Setelah sekitar 15 menit berlalu, akhirnya Saga memarkirkan mobilnya tanda kita sudah sampai di tujuan.
"raa mau kemana dulu?" Tanyanya sambil melepas sabuk pengaman, begitupun aku.
"Terserah aja," jawabku seadanya.
Saga malah tertawa dan mengambil ponselnya, "jangan ngomong terserah ra, kita kan baru kenal. Gue mana tau apa yang lo suka,"
"Yaudah jalan dulu aja, nanti kalau ada yang menarik gue ngomong," lalu kita keluar dari mobil.
Lalu berjalan menelusuri jalanan yang penuh dengan makanan-makanan, aku mulai tertarik dengan ice cream khas turki.
Aku tiba-tiba berenti saat melihat pedagang yang sedang melayani pembeli seorang anak kecil.
"Heh awas," kata Saga sambil menarik pinggangku. Ternyata ada segerombolan remaja yang sedang tertawa tidak jelas.
Mungkin jika urat maluku putus, aku akan berteriak kesenangan sambil loncat-loncat hanya karna Saga menarik pinggangku. Tapi untung saja aku masih memiliki malu, aku berusaha senetral mungkin.
"Eh? Pipi lo merah itu," katanya, membuat aku langsung membuang muka kembali kearah ice cream turki tadi.
"Mau?" Tanya Saga, aku menggeleng, "kenapa?" Tanya Saga lagi.
"takut emosi," jawabku seadanya.
"Yaudah cari yang lain aja ayo," katanya sambil merangkul pundakku, mungkin agar aku tidak salah fokus lagi. Untuk yang kedua kalinya, aku dibuat berteriak dalam hati oleh Saga.
***
Saga membeli koran, untuk dijadikan alas untuk aku dan dia duduk dibawah. Ya karena tempat ini seperti alun-alun dan tidak sepi, bahkan bisa dibilang ramai, aku dan Saga memutuskan untuk duduk di bawah saja.
Aku sudah membeli makanan dan minuman, sementara Saga hanya membeli minuman saja.
"Nah udah, sini duduk," kata Saga sambil menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya.
Aku segera duduk disebelahnya dan mulai memakan makananku, "gapapa kan duduk dibawah gini?" Tanya Saga membuat aku menoleh bingung kearahnya.
"Emang kenapa?"
"Biasanya Clara suka ngambek kalo gue ajak ke tempat ginian, kali aja semua cewe sama,"
"Santai aja kali, nggak semua cewe sama,"
Saga mengangguk setuju dan meminum minuman yang sedari tadi ia pegang.
Tak lama Saga mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi game online, "mau nyobain ga?" Tanya Saga sambil menyodorkan ponselnya kepadaku.
Aku tersenyum, "gua juga maen ko, cuma emang kalo lagi gaada kerjaan aja," jawabku, dia terlihat terkejut.
"Serius? Gila sih, biasanya Clara marah kalo gua tawarin main game beginian,"
"Kenapa sih nyamain gue mulu? Kan gue bukan Clara,"
"Iya deh sorry, mabar ga?" Tawarnya, aku menggeleng. Dia mengangguk mengerti karena aku belum menghabiskan makananku.
Aku mendengar suara dari ponselnya.
'First Blood'
'Double Kill'
'Triple kill'
'Maniac'
"Kecilin kenapa Ga, banyak orang. Gamalu apa?"
Saga tidak menjawab, melainkan langsung mengecilkan volume ponselnya.
***
Saga kembali menitipkan ponselnya kepadaku, dan kembali meminum minumannya yang belum habis.
"yeer, mau curhat deh gua," katanya
"Curhat aja," jawabku masih memainkan ponselku.
"hp nya atuh, serius nih," aku segera memasukan ponselku kedalam tas, dan menoleh kearah Saga.
"Iye iye, kenapa?"
"ra sebenernya gua pengen putus deh sama Clara," katanya, kulihat matanya serius menatapku.
"kenapa gitu?"
"lu liat postingan temennya ngga? Dia lagi jalan sama Samuel. Penasaran dong gue, ya gua tanya lah dia lagi dimana. Ternyata dia boong, dia malah jawab dia lagi nemenin mamanya masak, dan ini udah yang ke 2 kali nya doi kaya gini. Yang pertama, gue pura-pura nggak tau dia jalan sama temen abangnya,"
"yauda putusin aja," kataku dengan enteng, Saga terlihat menimbang-nimbang pertanyaanku.
"Kesannya jahat banget gue mutusin cewe duluan,"
"Ya engga lah, kalo cewe lo yang salah, mau gimana lagi? Tapi menurut gue sih selama bisa diomongin baik-baik ya diomongin aja," dia mengangguk mengerti setelah mendengar saranku.
Aku dan Saga lanjut mengobrol sampai tidak terasa karena sudah pukul stengah sepuluh malam, aku mengajaknya pulang karena sudah cukup untuk hari ini.
***
Bintangnya jangan lupa dipencet ya, hehe ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated (proses revisi)
Fanfiction[proses revisi] disini aku hanya menceritakan kisah rumit-ku bersamanya. • Saga dan Vayeera •