sebelah.
Seketika dunianya runtuh, dia berpura-pura memegang pohon dibelakangnya agar tidak kentara karena malu. Lalu dia lari menuju kelas.
"Fuck, itu tadi sangatlah memalukan."
TBC
segini dulu aja ya:( maaf weh ga memuaskan, maaf telat update.
mind to vote and comment?
bubay:*
KAMU SEDANG MEMBACA
[iii]. Senior + ChanBaek
Fanfiction"Tidak tau aturan duta kesiswaan seorang Park Chanyeol?" Cup! Baku/YAOI/BL/BXB/Dirty Talk. copyrights ⓒ 2019 by baekets.