3. Surabaya dan Kegilaan

117K 13K 412
                                    

Kesi menggeret kopernya dengan tidak semangat, wajahnya ditekuk saking kesalnya. Di sebelah Kesi berjalan Rangga dengan senyun sumringah, kaca mata hitam bertengger di hidungnya. Rangga terlihat tampan dan bahagia, berbanding terbalik dengan Kesi yang terlihat kesal tapi tetap cantik.

"Senyum atuh Neng. Ntar dikira orang gue ngajakin lo kawin paksa lagi," kata Rangga yang memang selalu gak punya filter di setiap kata-kaganya.

Kesi mendelik sebal dan memilih bangku panjang yang masih kosong. Dia berusaha keras untuk tidak terpancing dengan Rangga.

"Ya ampun Neng. Ini Abang dianggurin? Padahal apel lebih enak Neng," Rangga menjawili lengan Kesi.

"Jadi lo minta diapelin anak perawan Mas?" Kesi yang memang sudah dari sananya bawel akhirnya kalah juga.

Rangga tertawa kecil, dia berhasil memancing Kesi buka suara. "Uluh-uluh si Eneng galak pisan," celoteh Rangga.

"Lo tu orang Betawi Mas, gatal nih telinga gue dengarnya."

Rangga tersenyum tipis. "Lo suka roti buaya kan Kes? Mau gue bawaain roti buaya gak Kes?" Rangga memulai aksinya kembali.

"Bawain buaya aslinya aja!" ucap Kesi asal.

"Gue bawain beneran ya. Awas kalau lo gak mau gue kawinin," ancam Rangga.

Kesi menatap Rangga dengan wajah mencibir. "Lo tuh buaya darat," cibir Kesi.

"Buaya itu hewan paling setia Kesi cantik. Itulah kenapa di Betawi roti buaya sebagai antaran."

"Ya udah lo kucing garong Mas."

"Rawr!"

Kesi menepuk bahu Rangga saking kesalnya dengan duda itu. Bayangkan Kesi harus terjebak dengan Rangga untuk dua hari ke depan. Baru berapa jam saja rasanya Kesi ingin kabur dan merewind permintaannya kemarin.

"Gini amat sih nasib gue. Dinas bareng duda sengklek," keluh Kesi.

"Eh gue duren Kes. Duda keren, banyak cewek yang ngantri buat gue kawinin," kata Rangga dengan kepercayaan diri tinggi.

Kesi menatap Rangga malas. "Ya udah kawin sono buruan. Biar itu burung punya sangkar," ucap Kesi asal.

Rangga tertawa terbahak-bahak dia tidak menyangka Kesi yang polos sudah terkontaminasi. "Gue maunya lo Kes," Rangga berucap saat telah berhasil meredakan tawanya. "Lo tau Kes. Gue beneran awet muda kalau nikah sama lo," lanjut Rangga.

"Gue mati muda kalau nikah sama lo Mas!"

"Ah masa sih Kes? Gue diam-diam gini punya bisnis Kes."

"Lo kira gue Calya? Diiming-iming duit langsung ijo," karena kesal Kesi menggigit pundak Rangga.

Rangga terpekik kaget dan berkata, "Anjir! Lo kalau mau gigit-gigit nanti di hotel aja."

Baru saja kesi ingin membalas cuapan Rangga, tiba-tiba matanya menangkap sosok yang baginya tidak asing. Seorang pria yang sudah cukup lama mengisi hati dan hari Kesi.

"Mas Andi!" seru Kesi memanggil pacar yang justru asik bercengkrama dengab seorang perempuan.

Hati Kesi berdesir atas apa yang baru saja dilihatnya. Matanya tiba-tiba memanas, apa lagi saat si perempuan memanggil Andi dengan mesra.

"Siapa dia sayang?"

Rangga yang melihat kejadian itu paham apa yang sedang terjadi. Andi terlihat panik dan kaget karena tidak menyangka bahwa dia akan bertemu Kesi. Memang beberapa hari ini mereka tidak berkomunikasi karena permasalahan test drive.

That's Why : I Marry Crazy Duda (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang