bagian 5

174 13 6
                                    

Happy reading guys

Siang ini tidak terlalu panas, melihat langit yang berubah menjadi gelap pertanda hujan akan turun sebentar lagi. Angga membalikkan badannya namun ia terkejut melihat keberadaan amanda.

"apa?" tanya angga dingin

"di panggil sama oma, di suruh makan" jawab amanda kemudian berbalik untuk pergi.

"tunggu"

Angga berjalan mendekat ke arah amanda, diraihnya pergelangan tangan amanda lalu meletakan sesuatu disana. Ketika selesai ia pergi begitu saja

Amanda mengernyitkan dahinya.

"gelang?" katanya seraya menatapi gelang yang terbuat dari ulos itu, lalu menegakkan kembali kepalanya menatapi punggung angga memasuki rumah.

Sekarang mereka telah tiba di medan beberapa jam yang lalu, dan kini mereka menginap di rumah omanya angga, lagian omannya angga hanya tinggal berdua dengan suaminya. Terdapat beberapa kamar di sana yang memang di sediakan untuk tamu.

Amanda berdiri sendirian di halaman belakang seraya berpikir ada apa dengan angga, kenapa sikapnya begitu aneh.

Tak di sangka-sangka hujan turun begitu derasnya, membuat amanda terkejut dan berlari tergesa-gesa. Hujan mengenai dirinya membuatnya menggigil kedinginan.

"bagaimana keadaan ayah sama ibumu ngga? Mereka sehat-sehat ajakan?" tanya oma watih, ibu dari ayahnya angga.

Angga meneguk minumannya lalu mengangguk

"sehat kok oma, oma sendiri gimana? Makin cantik aja" goda angga membuat oma watih malu, Ais suaminya oma watih berdehem membuat angga dan yang lainnya tertawa.

"jangan coba-coba ya ngga" peringat Ais bercanda.

Mereka semua berada di meja makan untuk makan siang bersama, saat Watih bertanya di mana amanda, angga menjawab jika amanda sedang berada di halaman belakang melihat bunga-bunga yang ditanam oleh Watih. Jelas saja angga berbohong, ia tahu wanita itu pasti sedang berdiri mematung melihat tingkah angga yang aneh.

"di luar sedang hujan, di mana gadis itu" ucap Watih melihat sekeliling.
"dia belum makan apapun" sambungnya

"belum makan?" tanya angga, Watih mengangguk

"saya akan mencarinya oma" sela Zahra berdiri dari duduknya

"aku temenin ya" kata rendy dibalas anggukan Zahra.

Baru beberapa langkah mereka berjalan amanda masuk dengan pakaian yang basah, membuat zahra panik begitu juga dengan Watih.

"kamu ke hujanan" zahra berlari menghampiri amanda yang memeluk dirinya sendiri.

"yaampun sayang, kamu bisa masuk angin" ucap Watih khawatir.

"oma ke kamar dulu ya ngambil minyak angin, zahra kamu bawa dulu si amanda ke kamar ganti baju" zahra mengangguk dan Watih berjalan ke kamarnya.
                           

****
 

  
Malam ini terasa begitu dingin, mungkin karena faktor hujan dari siang tadi hingga sore belum juga berhenti. Amanda duduk di tepi ranjang menatapi gelang yang ada di tangan kirinya, suara ketukan pintu membuatnya tak fokus dan menoleh kebelakang.

"masuk" ucapnya

Angga masuk seraya membawa secangkir teh hangat, membuat amanda terkejut dan bingung

"nih" angga memberi secangkir teh kepada amanda, lagi-lagi amanda di buat bingung

"apa?"

"ini buatlo" dengan gemas angga menarik tangan amanda untuk menerima teh yang ia bawakan.

Di(A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang